
Blak-blakan, Kurniawan Dwi Yulianto Sebut Pemain Indonesia Kurang Edukasi
NOBARTV NEWS – Legenda Timnas Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto blak-blakan menyebut pesepakbola Indonesia kurang mendapatkan edukasi. Ia tak menyalahkan mereka sebab ketika aktif sebagai pemain, Kurniawan DY juga mengalami hal yang sama.
Sebagaimana diketahui, Kurniawan Dwi Yulianto merupakan legenda sepak bola Indonesia. Saat masih aktif sebagai pemain, Kurniawan pernah memperkuat tim muda Sampdoria U-19. Saat itu, ia baru meniti karir sepakbolanya. Tak lama berselang, Kurniawan kembali bermain untuk tim Eropa lainnya FC Luzern.
Setelah itu, Kurniawan malang melintang di klub-klub Indonesia dari Pelita Jaya (1995) dan memutuskan untuk pensiun pada tahun 2014 di Persipon Pontianak.
Dan saat ini, Kurniawan tak berhenti menggeluti dunia yang membuatnya dikenal banyak orang itu. Kurniawan tercatat sebagai asisten pelatih untuk tim Serie-B Como FC. Selain itu, saat ini Kurniawan juga menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia U-22 yang dipimpin oleh Indra Sjafri. Kurniawan menjadi salah satu pilihan Indra untuk menukangi Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2023 mendatang.
Nah, baru-baru ini, Kurniawan mengungkapkan fakta mengejutkan. Kepada kanal youtube Como Football Indonesia, pria yang biasa disapa Kurus itu menyebut banyak pesepakbola Indonesia tidak memiliki edukasi untuk menjadi atlet profesional.
Hal yang dimaksud Kurus adalah mereka tak mendapatkan pembinaan terkait bagaimana seharusnya pesepakbola profesional itu dalam kapasitasnya sebagai seorang atlet. Apa hal yang harus dilakukannya, apa saja hal yang jangan sampai dikerjakannya. Sebab sering sekali kita lihat beberapa pesepakbola Indonesia keluar dari jalur yang seharusnya mereka lakukan. Dimulai dari pola makan yang tak teratur, porsi latihan yang tak tertata, dan lain sebagainya.
Akan tetapi, Kurus tak menyalahkan mereka. Sebab mereka memang tidak memiliki edukasi terkait hal tersebut. Bahkan ia mengakui dirinya semasa aktif sebagai pesepakbola juga tak seprofesional yang ia sebutkan itu. Hal itu diungkapkan Kurus setelah mengamati dan melihat langsung bagaimana pembinaan yang diberikan oleh klub luar negeri seperti Como FC kepada para pemainnya.
“Mohon maaf bukan maksud mengecilkan hati pemain Indonesia, tapi ini faktanya dan kita tidak bisa menyalahkan 100 persen pemain kita, saya pun merasakan hal yang sama. Saya kurang mendapatkan edukasi tentang bagaimana menjadi seorang pemain profesional sejati,” kata Kurus dilansir dari kanal youtube Como Football Indonesia.
Lebih lanjut, kata Kurniawan, hal ini merupakan PR besar bagi seluruh stekholder sepak bola Indonesia. Bagaimana cara mereka agar bisa membentuk pesepakbola yang benar-benar profesional dan benar-benar fokus terhadap passion mereka.
“Ini menjadi PR bagi seluruh stakeholder sepak bola Indonesia bahwa mendapatkan sesuatu hasil yang maksimal itu prosesnya harus benar. Diawali dari mindset para pemain itu sendiri. Para pemain di sini benar-benar fokus dengan passion mereka,” ujarnya memungkasi.
Saksikan video gol hasil pertandingan liga dengan mengisi kotak pencarian berikut ( Sumber: Google ).
Inilah yg dikeluhkan banyak pelatih baik timnas / klub. Bisanya cuma lari kenceng doang
Karena rata rata lapangan stadion kita tidak bagus dan rata sehingga memilih yang penting menang ga perduli main jelek
Aslinya bukan hanya masalah lapangan tapi pemahaman taktik bola sangat rendah
Ini nasibnya kek Febri 2016/2017 dia OP parah sulit dijegal, tapi sekarang ngampas 🤣
Sangat disayangkan tdk mau mengembangkan bakat yg dimiliki
Padahal sekarang LM jadi pelatih nya
Pemain harus punya kemauan keras sendiri, sehebat apapun pelatih tdk akan berguna
Sudah enak di zona nyaman 😀
Yg penting gaji lancar dekat keluarga 😁
Yg penting lari kenceng 😎
Pemahaman teknik rendah bingung cara bermain yg baik itu gak paham
Itulah hebatnya pemain Indonesia
Cuma Hebat goyang di tik tok
Harus dibentuk dari usia dini
Justru saat junior tampil baik, tambah senior malah melempem
Terlalu cepat puas
Terlalu kebanyakan main medsos jadi ambyar
Star syndrom
Apa mungkin faktor diluar lapangan dalam artian di kesehariannya entah dalam pergaulan yang membuat lupa diri kalau dia seorang atlet 🤔
Faktor utama etos kerja,kalau di eropa pemain2 itu berlomba untuk terus maju dgn menambah porsi latian apa yg masih lemah
Panteslah kalau pemain kita kebanyakan kurang cerdas main bolanya.
Grasak grusuk
Pemain harus lebih giat belajar dlm pemahaman bermain bola.
Percuma bisa lari kenceng , klo dalam mengambil keputusan kurang tepat. inilah yang Harus di benahi lagi