NOBARTV NEWS – Banyak keputusan kontroversial yang diberikan wasit hingga menjelang partai final Piala AFF 2022. Hal itu menimbulkan reaksi dari pelatih asal Thailand Sasom Pobprasert. Secara blak-blakan, sang pelatih mengatakan Piala AFF adalah turnamen terburuk.
Sebagaimana diketahui, beberapa keputusan wasit di Piala AFF ini menjadi perbincangan hangat sampai detik ini. Banyak sekali keputusan wasit yang dianggap kontroversial dan tak masuk akal.
Di fase grup hingga babak semi-final, masih saja ada kesalahan-kesalahan fatal yang diberikan oleh sang pengadil. Beberapa tim pun secara terang-terangan memprotes kinerja wasit setiap kali sesi konferensi pers dilakukan.
Aktor utama dari beberapa keputusan kontroversial tersebut selain wasit adalah Doan Van Hau. Diketahui, bek Vietnam ini beberapa kali melakukan pelanggaran yang luput dari pandangan dan keputusan wasit.
Di fase grup B kemarin, Van Hau menyikut perut pemain Malaysia Azam Azmi di dalam kotak 12 pas Vietnam. Dari tayangan ulang, Van Hau dengan sangat jelas melakukan pelanggaran namun wasit tetap mengabaikannya.
Berlanjut di babak semifinal antara Timnas Indonesia Vs Vietnam, tiga pelanggaran seharusnya membuat wasit mengeluarkan kartu. Di leg pertama, Van Hau melakukan tekel keras kepada Dendy Sulistyawan dan sempat menendang kaki Ricky Kambuaya di penghujung babak kedua. Namun sayang, wasit lagi-lagi mendiamkannya.
Meski sudah berganti wasit, namun pada kenyataannya keputusan kontroversial itu masih saja terjadi. Di leg kedua Vietnam Vs Indonesia, Dendy lagi-lagi menjadi korban. Kali ini, striker Bhayangkara FC itu disikut di dalam kotak penalti lawan. Namun wasit Yusuke Araki diam seribu bahasa.
Keputusan tak masuk akal juga menimpa skuad Malaysia. Dalam leg pertama antara Malaysia Vs Thailand, tuan rumah sejatinya sudah mencetak gol lewat sundulan. Namun wasit mengaggap itu sebagai sebuah pelanggaran. Dalam tayangan ulang, pemain Thailand tak mendapatkan sentuhan apapun dari pemain Malaysia. Jadi, meskipun sang pemain cidera, namun masuknya bola tersebut seharusnya dihitung sebagai gol. Karena cideranya pemain Thailand itu tak disebabkan oleh ulah pemain Malaysia.
Banyaknya keputusan tak masuk akal ini membuat pelatih asal Thailand angkat suara. Adalah Sasom Pobprasert, pelatih Chonburi FC itu menyebut Piala AFF sebagai program terburuk yang pernah ada. Sasom menyorotinya karena banyaknya keputusan kontoversial padahal VAR sudah diberlakukan di salah satu negara peserta. Seharusnya, sebagai induk sepak bola di Asia Tenggara, AFF sudah menerapkan penggunaan teknologi seperti itu (VAR).
“Piala AFF adalah program (ajang) terburuk. Saya telah melihat negara-negara maju atau turnamen besar atau Liga Thailand sudah menggunakan VAR,” kata Sasom Pobprasert.
“Wasit memiliki banyak penilaian mata yang buruk, bukan hanya dua kali kami tidak mendapatkan penalti, tetapi laga Indonesia dan Vietnam, tim tuan rumah harus mendapatkan penalti,” ujarnya menambahkan.
“Pemain Malaysia berinsiden dengan Doan Van Hao di garis pertahanan Vietnam, di bagian depan area penalti. Bagaimana menjadi tendangan bebas? Apakah ini pertunjukan yang berkembang, atau stagnan?” tutup eks pelatih BEC Tero Sasana dengan sedikit bertanya.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Kurangnya kualitas AFF
Media Thailand anda benar
Gitulah namanya juga sekelas Asean kualitasnya memang jauh dari Eropa, seharusnya FIFA ikut memantau wasit² Asia terutama wasit dari timur tengah, dan memberi sanksi untuk mereka jika berbuat keputusan yang salah.
Liga mafia judi
Terutama masalah kinerja wasit, beberapa kali terjadi hal-hal kontroversi yg luput dari pandangan wasit
Udah kayak Dodolopers saja, pas kalah teriak Settingan, Mafia, liga judi
Tahun lalu sudah ada tindakan untuk menggunakan VAR di piala AFF kira-kira sudah 90%, entah apa alasannya tiba-tiba hal tersebut urung terlaksana
Perlu teknologi yg lebih bagus