Properti & Real Estate

Adakah Peluang Investasi Properti di Kawasan Kota Mandiri Terintegrasi?



NOBARTV NEWS Pengembangan kota mandiri yang terintegrasi menjadi salah satu tren utama dalam industri properti di Tanah Air. Hal ini sejalan dengan semakin tingginya animo masyarakat untuk memiliki hunian di lingkungan yang menyediakan fasilitas gaya hidup yang lengkap, sarana transportasi yang memadai, serta aktivitas ekonomi yang bagus.

Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, menjelaskan bahwa konsep pengembangan perkotaan terintegrasi yang ideal harus mengandung unsur yang dinamainya dengan istilah Mentari, yakni menarik, tangguh, dan lestari.

Hal itu penting karena membangun kota bukan hanya sebatas membangun fisik, tetapi juga membangun peradaban. Menurut Nirwono Joga, pengembang harus memperhatikan tiga unsur tersebut dalam membangun sebuah kota mandiri.

“Kota harus menawarkan daya tarik kekinian dengan menghadirkan kota yang memiliki kemudahan akses, fasilitas publik yang bagus, dan punya populasi yang besar,” jelas Nirwono Joga, Selasa (6/7/2024).

Unsur tangguh, kata Nirwono Joga, ditunjukkan dengan penghuni yang bisa mengakses berbagai fasilitas di kawasan tersebut hanya dengan berjalan kaki maksimal 10-15 menit.

Oleh karena itu, pengembang harus membangun tempat berjalan kaki yang memadai dengan taman-taman teduh atau menyediakan kendaraan ramah lingkungan.

Sementara untuk unsur lestari, pengembang harus memastikan produk yang dijual berkelanjutan. Terlebih jika pasar yang disasar adalah kelas atas. Menurut Nirwono, hal ini penting karena generasi muda saat ini sudah semakin memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutan dalam membeli produk.

“Selain itu, perbankan saat ini juga dituntut untuk memberikan kredit dan laporan ESG. Jadi, bank akan sulit memberikan pembiayaan kepada pengembang yang tidak mengedepankan ESG,” ujar Nirwono Joga.

Nirwono Joga melihat bahwa saat ini sudah ada beberapa kawasan yang mengembangkan properti terintegrasi di koridor Barat Jakarta yang menawarkan unsur Mentari, seperti kawasan Gading Serpong yang dikembangkan oleh Paramount Land.

Menurut Nirwono Joga, Kawasan Gading Serpong memiliki banyak keunggulan dan potensi yang besar untuk digarap. Pertama, yakni memiliki infrastruktur yang baik, yang mana dekat dengan Bandara Soekarno-Hatta. Kedua, berada di kawasan dengan populasi yang sangat besar.

Nirwono Joga  juga mengatakan, bahwa kawasan Tangerang Kota, Tangerang Selatan, dan Tangerang Kabupaten (3T) saat ini sudah memiliki penduduk sekitar 5 juta dan jumlah ini akan terus bertambah.

“Ini potensi yang besar kalau dioptimalkan. Kuncinya, pengembang satu kawasan harus bisa melakukan diferensiasi dengan yang lain,” imbuh Nirwono Joga.

Kawasan 3T ini juga akan ditunjang dengan rencana pembangunan keberadaan jalan tol lingkar luar (JORR 3). Dimana jalan tol ini akan menyambungkan koridor Barat dan koridor Timur, termasuk melewati Gading Serpong.

Pembebasan lahan JORR 3 sendiri akan mulai dilakukan pada 2025 mendatang. Sementara itu, M. Nawawi, Presiden Direktur Paramount Land mengatakan, bahwa tren baru produk ritel atau komersial saat ini berfokus pada komunitas dan mixed-use. Integrasi ruang hunian, hiburan, dan rekreasi pun terlihat.

Menurut M. Nawawi, hal itu didorong oleh ekspektasi orang-orang kota yang menginginkan pengalaman berbelanja di pusat komersial yang didesain rileks melalui konsep green, spot-spot nyaman untuk berdiskusi, dan cocok untuk sekedar slow healing dibandingkan pusat perbelanjaan yang dirancang bertingkat-tingkat.

“Kota Gading Serpong kini sukses bertumbuh menjadi kota favorit masyarakat untuk tinggal, berbisnis, dan berinvestasi. Dengan basis ekonomi industri kreatif, perdagangan, dan jasa, kawasan Gading Serpong telah bertransformasi menjadi sebuah destinasi berskala regional,” kata M. Nawawi.

Luncurkan District Baru di Gading Serpong

Untuk melanjutkan pengembangan kota mandiri yang terintegrasi, Paramount Land terus melakukan pengembangan di Gading Serpong, baik dari fasilitas infrastruktur maupun produk-produk properti yang menjawab kebutuhan terkini.

Paramount Land juga mengembangkan satu kawasan baru di Gading Serpong di lahan seluas 40 ha yang diberi nama Pasadena Central District. Distrik baru ini dikembangkan setelah perusahaan sukses membangun Manhattan District seluas 22 ha.

“Pasadena Central District hadir sebagai ‘City within a City’ yang dirancang sebagai proyek mixed-use. Dimana para penghuninya bisa memenuhi kebutuhan hariannya hanya dalam waktu sekitar 10 menit,” jelas M. Nawawi.

Pasadena Central District dirancang menghadirkan produk yang saling terintegrasi, di antaranya klaster hunian, ruko, kavling komersial, studio loft, dan pedestrian. Sekitar 17 ha dari lahan distrik ini akan dikembangkan menjadi klaster hunian.

M. Nawawi juga mengatakan, bahwa hunian yang ditawarkan akan menyasar segmen premium dengan harga mulai Rp 2,5 miliar hingga Rp 13 miliar. Paramount Land sendiri telah meluncurkan klaster baru, yakni Pasadena Central.

Kluster baru ini bertajuk Grand Pasadena Village dengan 121 unit yang dipasarkan secara bertahap. Tahap pertama, disiapkan sebanyak 30 unit.

Norman Daulay, Direktur Paramount Land mengatakan, pihaknya memproyeksikan Pasadena Central District ini menjadi sebuah kawasan komersial dan residensial yang lengkap dengan penataan terpadu dan interaktif.

Captive market di kawasan ini juga sudah terbentuk, sudah ada market, sehingga calon pebisnis tinggal mencari jenis bisnis yang cocok untuk dikembangkan di sini. Lebih dari itu, kesuksesan pengembangan proyek komersial dan residensial Paramount Land juga sudah terbukti,” tutur Norman Daulay.

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Adakah Peluang Investasi Properti di Kawasan Kota Mandiri Terintegrasi? yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: