NOBARTV NEWS – Pengamat sepakbola, Akmal Marhali menyindir PSSI buntut gagalnya Timnas Indonesia berlaga di AFF U-23. Ia bahkan menyebut kalau sepak bola kita (BRI Liga 1) adalah kompetisi kejar tayang.
Akmal dikenal seringkali melontarkan kritikan kepada PSSI maupun tim nasional. Sebelum diputuskan gagalnya Timnas Indonesia ke Kamboja, ia juga pernah mengkritik kompetisi BRI Liga 1. Ia menyebut agar kompetisi sebaiknya dihentikan, nyawa pemain lebih penting dari sekadar sebuah kompetisi.
“Dalam bahasa ilmu agama, ada dua hal yang mudharat. Saat ini kondisinya semua merugikan. Kompetisi kalau diberhentikan merugikan, dilanjutkan juga merugikan,” ujarnya.
“Sekarang mudharat yang paling ringan kerugiannya apa? kalau dihentikan sementara LIB hanya kehilangan uang,” lanjutnya.
Kompetisi BRI Liga 1 secara kebetulan berbarengan dengan puncak penyebaran virus corona variasi omicron. Banyak pihak yang menyayangkan dilanjutkannya kompetisi di saat penyebaran virus sedang ganas-ganasnya. Namun, PSSI selaku induk sepak bola Indonesia tidak bisa berbuat banyak.
Akmal Marhali dalam salah satu unggahan instagram memberikan komentar, “Timnas korban kompetisi kejar tayang,” tulisnya diiringi emoticon menangis.
Sontak, netizen menyeruduk komentar tersebut dengan menyebut kalau Akmal hanya sedang cari perhatian saja.
Muhammad Iriawan, Ketua PSSI yang biasa disapa Iwan Bule memberikan komentarnya.
“Laga tidak diberhentikan agar liga tidak menggangu bulan Ramadan dan liga selanjutnya tidak menggangu Piala Dunia U-20. Semua sudah diperhitungkan matang-matang. Tidak bisa langsung memberhentikan liga seenaknya. Akan ada sanksi dari penyiaran, sponsor, dll.”
Sebelumnya Akmal Marhali juga pernah menyayangkan pemanggilan pemain oleh klub mereka di saat sudah ditetapkannya nama-nama untuk mengikuti pemusatan latihan bersama tim nasional. Beberapa pemain harus kembali ke klubnya terlebih dahulu. Padahal, waktu itu persiapan sudah sangat mepet.
“Akhirnya Shin Tae Yong tak bisa menyiapkan tim secara maksimal karena pemain keluar masuk. Dan, ini berisiko terhadap penyebaran Covid 19 juga,” jelas Akmal, pengamat sepakbola sekaligus koordinator Save Our Soccer (SOC) itu.
Menjadi sebuah dilema. Di satu sisi liga harus tetap berjalan, di satu sisi lagi ada kejuaraan antar negara se-Asean yang harus diikuti.
Bagaimana cara menanggulanginya di kemudian hari? Dengan mencetak banyak pemain berbakat, sehingga Shin Tae-Yong tidak perlu kehilangan pemainnya di tengah pemusatan latihan.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: