NOBARTV NEWS Tidak semua pendukung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah pendukung Anies Baswedan. Demikian penegasan Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Iskan Qolba Lubis merespons kabar penolakan Jakarta terhadap bakal Cagub Ridwan Kamil.
“Enggak mungkin semua (pendukung PKS adalah pendukung Anies). PKS itu adalah pemilih yang sangat rasional, jadi PKS ada sistem, perkiraan sudah diperhitungkan. Santai saja,” kata Iskan Qolba Lubis kepada wartawan, Jumat (6/9).
Iskan Qolba Lubis mengatakan bahwa pemilih di Jakarta pun juga rasional. Hal itu ditunjukkan lewat pemenangan legislatif di Jakarta, dengan raihan 18 kursi DPRD DKI.
“Pernah PPP, pernah PKS, PKS sudah dua kali, pernah PDIP, jadi saya pikir Jakarta itu orangnya sangat rasional,” kata Iskan Qolba Lubis.
Menurut Iskan Qolba Lubis, warga Jakarta terbuka terhadap siapapun yang maju sebagai cagub.
“Dia perangnya itu perang ide. Menurut saya kasih kesempatan lah kepada semua kan, kan semua anak bangsa juga ya kan,” sambung Iskan Qolba Lubis.
Karena itulah, Iskan Qolba Lubis yakin kader PKS di Jakarta bakal bergerak memenangkan Ridwan Kamil dan Suswono.
“PKS itu dia gelombang besar. Kalau dia sudah keliling ke mana-mana, PKS itu sistem. Dulu waktu Anies di DKI, surveinya kalah Anies. PKS pun bergerak,” demikian jelas Iskan Qolba Lubis.
Sebelumnya, beredar di media sosial detik-detik bakal Calon Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil alias RK diteriaki sejumlah jemaah untuk turun dari panggung Haul Akbar Walimatul Qubro Al Imam Al Arifbillah Al Quthub Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad (Mbah Priok), Jakarta Utara, pada Minggu (1/9).
Hal itu seperti terpantau dari akun TikTok @langkah_anies yang dilihat redaksi Senin (2/9).
PKS Angkat Bicara Soal Pendukung Anies Siapkan Parpol untuk 2029: Sudah dan Berat
PKS menanggapi soal pendukung Anies Baswedan yang berencana membuat partai politik (parpol) untuk mendukung mantan gubernur Jakarta itu maju Pilpres 2029. PKS mendoakan yang terbaik.
“Mendoakan yang terbaik untuk Mas Anies,” kata Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera diky, Rabu (4/9/2024).
Menurut Mardani Ali Sera diky, orang baik akan selalu bersama dalam perjuangan. Namun Mardani Ali Sera diky mengatakan membangun parpol bukan suatu hal yang mudah.
“Orang baik dan berkualitas. Akan selalu bersama dalam perjuangan untuk membangun Indonesia. Membuat partai itu susah dan berat. Apapun keputusan Mas Anies mendoakan yang terbaik,” imbuh Mardani Ali Sera diky.
Sebelumnya ada video bernarasi pendukung Anies Baswedan menyiapkan partai untuk berkontestasi pada Pilpres 2029. Dilihat detikcom, Rabu (4/9/2024), video itu muncul di media sosial (medsos) X. Terlihat sekelompok orang di sebuah ruangan.
“Untuk menghadapi Pilpres 2029, Anies kita siapkan partai modern. Artinya apa, UUD NKRI 1945 bahwa syarat untuk menjadi calon presiden harus didukung partai politik peserta Pemilu, Pasal 6A ayat 2. Berikutnya di UU Pemilu Pasal 222 seorang calon presiden dan seorang calon wakil presiden harus didukung partai peserta Pemilu dan/atau gabungan partai peserta Pemilu dengan perolehan kursi 20 persen di parlemen, atau setidak-tidaknya mempunyai suara 25 persen,” ujar seseorang di video tersebut.
“Artinya, dengan melihat konstitusi negara kita bahwa seorang calon presiden di kemudian hari dia wajib untuk mempunyai partai politik. Kalau dia tidak mempunyai partai politik, jangan harap bisa menjadi Presiden RI, karena konstitusi telah mengatur seperti itu,” lanjutnya.
Kemudian Jubir Anies Baswedan, Sahrin Hamid sudah buka suara soal beredarnya video bernarasi pendukung Anies Baswedan menyiapkan partai untuk berkontestasi pada Pilpres 2029. Sahrin menyebut rencana pembentukan partai itu memang tengah menjadi inisiatif pendukung Anies Baswedan.
Menurut Sahrin Hamid, pihaknya mengapresiasi inisiatif para pendukung Anies Baswedan tersebut. Menurut Sahrin Hamid, langkah itu merupakan bentuk membangun partisipasi politik.
“Tentu adalah inisiatif pendukung Anies. Sebagiannya adalah Tim AMIN pada pilpres kemarin,” kata Sahrin Hamid kepada wartawan, Rabu (4/9).
“Tentunya semua diapresiasi sebagai bentuk partisipasi warga dalam membangun partisipasi politik,” lanjut Sahrin Hamid.
Namun begitu, Sahrin Hamid menyebut Anies Baswedan belum memutuskan langkahnya untuk mendirikan partai. Terutama setelah tak ikut kontestasi Pilkada 2024.
“Bahwa Anies sendiri setelah tidak maju Pilkada belum mengambil langkah untuk membentuk ormas atau membentuk partai politik. Kehadiran partai-partai yang membawa semangat perubahan adalah refleksi dari kristalisasi harapan rakyat untuk menghadirkan perubahan,” tutup Sahrin Hamid.