Travel & WisataWhat's on Google Trends

Sejarah Istana Merdeka, Tempat Pertemuan Paus Fransiskus dengan Presiden Jokowi



NOBARTV NEWS Baru-baru ini Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan oleh Paus Fansiskus di Istana Merdeka Jakarta. Sambutan atas Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Yang Teramat Mulia Sri Paus Fansiskus, berlangsung pada 4 Semptember 2024, dengan upacara kenegaraan.

Setibanya di halaman Istana Merdeka, Paus Fransiskus disambut oleh Presiden Jokowi dan langsung menyalaminya saat Sri Paus turun dari kendaraan. Serangkaian penyambutan pun berlagnsung, termasuk di dalamnya adalah upacara penyambutan negara yang diawali dengan lagu kebangsaan Vatikan dan Indonesia, iringan dentuman meriam salvo sebanyak 21 kali, dan parade militer.

Setelahnya, Presiden Joko Widodo mempersilakan Sri Paus memasuki Ruangan Kredensial Istana Merdeka untuk melakukan pembicaraan empat mata di beranda belakang istana.

Sekilas tentang Istana Merdeka

Istana Merdeka merupakan istana kepresidenan yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Utara, Gambil, Jakarta Pusat. Bangunan megah ini berdiri menghadap Monumen Nasional dan bersebelahan dengan Istana Negara yang berada di Jalan Veteran, Jakarta Pusat, membelakangi Istana Merdeka.

Istana Merdeka dan Istana Negara masih dalam satu komplek wilayah dengan total luas mencapai 6,8 hektar.

Istana Merdeka merupakan satu dari enam istana negara yang dimiliki Indonesia. Biasanya, istana negara dijadikan tempat persinggahan Presiden RI, juga tempat menggelar pertemuan dengan pimpinan negara lain, hingga rapat kabinet.

Sejarah Istana Merdeka

Di balik kemegahan Istana Merdeka Jakarta, ternyata terdapat sejarah panjang yang menarik untuk dibahas. Mari ketahui bagaimana sejarah terbentuknya Istana Merdeka.

Baca Juga:  Geger Nomor Telepon Gibran Rakabuming Bocor, Netizen Cek Getcontact hingga OnlyFans

1. Istana Merdeka Sudah Ada Sejak Zaman Kolonial

Melansir dari laman resmi Kementerian Sekretarian Negara Republik Indonesia, gedung Istana Merdeka telah berdiri sejak zaman Hindia-Belanda. Namun, seiring meningkatkan kegiatan pemerintah Hindia-Belanda, bangunan ini dianggap kurang memehuni syarat keperluan, sehingga perlu dibangun bangunan lagi.

Pada tahun 1873, bangunan lain itu mulai dikerjakan dan selesai pada 1879, yang waktu itu dikenal dengan nama Istana Gambir, yang saat ini dikenal dengan Istana Merdeka.

Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Istana Gambir (saat ini Istana Merdeka) menjadi tempat penandatanganan naskah pengakuan Kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) oleh Pemerintah Belanda pada 27 Desember 1949.

Saat itu, RIS diwakili oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, sedangkan Kerajaan Belanda diwakili oleh A.H.J. Lovink, Wakil Tinggi Mahkota di Indonesia.

Pada masa sebelum kemerdekaan, Istana Merdeka disebut Istana Gambir, karena di sekitar bangunan ini tumbuh banyak tanaman gambir. Pengubahan nama dari Istana Gambir menjadi Istana Merdeka dilakukan oleh Presiden Soekarno sebagai bentuk syukur atas kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia setelah penandatanganan dilakukan.

2. Menjadi Kediaman Resmi 3 Presiden RI

Hingga kini, tercatat sebanyak 20 orang telah mendiami Istana Merdeka, di antaranya 15 gubernur Jendral Hindia Belanda, 3 Saiko Syikikan (Panglima Tertinggi Tentara XVI Jepang di Jawa, dan 2 Presiden RI.

Baca Juga:  Akun Fufufafa Jadi Sorotan Media Malaysia, Nama Gibran Jadi Bahan Perbincangan

Pada 28 Desember 1949, Presiden pertama RI, Ir. Soekarno, beserta keluarga tiba di Jakarta dari Yogyakarta. Ir. Soekarno menjadi presiden pertama RI yang tinggal di Istana Merdeka.

Selain Ir. Soekarno, Presiden RI lainnya yang pernah menempati Istana Merdeka sebagai kediaman resmi antara lain:

  • Presiden RI Keempat, Abdurrahman Wahid (Gusdur)
  • Presiden RI Ketujuh, Joko Widodo

3. Fungsi Istana Merdeka pada Zaman Presiden Terdahulu

Pada saat itu, Presiden Soekarno memanfaatkan ruang di sisi timur Istana Merdeka sebagai kamar tidurnya, berseberangan dengan ruang kerjanya yang dipisahkan oleh bangsal luas yang dikenal sebagai ruang resepsi. Kamar Bung Karno bersebalahan dengan kamar anak sulungnya bersama Ibu Fatmawati, Guntur.

Di sisi barat istana digunakan sebagai ruang untuk melakukan kegiatan-kegiatan resmi. Sebagian ruangan menjadi ruang tunggu bagi para Duta Besar, sebagian lagi menjadi ruang untuk menjamu tamu Presiden.

Sementara pada zaman Presiden Soeharto, Istana Merdeka hanya menjadi ‘ruang kerja’ kepresidenan, upacara, dan resepsi kenegaraan, karena beliau memilih tinggal di kediaman pribadinya, di Jl. Cendana 8, Jakarta Pusat.

Fungsi Istana Merdeka tak berbeda jauh saat Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf B.J. Habibie menjadi presiden RI selanjutnya.

Pada masa Presiden Aburrahman Wahid (Gusdur), Istana Merdeka kembali menjadi kediaman resmi setelah Gus Dur memboyong keluarganya. Beliau menggunakan ruang tidur yang semula digunakan Bung Karno, begitu pula ruang kerjanya.

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Sejarah Istana Merdeka, Tempat Pertemuan Paus Fransiskus dengan Presiden Jokowi yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

Yuvita Mulanda

Writing is a cure for me :)