NOBARTV NEWS Alasan protes ke AFC, Ketua Umum PSSI Erick Thohir membeberkan alasan di balik protes yang dilakukan kepada AFC.
Beberapa waktu lalu, telah digelar pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Timnas Bahrain vs Indonesia. Pertandingan yang berlangsung di Stadion Internasional Bahrain itu, skuad Garuda lagi-lagi meraih hasil imbang 2-2.
Namun mirisnya, hasil imbang melawan Bahrain ini tidak mendapat sambutan hangat dari seluruh pecinta sepak bola tanah air. Pasalnya, kepemimpinan wasit asal Oman Ahmed Al Kaf di laga ini sangat kontoversial. Kemenangan skuad Garuda di depan mata sirna karena keputusan kontoversialnya.
Jadi, ketika pertandingan menyisakan satu menit di waktu normal, perangkat pertandingan memberikan tambahan waktu selama 6 menit. Dalam kondisi tersebut, skuad Garuda sedang unggul 1-2 berkat gol Ragnar Oratmangoen dan Rafael Struick.
Namun sayangnya, kemenangan itu sirna karena ketika pertandingan sudah memasuki 90+6, wasit tak kunjung meniup peluit panjang. Alhasil, pada menit ke-90+9, Bahrain yang saat itu mendapat kesempatan untuk melakukan serangan berhasil menyamakan kedudukan. Ahmed Al Kaf baru meniup peluit panjang usai skuad Garuda melakukan kick off.
Akibatnya, para pemain, staf, hingga pelatih melakukan protes keras. Sampai-sampai, Sumardji – selaku Manajer Timnas Indonesia mendapat kartu merah akibat protes yang dilakukannya.
Di media sosial, suporter Timnas Indonesia ramai-ramai melontarkan kekesalannya. Akun media sosial sang wasit hilang seketika akibat report masal yang dilakukan para penggemar Timnas Indonesia.
Dikabarkan, PSSI langsung melakukan laporan kepada AFC terkait masalah tersebut. Dan Erick Thohir, ia baru-baru ini memberikan penjelasan di balik protes yang dilakukan PSSI kepada AFC.
“Ketika di ujung kita kecolongan, saya mau berusaha profesional ya. Kita harus introspeksi diri, tetapi juga kita tidak mendiamkan,” buka Erick lewat akun media sosialnya.
“Kita protes, ini ada jelas, surat protesnya ketika habis bertanding langsung dan saya sebagai ketua federasi pun mengirim surat kepada Ketua AFC mohon dipelajari. Kalau pemain protes, tapi kalau saya sebagai ketua federasi saya memohon dipelajari,” sambung eks Presiden Inter Milan itu.
“Karena kalau level Asia ini mau setara dengan Eropa, kualitas pertandingan harus ditingkatkan dan harus benar-benar fair. Dunia melihat, saya tidak bisa mengelakkan ketika beberapa media internasional menulis ‘Indonesia being robbed’, ‘Indonesia dirampok’,” kata Erick lagi.
“Saya kirim surat ke Presiden Salman [Bin Ibrahim Al Khalifa, Ketua Umum] AFC untuk kembali treat fair. Bahwa ini menjadi kompetisi yang menjadi muka Asia,” ucapnya memungkasi.