NOBARTV NEWS – Winger Timnas Indonesia Egy Maulana Vikri mendapat kritik keras dari salah satu eks pelatih futsal sekaligus pengamat sepak bola nasional Coach Justin. Justin menyebut Egy sebagai sosok pemain egois yang tidak mempedulikan tim.
Diketahui, dari dua laga awal Timnas Indonesia di Piala AFF 2022, Egy sukses mencetak gol di setiap pertandingan. Satu gol Egy ke gawang Kamboja membantu Timnas Indonesia menang 2-1 sekaligus mengemas 3 poin pertamanya. Sedangkan di laga kedua, eks pemain FK Senica itu juga turut mencetak gol ke gawang Brunei dalam kemenangan besar skuad Garuda 0-7 atas sang lawan.
Meski demikian, dari dua pertandingan itu, seharusnya Egy bisa mencetak lebih dari dua gol. Namun pada kenyataannya, ia hanya bisa mengemas dua gol saja. Bukan hanya gol, sejatinya Egy bisa saja mencetak beberapa assist andai ia tidak terlalu egois ketika mendapatkan bola.
Keegoisan Egy bukan hanya dikritik oleh Coach Justin saja. Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong sempat dibuat kesal dengan sang pemain. Usai laga melawan Brunei kemarin, STY meminta Egy untuk lebih bijak ketika berada di atas lapangan. Artinya, pelatih asal Korea Selatan itu ingin Egy mengambil keputusan cepat ketika berada di depan gawang. Apakah ia hendak shooting atau dribbling.
“Bukan memarahi Egy tapi memberikan instruksi kepadanya untuk mempercepat keputusan. Apakah mau dribling atau shooting harus ambil keputusan cepat dan berani,” kata Egy saat itu.
Selain STY, Egy juga sempat mendapatkan hujatan usai laga melawan Kamboja. Saat itu, Egy membuang peluang emas ketika sudah berhadapan satu lawan satu dengan penjaga gawang. Namun saat itu, hujatan tersebut berasal dari netizen Indonesia saja.
Usai mendapat peringatan dari STY – dan merasakan kejamnya jari netizen, kali ini Coach Justin yang jauh lebih blak-blakan lagi.
“Di babak pertama dengan pemain cadangan ini lawan Brunei, it’s poor! Kurang kreativitas, ujungnya crossing-crossing. Iya kalau crossingnya bagus, crossingnya gak bagus. Spaso itu nyaris gak dapat bola, dia kasih 1 assist ke golnya Abimanyu. Itu golnya keren by the way,” kata Justin dalam kanal youtube-nya.
Justin lalu menyebut sosok Egy sebagai pemain yang egois. Egy disebutnya enggan memberikan umpan kepada rekannya – meski ia tidak memiliki ruang untuk mencetak gol.
“Egy di depan ada 200 orang tetap shooting, keblok semua. Terlalu egois. Dia tidak bermain untuk tim. Sesimpel itu,” tambahnya lagi.
Justin mewanti-wanti Egy agar tak melakukan hal serupa lagi. Terlebih, lawan yang akan dihadapinya kali ini jauh lebih sulit yakni Timnas Thailand.
“Lawan Thailand kayak gini selesai lho. Jelas tim utama 1 level minimal di atas tim ke-2,” tutupnya.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Pentingnya pengalaman bermain
Smg kedepanya egy bisa dpt klub yg ngasih bnyk menit bermain
Madura United siap memberikan banyak waktu bermain untuk Egy apabila ia mau bergabung dengan Tim berjuluk Laskar Sapeh Kerrab tersebut.
Tapi jangan balik ke indo.dulu, ntar susah keluar negeri
Iya lebih baik tetap bermain di klub luar negeri, selain fasilitasnya lengkap terus dapat pengalaman bermain lebih banyak lagi.
Ada benarnya yang dibilang coach Justin, dia terlalu egois dan mau cari nama padahal menggiring bolanya aja sering keserimpet atau terbentur pemain lawan, kadang terlalu memaksa dan akhirnya GK bisa melewati pemain lawan.
Kalau mau banyak menit bermain ya di liga Indonesia atau liga Malaysia tapi kalau bisa minimal dia main di liga Thailand
Maksudnya tuh pengalaman bermain lebih banyak lagi untuk mengembangkan kariernya, apalagi dia sebelumnya bermain di Eropa ya lebih baik tetap di Eropa, kalo sering diberi jam terbang terus penampilannya bagus bisa saja dia dilirik oleh klub raksasa Eropa.
Kalo dia main di Liga Indonesia, keknya sulit dilirik oleh klub raksasa Eropa karena sepertinya mereka kurang tahu tentang Liga Indonesia.
Iya egonya masih tinggi.
Masalah kalau di Eropa klub mana yang mau memberikan dia menit bermain full 90 menit? Padahal itupun cuma klub Eropa dari liga kelas sekian tetap aja dia gk diberi jam bermain reguler. Paling realistis dia mengembangkan karier di liga Indonesia dan Malaysia.Dan kalau bisa Thailand.
Tapi semoga jangan di liga Indonesia lah