NOBARTV NEWS Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dianggap sedang bermain politik sapu jagat dengan tidak mendukung Anies Baswedan agar dianggap kawan oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM), namun ingin mendapatkan dukungan dari loyalis Anies Baswedan.
Menurut Komunikolog politik dan hukum nasional, Tamil Selvan alias Kang Tamil, PDIP terlihat ingin mencari jalan aman dalam situasi politik saat ini.
“Di satu sisi, PDIP ingin dianggap kawan oleh KIM dengan tidak mendukung Anies Baswedan. Di sisi lain, PDIP ingin mendulang citra sebagai partai politik yang independen yang tidak bisa di setir, dengan mendukung calonnya sendiri,” kata Kang Tamil kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (1/9).
Dan di sisi yang lain lagi, kata akademisi Universitas, Dian Nusantara ini, partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu ingin mengambil ceruk pemilih Anies Baswedan, dengan seolah PDIP sebenarnya mau mencalonkan Anies Baswedan tapi diganjal oleh Istana melalui orang-orang tertentu.
“Ini PDIP sedang memainkan strategi Politik Sapujagat. Semua kemanfaatan politik ingin digapai sendiri,” pungkas Kang Tamil.
PDIP Cari Aman dalam Dinamika Politik
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kembali menjadi sorotan dalam kancah politik nasional dengan strategi yang dinilai sebagai upaya untuk meraih keuntungan politik dari berbagai sisi.
Dalam konteks Pilpres 2024, PDIP dianggap oleh beberapa pengamat sedang memainkan strategi “politik sapu jagat” dengan tidak mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Langkah ini, menurut berbagai analisis, adalah untuk menjaga hubungan baik dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) sembari tetap berusaha meraih dukungan dari para loyalis Anies Baswedan. Komunikolog politik dan hukum nasional, Tamil Selvan alias Kang Tamil, memberikan pandangannya terkait langkah politik PDIP tersebut.
Menurut Kang Tamil, PDIP tengah berupaya mencari jalan aman dalam situasi politik yang dinamis saat ini. Di satu sisi, PDI Perjuangan ingin dianggap sebagai kawan oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) dengan mengambil sikap tidak mendukung Anies Baswedan.
Langkah ini bisa dilihat sebagai upaya untuk menjaga hubungan dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM), koalisi yang saat ini dianggap sebagai salah satu kekuatan politik utama.
Namun, di sisi lain, PDIP juga ingin mempertahankan citranya sebagai partai yang independen dan tidak bisa dikendalikan oleh kekuatan politik lain. Hal ini terlihat dari keputusan PDI Perjuangan untuk mengusung calon presidennya sendiri, yang sekaligus menunjukkan bahwa partai ini memiliki posisi politik yang mandiri.
Lebih jauh lagi, Kang Tamil, yang juga seorang akademisi di Universitas Dian Nusantara, menilai bahwa PDIP sedang berusaha meraih dukungan dari ceruk pemilih Anies Baswedan. Menurutnya, PDIP ingin menciptakan persepsi bahwa mereka sebenarnya mendukung Anies Baswedan, tetapi terhambat oleh kekuatan tertentu, termasuk pengaruh dari Istana.
“Ini PDI Perjuangan sedang memainkan strategi Politik Sapu Jagat. Semua kemanfaatan politik ingin digapai sendiri,” ujar Kang Tamil kepada Kantor Berita Politik RMOL pada Minggu 1 September 2024.
Strategi politik sapu jagat yang dimainkan oleh PDIP ini mencerminkan keinginan partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri tersebut untuk tetap relevan dan kuat di tengah persaingan politik yang semakin ketat menjelang Pemilu 2024.
Dengan mencoba merangkul berbagai kepentingan politik, PDIP tampaknya ingin memastikan bahwa mereka tetap berada di posisi yang menguntungkan, apa pun hasil dari dinamika politik ke depan.
Dalam dunia politik, strategi seperti ini memang tidak jarang digunakan oleh partai-partai besar untuk menjaga keberlangsungan dan pengaruh mereka.