NOBARTV NEWS – Pemusatan latihan Timnas Indonesia di tengah-tengah kompetisi Liga Indonesia membuat pro dan kontra dari beberapa pelatih klub Liga 1. Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan membela Shin Tae-yong dari kritikan-kritikan tersebut.
Diketahui, PSSI telah memanggil 30 pemain muda guna mengikuti TC pada bulan Pebruari ini. Namun tak semua pemain telah bergabung dengan pemusatan latihan yang dipusatkan di Jakarta itu. Beberapa pemain masih membela klubnya masing-masing.
Dua di antara klub yang paling banyak menyumbang pemainnya adalah Persija Jakarta dan Persis Solo. Persija menyumbang sembilan pemainnya dalam TC kali ini. Sedangkan Persis menyerahkan lima pemain.
Banyaknya pemain yang dipanggil di tengah-tengah kompetisi ini membuat pro dan kontra. Pelatih Persija misalnya. Arsitek Macan Kemayoran Thomas Doll merasa kesal karena banyaknya pemain Persija yang dipanggil Shin Tae-yong. Sebab baginya, pemanggilan itu membuat timnya merasa dirugikan.
Saat ini, Persija sedang berada di jalur juara – namun pada kenyataannya mereka harus kehilangan beberapa pemainnya. Di Persija, beberapa pemain muda menjadi pemain inti sehingga Doll merasa sulit untuk menerima keputusan ini.
Berbeda halnya dengan pelatih Persis Solo U-19 Andri Ramawi Putra. Andri mengaku bangga karena banyak pemain mudanya dipanggil dalam TC tersebut. Akan tetapi, pemain Persis Solo yang dipanggil tersebut tidak semuanya berstatus sebagai pemain inti di tim senior Persis.
Banyaknya kontra tersebut membuat Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan pasang badan. Kata Iriawan, pemusatan latihan jangka panjang yang diterapkan PSSI ini tidak hanya dilakukan oleh federasi sepak bola ini (PSSI) saja. Federasi lain juga melakukan hal serupa.
“Pola pemusatan latihan jangka panjang tidak hanya diterapkan oleh PSSI saja. Federasi sepak bola di Asia lainnya juga melakukannya,” kata Mochamad Iriawan.
Iriawan memberi contoh Federasi Sepak Bola Jepang (JFA) yang juga menerapkan pemusatan latihan jangka panjang. Tahun lalu, Jepang melakukan TC jangka panjang hingga ke Spanyol. Menariknya, TC Jepang saat itu bersamaan dengan TC skuad Garuda. Bahkan kedua tim ini hampir bertemu dalam laga uji coba.
“Timnas Jepang misalnya, mereka juga melakukan persiapan latihan di Spanyol. Waktu itu kita nyaris uji coba namun batal karena saat itu skuat Garuda Nusantara masih latihan di Turki,” ujarnya menambahkan.
“Harapan saya dan juga masyarakat pecinta sepak bola tanah air semoga hasil latihan ini dapat Meningkatkan kekompakan antar pemain. Membuat pemain tetap berada dalam performa tertinggi dan inilah ikhtiar kita bersama-sama untuk menghadapi turnamen yang mempertemukan negara-negara terbaik di Asia.”
“Semoga semuanya lancar, amin,” tutup purnawirawan Polri bintang tiga itu.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Harus ada diskusi bersama
Iya betul tapi tetap saja intinya demi kepentingan timnas jadi mau tidak mau ya harus mau melepas pemain
Ibul disisa masa jabatannya masih terus mendukung program timnas respect 👏👏
Padahal ini persiapan untuk kemajuan timnas Indonesia
Harus dievaluasi kenapa banyak yang kritik.
Benar ternyata dia orangnya sangat peduli terhadap sepakbola dan Timnas Indonesia.
Karena semakin tinggi pohon semakin kencang angin nya
Mungkin gara² banyak pemain dari salah satu club yang dipanggil dan harus mengikuti TC dalam waktu yang cukup lama dan karena juga bertepatan dengan masih bergulirnya liga.
Itu yg terbaik untuk garuda muda
Miss komunikasi masalah utamanya
Ketum PSSI terbaik yg pernah ada
Klub-klubnya saja yg goblok tidak tau aturan tidak mau melepas pemainnya
Terutama dari pihak klub pemain yg bersangkutan
Sangat disayangkan Pak Ibul tidak lagi mencalonkan diri sebagai Ketum PSSI, mungkin beliau bisa menang lagi