Politik & Hukum

Pilkada Jakarta: RK Tak Boleh Lengah, Pramono Anung Berpeluang Menang Jika Hal Ini Terjadi



NOBARTV NEWS Pilkada Jakarta 2024 memasuki babak baru usai KPUD Jakarta menetapkan 3 bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur (bacagub-bacawagub) yang telah mendaftar sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur (cagub-cawagub) yang akan berlaga di Pilkada Jakarta 27 November 2024 mendatang.

Ketiga pasangan calon (paslon) tersebut juga sudah mendapatkan nomor urut masing-masing. Ridwan Kamil (RK)-Suswono mendapat nomor urut 1. Dharma Pongrekun dan Kun Wardana mendapatkan nomor urut 2. Dan nomor urut 3 menjadi milik Pramono Anung dan Rano Karno.

Pasca pengundian nomor urut kini ketiga paslon dapat mulai mensosialisasikan kepada calon pemilih nomor urut mereka yang nanti akan terpampang di kotak suara. Kemudian pada saat masa kampanye sudah dimulai ketiga paslon bisa mengajak calon pemilih untuk mencoblos nomor urut mereka di kotak suara.

Lalu bagaimana dinamika terbaru Pilkada Jakarta per hari ini?

Elektabilitas Cagub Jakarta 2024

Sejumlah lembaga survei telah merilis hasil survei terbaru terhadap 3 kandidat paslon yang ada. Hasil survei yang dipaparkan tentu sangat berbeda dengan hasil survei ketika nama Anies dan Ahok masih masuk dalam radar survei.

Sekarang setelah Anies dan Ahok dipastikan tidak maju siapa yang menjadi penguasa Jakarta dari segi elektabilitas? Berikut adalah sejumlah hasil survei yang sudah dirilis ke publik.

Survei LSI

Lembaga Survei Indonesia (LSI) melakukan survei terkait Pilkada jakarta pada 6-12 September 2024. Jumlah responden yang terlibat dalam survei ini mencapai 1.200 orang. Tingkat kepercayaannya mencapai angka 97 persen dengan margin of error 2,9 persen.

Hasilnya? Dalam simulasi nama tanpa cawagub Ridwan Kamil memperoleh elektabilitas tertinggi mencapai 53,9 persen. Disusul Pramono Anung dengan 20 persen dan Dharma Pongrekun yang memperoleh 3,3 persen. 22,8 persen responden menjawab tidak tahu

Ketika dipasangkan dengan cawagub masing-masing hasilnya tidak jauh berbeda. RK-Suswono mendapatkan 51.8 persen, Pramono-Rano 28,4 persen, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardhana memperoleh 3,2 persen.

Dari data ini terlihat bahwa Suswono justru tidak memberikan dampak elektoral kepada RK sedangkan Rano Karno terbukti memberikan tambahan elektoral pada Pramono Anung.

Survei Proximity Indonesia

Lembaga survei Proximity Indonesia melakukan survei terkait Pilkada Jakarta 2024 pada 30 Agustus hingga 6 September 2024. Survei ini melibatkan 800 orang responden. Hasilnya pun tidak jauh berbeda dengan hasil yang dirilis LSI.

Elektabilitas RK-Suswono mencapai 56,5 persen, Pramono-Rano 24,5 persen, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana 3,1 persen.

Jika merujuk pada rilis survei yang sudah dipublikasi maka RK-Suswono menjadi yang terdepan dalam memenangkan kontestasi Pilkada Jakarta 2024. Lalu apakah RK-Suswono akan menang mudah?

Peluang Pramono-Rano Masih Terbuka Lebar

Sayangnya Jakarta tak seperti daerah lain. Karakteristik pemilih Jakarta berbeda dengan provinsi lain. Bahkan Jakarta kerap kali membuat calon-calon petahana gagal terpilih lagi meskipun sudah punya elektabilitas selangit.

Hal ini lah yang patut diwaspadai oleh RK-Suswono. Apalagi ada beberapa faktor yang jika itu terjadi terus menerus bukan mustahil Pramono Anung lah yang akan keluar sebagai pemenang.

Misalnya, program-program kerja yang ditawarkan. Sejauh ini RK sudah mencanangkan sejumlah program kerja yang rasanya sulit untuk diaplikasikan. Salah satunya adalah mobil curhat ketika masyarakat terkena macet.

Berbeda dengan Pramono-Rano yang tak terlalu muluk-muluk dalam mengumbar janji.

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Pilkada Jakarta: RK Tak Boleh Lengah, Pramono Anung Berpeluang Menang Jika Hal Ini Terjadi yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

Muhammad Izzuddin

Seorang penikmat nasi balap yang suka mengamati dan membicarakan politik dalam negeri. Kadang-kadang menganalisa, memprediksi, dan mencari hal menarik dari setiap peristiwa politik yang terjadi.