Politik & Hukum

Bukan Mulyono, Ternyata Sosok Ini yang Jadi Dalang Batalnya PDIP Dukung Anies



NOBARTV NEWS Batalnya PDI Perjuangan mengusung Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta menimbulkan sejumlah pertanyaan. Pasalnya, sebelum pada akhirnya memutuskan mengusung Pramono-Rano Karno sejumlah petinggi PDIP telah menyatakan bahwa Anies-Rano Karno lah yang akan mereka usung.

Beberapa petinggi PDIP yang menyatakan hal tersebut antara lain Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah dan juga Masinton Pasaribu. Bahkan, Anies Baswedan sempat berpamitan ke ibu dan istrinya ketika hendak berangkat ke Kantor DPP PDIP. Anies mengenakan batik berwarna merah khas PDI Perjuangan.

Di jagat maya juga beredar foto kebersamaan Anies dan Rano Karno. Belakangan diketahui bahwa foto tersebut diambil di salah satu gedung yang terletak di belakang Kantor DPP PDI Perjuangan.

Pada akhirnya harapan yang diberikan kepada Anies tinggal omon-omon karena PDI Perjuangan malah menugaskan Pramono-Rano Karno di Pilkada DKI Jakarta.

PDIP Siapkan Anies di Jawa Barat

Drama antara Anies Baswedan dan partai besutan Megawati itu tak selesai sampai di situ. Setelah dipastikan tidak berlaga di Jakarta muncul isu bahwa PDI Perjuangan akan mencalonkan Anies Baswedan di Pilkada Jawa Barat berdampingan dengan Ono Surono.

Namun, menjelang detik-detik penutupan pendaftaran Anies Baswedan melalui juru bicaranya menyampaikan bahwa eks Gubernur Jakarta itu tidak akan maju di Pilkada Jawa Barat. Menurut juru bicara Anies Baswedan, Sahrin Hamid, alasan terbesar Anies tidak maju di Jawa Barat adalah karena tidak adanya aspirasi dari masyarakat Jawa Barat. Dukungan kepada dirinya hanya disampaikan oleh perwakilan partai.

Keputusan Anies ini membuat PDI Perjuangan banting setir dan mengusung pasangan lain di Pilkada Jawa Barat. Pada akhirnya PDIP mengusung Jeje Wiradinata-Ronal Surapraja.

Ono Surono yang mendaftarkan pasangan ini dalam pernyataan publik menyampaikan bahwa yang menjegal Anies Baswedan untuk maju di Pilkada Jawa Barat adalah ‘Mulyono and the genk’.

Pegiat media sosial tentu sudah paham siapa yang dimaksud Ono Surono dengan Mulyono tersebut. Lantas benarkah Anies gagal ikut Pilkada baik di Jakarta dan Jawa Barat karena Mulyono?

Ahok Ancam Keluar dari PDIP Jika Anies Diusung

Salah satu siaran politik terpercaya di platform YouTube adalah podcast Bocor Alus Politik yang dimiliki Tempo. Dalam podcast tersebut terungkap detik-detik batalnya Anies Baswedan sebagai kandidat cagub Jakarta dari PDI Perjuangan.

Salah satu host Bocor Alus Politik menyampaikan bahwa dalam PDIP memang terdapat 2 faksi terkait Pilgub Jakarta. Faksi pertama adalah mereka yang ingin memenangkan Pilgub Jakarta dan faksi kedua adalah mereka yang mengutamakan ideologi partai.

Faksi pertama menginginkan Anies Baswedan yang diusung berpasangan dengan kader mereka, Rano Karno. Pasalnya Anies memiliki elektabilitas yang sangat tinggi melampaui dua pesaing terdekatnya, Ahok dan Anies Baswedan.

Faksi kedua menginginkan PDIP mengusung kadernya sendiri meskipun peluang menangnya sangat kecil. Mereka juga tidak setuju dengan Anies Baswedan karena dianggap memiliki ideologi dan warna politik yang berbeda dengan PDI Perjuangan.

Salah satu tokoh yang masuk di faksi kedua ini adalah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dari podcast Bocor Alus Politik tersebut diketahui ternyata Ahok mengancam akan non aktif di partai dan menyerahkan KTA (Kartu Tanda Anggota)nya jika PDIP mengusung Anies Baswedan.

Alhasil, PDIP pada akhirnya urung mendukung Anies dan lebih memilih pendapat faksi kedua. Baik Pramono maupun Rano Karno adalah dua politisi PDI Perjuangan. Mereka akan bertarung melawan Ridwan Kamil-Suswono yang diusung KIM Plus. 

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Bukan Mulyono, Ternyata Sosok Ini yang Jadi Dalang Batalnya PDIP Dukung Anies yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

Muhammad Izzuddin

Seorang penikmat nasi balap yang suka mengamati dan membicarakan politik dalam negeri. Kadang-kadang menganalisa, memprediksi, dan mencari hal menarik dari setiap peristiwa politik yang terjadi.