NOBARTV NEWS Cara STY dekati pemain, Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong membongkar metode dirinya ketika mendekati anak asuhnya. Ia membuat dirinya selayaknya seorang kakak di hadapan para pemainnya.
Kedekatan antara pemain dan pelatih musti ada untuk menunjang keharmonisan tim. Sebab dengan rasa kebersamaan yang erat, maka pelatih bisa dengan mudah memberikan materi pelatihan kepada anak asuhnya.
Oleh karena itu, ketika sebuah hubungan dalam tim retak – seperti pelatih yang tidak suka dengan pemainnya, tak jarang sang arsitek akan membangkucadangkan pemain yang bersangkutan. Namun hubungan ini tidak mesti retak dalam karena perkelahian. Bisa juga karena pemain dirasa tidak cocok sehingga ia dibuang ke tim junior. Beberapa waktu lalu, pemain Timnas Indonesia Ragnar Oratmangoen sampai berlatih dengan tim junior FC Groningen U21 sebelum akhirnya ia pindah ke FCV Dender.
Sementara Shin Tae-yong, pelatih berkebangsaan Korea Selatan ini memiliki cara tersendiri dalam mendekati anak asuhnya. Sadar kalau hubungan antara pemain dan pelatih harus terorganisir dengan baik, Shin pun sebaik mungkin menjaga hubungan tersebut.
Eks pelatih Timnas Korea Selatan itu mendekati pemain selayaknya seorang kakak kepada adiknya. Shin menempatkan dirinya sebagai seorang kakak, dan para anak asuhnya sebagai adik-adiknya. Cara ini, kata Shin Tae-yong cukup efektif untuk membangun hubungan yang baik dengan mereka. Namun sebelum itu, Shin terlebih dahulu memahami budaya para anak asuhnya.
“Saya berusaha untuk memahami budaya masyarakatnya terlebih dahulu,” terang Shin Tae Yong dilansir dari kanal Youtube KBS World Indonesian.
Lebih lanjut, kata Shin Tae-yong lagi, cara itu ia lakukan karena faktor bahasa. Ia mengaku tidak bisa berbahasa Indonesia sehingga dengan menempatkan dirinya sebagai kakak, maka metode pendekatan tersebut bisa berjalan. Walau cara-cara dalam pendekatan tersebut terkesan kasar seperti mencubit hingga mencabut bulu telinga, namun itu efektif untuk dilakukan.
“Karena saya tidak bisa berbahasa Indonesia saya mendekati para pemain itu seperti adik saya. Bercanda dan bermain-main dengan mereka. Kontak fisik dengan kontak fisik seperti mencabut bulu telinga, mencubit, menusuk mata. Meski itu kelihatannya kasar, tetapi para pemain justru lebih suka ketika saya melakukan itu,” ucapnya menambahkan.
Secara khusus, Shin menyebut nama Marselino sebagai orang yang paling sering diusilinya.
“Mereka senang karena pelatih beranda dengan mereka. Meskipun suasananya bisa dianggap sangat serius. Mereka senang karena saya selalu bercanda dengan mereka. Saya juga tentu senang. Bahkan kami menari tarian bulgogi bersama di lapangan. Sangat lucu. Terutama Marselino [Ferdinan],” jelas STY lagi.
“Meskipun sering saya marahi, dia [Marselino] selalu membuat suasana menjadi ceria. Jadi saya berterima kasih kepada dia. Para pemain sangat menyukai hal-hal seperti itu,” ucap STY.
“Dan saya juga berpikir mungkin kedekatan ini yang membuat saya dan para pemain bisa menjadi satu,” katanya memungkasi.