Politik & Hukum

Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie Sepakat Berdamai, Kadin Gelar Munas Setelah Pelantikan Prabowo



NOBARTV NEWS Konflik internal pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia akhirnya menemukan titik temu antara dua pihak yang sedang berseteru. Sebelumnya terjadi dualisme dalam kepengurusan Kadin. 

Arsjad Rasjid adalah Ketua Kadin hingga 2026 mendatang sedangkan Anindya Bakrie adalah Ketua Kadin hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang diselenggarakan oleh sejumlah pengurus Kadin pada 14 September yang lalu.

Keduanya sama-sama didukung oleh sejumlah pengurus Kadin daerah. Tak pelak hal ini membuat publik bingung kepengurusan mana yang sah di mata hukum.

Selain itu disinyalir adanya intervensi penguasa dalam konflik internal Kadin ini. Pasalnya salah satu alasan utama sejumlah pengurus Kadin menyelenggarakan Munaslub adalah karena Arsjad Rasjid telah melanggar etika Ketua Kadin dengan ikut aktif dalam kontestasi pemilu.

Pada pemilihan presiden (pilpres) 2024 lalu Arsjad Rasjid ditunjuk sebagai Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud. Ia sempat mengajukan cuti sebagai pimpinan Kadin saat itu hingga masa pilpres 2024 berakhir.

Sayangnya, Arsjad Rasjid gagal mengantarkan Ganjar-Mahfud MD sebagai pemenang pada pilpres 2024 lalu. Mereka kalah dari Prabowo-Gibran dengan raihan 58 persen suara, Anies-Muhaimin 25 persen suara, sedangkan Ganjar-Mahfud MD harus puas dengan raihan hanya 16 persen suara.

Keberpihakan Arsjad Rasjid pada Ganjar-Mahfud ini disinyalir jadi alasan utama penguasa tidak menghendakinya menjadi orang nomor 1 di Kadin. Padahal pada pemilihan Ketua Kadin sebelumnya Arsjad Rasjid mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah saat itu.

Sepakat Berdamai

Dilansir cnbcindonesia.com Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie pada akhirnya menemukan kata sepakat dan jalan tengah terkait konflik yang sedang melibatkan keduanya. Arsjad dan Anindya dipertemukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pada Jumat (27/9/2024) lalu di rumah dinasnya.

Pertemuan antara Ketua Kadin periode 2021-2026 dengan Ketua Kadin hasil Munaslub 14 September 2024 itu bertujuan untuk mencarikan solusi terbaik untuk masa depan Kadin. Arsjad menjelaskan kronologi awal pertemuan tersebut.

“Izinkan saya meluruskan dan menyampaikan hasil pertemuan tersebut. Jumat, 27 September 2024, pukul 15.00 atau 3 sore, Pak Bahlil mengundang saya dan Mas Anin ke kediaman beliau. Di mana pertemuan tersebut telah direncanakan dan disampaikan kepada kami beberapa hari sebelumnya,” jelas Arsjad dalam video yang diunggah di Instagram pribadi miliknya.

“Kami sepakat untuk mengadakan Musyawarah Nasional Kadin setelah pelantikan presiden terpilih (20 Oktober 2024). Adapun waktu dan tempat menyesuaikan dengan keputusan pemerintah. Kami juga sepakat bahwa kepanitiaan munas akan dibentuk sesuai dengan ketentuan AD/ART Kadin Indonesia yang dipersiapkan bersama-sama dengan melibatkan kedua belah pihak,” lanjut Arsjad.

Dengan begitu maka pasca pelantikan Prabowo Subianto sebagai presiden pada 20 Oktober mendatang hampir bisa dipastikan diikuti dengan kepengurusan Kadin yang baru. Arsjad mengatakan solusi tersebut adalah jalan keluar terbaik untuk masa depan Kadin dan ekonomi Indonesia.

“Saya sudah lama bersahabat dengan Mas Anin. Dan di tengah dinamika ini, saya bangga, kami setuju untuk menghormati solusi yang telah disepakati,” ujar Arsjad.

Tak lupa Arsjad juga mengingatkan kepada seluruh jajaran internal Kadin bawa fokus utama Kadin Indonesia adalah sebagai mitra strategis pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif menuju Indonesia Emas 2045.

“Untuk satu Kadin, satu Indonesia, dan satu masa depan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia,” kata Arsjad mengakhiri pernyataan resminya.

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie Sepakat Berdamai, Kadin Gelar Munas Setelah Pelantikan Prabowo yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

Muhammad Izzuddin

Seorang penikmat nasi balap yang suka mengamati dan membicarakan politik dalam negeri. Kadang-kadang menganalisa, memprediksi, dan mencari hal menarik dari setiap peristiwa politik yang terjadi.