NOBARTV NEWS – Pelatih Timnas Indonesia U-19, Shin Tae-yong berharap besar agar PSSI segera menaturalisasi pemain muda untuk skuad Timnas Indonesia U-19. Namun pandangan berbeda diutarakan oleh komentator sekaligus pengamat sepak bola, Tommy Welly. Pria yang disapa Bung Towel ini tidak setuju dengan program naturalisasi di Timnas Indonesia khususnya untuk pemain muda.
Coach Shin memiliki alasan khusus mengapa ia menginginkan pemain naturalisasi. Berbekal dari kegagalan di Piala AFF U-19, ditambah persiapan jelang Piala Dunia U-20, STY menyimpulkan bahwa Garuda muda membutuhkan amunisi baru.
Setidaknya, ada empat posisi yang dibutuhkan Timnas Indonesia U-19 saat ini. Pria asal Korea Selatan itu menyebut Timnas Indonesia U-19 masih kekurangan pemain mumpuni untuk sektor bek tengah, bek sayap kiri – kanan, gelandang bertahan, dan gelandang serang.
“Khusus untuk Timnas Indonesia U-19 membutuhkan pemain baru termasuk program naturalisasi,” ujar Coach Shin dalam pertemuannya dengan PSSI beberapa waktu lalu.
Namun berbeda halnya dengan Bung Towel. Pria yang biasa menghiasi layar kaca ini menyebut Timnas Indonesia tidak butuh pemain naturalisasi meskipun akan mengikuti event sekelas Piala Dunia U-20.
Bagi Towel, ada empat alasan mengapa program naturalisasi untuk pemain muda ini sebaiknya dihentikan.
1. Program Naturalisasi untuk Pemain Muda ‘Sangat’ Tidak Lazim
Hanya segelintir negara yang melakukan program naturalisasi untuk pemain belia. Sehingga Bung Towel menyebut ini sebagai sesuatu yang tak lazim. Garuda muda memang membutuhkan tambahan skuad yang mumpuni, namun naturalisasi bukan satu-satunya langkah yang harus diambil.
Sebelumnya, STY telah memanggil 3 pemain muda keturunan untuk berlatih bersama Timnas Indonesia. Namun ketiga pemain tersebut pada akhirnya tidak digunakan karena STY menilai mereka belum layak untuk diajukan sebagai Warga Negara Indonesia.
Tiga nama pemain tersebut adalah Jim Croque, Max Christoffel, dan Kai Boham.
2. Kemampuan Garuda Muda Saat Ini Sebanding dengan Kompetisi yang Mereka Ikuti
Kosongnya pemain muda berbakat menurut Bung Towel bukanlah salah dari sang pemain. Dalam hal ini, PSSI sebagai induk sepak bola Indonesia lah yang seharusnya dari dulu menyiapkan fasilitas serta kompetisi berjenjang untuk pemain muda tersebut.
Apalagi, pencalonan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 bukan kemarin. Maka, sejak mengajukan diri maju sebagai calon tuan rumah, PSSI seharusnya sudah menyiapkan fasilitas dan kompetisi pemain muda untuk menjaring pemain terbaik untuk Piala Dunia U-20.
Jadi, pemain lokal yang tidak sebanding dengan pemain keturunan bukanlah salah mereka. Namun lebih kepada pengelolaan usia dininya.
“Bukan salah mereka kalau mereka saat ini masih kurang dan dianggap belum siap untuk Piala Dunia U-20,” papar Shin.
3. Tidak Fair
Jika Indonesia belum memiliki pemain muda berkualitas, hal itu bukan salah pemain itu sendiri. Maka sangat tidak fair jika membandingkan kualitas pemain yang sedari kecil mendapatkan sistem sepak bola yang bagus dengan pemain yang kebanyakan lahir dari turnamen antar kampung – atau paling baik dari Sekolah Sepak Bola (SSB).
4. Apa Guna Pelatih Hebat Jika Naturalisasi Masih Dijalankan
Bung Towel menyoroti fungsi dari pelatih itu sendiri. Sebab program naturalisasi ini membuat peran pelatih seperti mendidik, mempersiapkan, dan mengumpulkan hilang begitu saja.
Sebagaimana diketahui, Shin datang ke Indonesia dengan label pelatih kelas dunia. Ia bahkan mendapatkan gaji yang tidak sedikit.
Lalu, apa peran pelatih jika ujung-ujungnya program naturalisasi masih dijalankan? Jika naturalisasi menjadi jalan yang wajib ditempuh, maka tanpa Shin Tae-Yong pun Timnas Indonesia memiliki kualitas mentereng dan siap untuk bersaing.
“Datangnya Shin Tae-yong sebetulnya ditujukan untuk melengkapi, mempersiapkan, meningkatkan kualitas anak-anak kita,” tutup Bung Towel.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: