NOBARTV NEWS – Satu minggu telah berlalu sejak tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan 131 korban jiwa melayang. Ratusan korban luka-luka lainnya masih berada dalam rasa trauma yang mendalam. Tak terkecuali dengan beberapa korban – yang ternyata efek gas air mata yang menimpanya masih terasa sampai saat ini.
Sudah jamak ditemukan dalam beberapa hari terakhir ini, sebuah foto yang menampilkan korban tragedi Kanjuruhan dengan mata memerah. Kuat dugaan mata tersebut berwarna merah karena terkena gas air mata yang ditembakkan aparat kepolisian dalam tragedi tersebut.
Lebih mirisnya lagi, terdapat pendarahan di bagian mata para korban sehingga membuat mata mereka menjadi berwarna merah.
Dan baru-baru ini, Polri melalui Kadiv Humas-nya Irjen Dedi Prasetyo mengungkapkan bahwa ternyata – beberapa gas air mata yang ditembakkan dalam tragedi tersebut sudah kadaluarsa. Tak main-main, zat kimia yang ditembakkan itu sudah kadaluarsa sejak dua tahun yang lalu – tepatnya pada tahun 2020.
Namun dari keterangan yang disampaikan oleh Kadiv Humas Polri itu, semakin lama zat kimia dalam kandungan gas air mata itu kadaluarsa, maka efek yang ditimbulkannya akan semakin berkurang. Berbeda halnya dengan makanan yang jika sudah mengalami kadaluarsa.
“Jadi kalau sudah expired justru kadarnya dia berkurang zat kimia, kemudian kemampuannya juga akan menurun,” papar Irjen Dedi Prasetyo dalam sesi konferensi pers di Gedung Mabes Polri, kemarin.
“Kalau makanan ketika kadaluarsa makanan itu ada jamur ada bakteri yang bisa menggangu kesehatan. Kebalikannya dengan zat kimia atau gas air mata ini, ketika dia expired justru kadar kimianya akan berkurang,” tambahnya lagi.
Polri Bantah Kematian Karena Gas Air Mata
Terkait kematian 131 orang dalam tragedi mematikan itu, pihak kepolisian juga membantah hal itu diakibatkan karena gas air mata yang ditembakkan. Akan tetapi, menurut Dedi, korban meninggal diakibatkan karena berdesakan hingga saling injak kemudian menyebabkan kehabisan oksigen.
“Nanti silakan konfirmasi ke Direktur RS Saiful Anwar. Kebetulan pada saat Senin (3/10) yang lalu saya kan langsung berkunjung ke RS Saiful anwar bersama Pak Wagub (Emil Dardak, kemudian ada Kapolda (Irjen Nico Afinta), kemudian ada beberapa pejabat,” papar Dedi lagi.
Untuk lebih meyakinkan lagi, Dedi bahkan bertemu langsung dengan para dokter spesialis yang menangani para korban. Dari dokter spesialis mata hingga penyakit dalam. Dari keterangan yang kemudian ia terima, tak satupun korban meninggal karena zat kimia yang terdapat pada gas air mata.
“Dari penjelasan para ahli, spesialis yang menangani korban yang meninggal dunia maupun korban-korban yang luka, dari dokter spesialis penyakit dalam, penyakit paru, penyakit hati, dan juga spesialis penyakit mata menyebutkan tidak satu pun yang menyebutkan penyebab kematian adalah gas air mata.”
“Tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen. Terjadi berdesak-desakan, kemudian terinjak-injak, bertumpuk-tumpukan yang mengakibatkan kekurangan oksigen pada Pintu 13, 11, 14, 3 (Stadion Kanjuruhan),” tutup jenderal bintang dua itu.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Mau heran tapi Polisi wakanda
Untuk Wakanda bukan Indonesia
Polisi jalur nyogok ya begitu jadinya
Pak polisi saya cuma buat artikel. Yang komen bukan saya. Haha
Wkwkwkkwk daftar polisi memanglah gratis tapi lolosnya butuh uang banyak buat nyalamin petinggi2nya 😂😂 realitanya memang begitu
Lawakan macam apa ini
Negri konoha
Betul😅
Begitulah
Wkwkwwkwk
Wkwkw tapi balik modal
Tidak semua begitu
Sangat menyedihkan