NOBARTV NEWS Anies Baswedan hampir dipastikan gagal mengikuti kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta usai partai-partai yang sebelumnya mendukung dirinya malah berbalik dan mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono.
Menanggapi kenyataan tersebut, Ketua Umum (Ketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, yang juga mantan pasangan Anies Baswedan kala maju sebagai capres-cawapres pada Pilpres Februari 2024 lalu memberikan pesan menyentuh kepada koleganya itu.
Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar, mengaku belum berkomunikasi dengan Anies terkait dinamika terbaru politik Jakarta. Namun, ia menyampaikan rasa simpati yang sebesar-besarnya untuk eks Rektor Universitas Paramadina itu.
Tak lupa Cak Imin memberikan pesan menyentuh kepada mantan rekan duetnya itu saat diwawancarai awak media.
“Memang proses politik ini begitu cepat, saya minta Mas Anies sabar,” kata Cak Imin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Senin (20/8/2024) malam.
Sebagai Ketum PKB yang sebelumnya santer dikabarkan akan mendukung Anies, Cak Imin pun sedikit kaget dengan cepatnya proses politik di Jakarta. Saking cepatnya ia belum sempat mengabari Anies terkait hal tersebut.
Praktis Anies mengetahui kabar berpalingnya PKB ke Ridwan Kamil melalui pemberitaan media, bukan melalui lisan Cak Imin langsung.
PKB Gabung Gerindra, Tinggalkan Anies Sendirian
Setelah menimbang berbagai faktor politis PKB pada akhirnya memilih bergabung dengan gerbong Prabowo-Gibran. Maka, salah satu konsekuensinya adalah mereka pun menjalin kerja sama di daerah-daerah strategis, salah satunya adalah Daerah Khusus Jakarta (DKJ).
Jakarta merupakan episentrum politik nasional. Semua gerak-gerik dan kebijakan politik di Jakarta akan menjadi sorotan publik. Tak heran Jakarta begitu seksi di mata elite politik.
DPW PKB Jakarta sebelumnya mengusulkan Anies Baswedan untuk dicalonkan kembali sebagai Gubernur Jakarta. Usulan tersebut lalu disampaikan ke tingkat DPP dan dikaji sesuai dengan prosedur yang berlaku di internal PKB.
Tapi, bukan politik namanya kalau tidak ada dinamika dan kejutan. Sayangnya kali ini dinamika dan kejutan itu membuat Anies Baswedan harus gigit jari.
PKB menyusul PKS dan Nasdem yang telah lebih dahulu merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang mengusung paket Ridwan Kamil-Suswono. Dengan demikian, PKB resmi meninggalkan Anies seorang diri karena tak ada satu partai pun yang bisa mengantarkannya menjadi cagub Jakarta lagi.
Dalam deklarasi Ridwan Kamil-Suswono kemarin dihadiri oleh 12 partai, yaitu Partai Golkar, Partai Gerindra, PKS, PKB, PAN, Partai Demokrat, Partai NasDem, PPP, Perindo, PSI, Partai Garuda dan Partai Gelora.
Praktis yang hanya punya kursi di DPRD Jakarta saat ini tinggal PDIP. Sayangnya PDIP tidak bisa berbuat apapun karena hanya memiliki 15 kursi DPRD Jakarta. Sedangkan syarat pencalonan adalah 22 kursi.
Tidak ada partai tersisa yang bisa diajak oleh PDIP. Kecuali ada kejutan yang membuat beberapa partai dari KIM Plus berbalik bergabung dengan PDIP lalu mengusung Anies Baswedan.
Sayangnya kemungkinan untuk itu amat sangat kecil jika melihat dinamika politik terkini di Jakarta.
Mau maju lewat jalur independen pun sudah terlambat. Pasangan Dharma-Kun yang telah mendaftar lewat jalur independen telah dinyatakan lolos verifikasi dan dapat maju sebagai kontestan pada Pilgub Jakarta nanti.
Oleh karena itu, melihat semua dinamika terkini rasanya tidak ada salahnya jika Anies Baswedan mengikuti nasihat dan pesan dari Cak Imin, yaitu “Sabar, Mas Anies!”