Asuransi & Keuangan

Kuota Rumah Subsidi Menipis, Bos BTN Harapkan Tambahan dari Pemerintah



NOBARTV NEWS Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang menyediakan rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah menunjukkan tren penyerapan yang cepat pada tahun ini.

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN), Nixon L.P. Napitupulu, menyatakan bahwa kuota FLPP diprediksi akan habis pada Agustus 2024, atau paling lambat September 2024.

Menurut Nixon, realisasi penyaluran FLPP tahun ini bergerak lebih cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Serapan FLPP telah mencapai 80% dari total kuota yang tersedia sebesar 166.000 unit.

Kondisi ini, menurut Nixon, terjadi karena masyarakat takut tidak kebagian kuota sehingga berusaha segera memanfaatkan kesempatan tersebut.

“FLPP tahun ini serapannya lebih cepat karena orang-orang khawatir tidak mendapat bagian.” jelasnya.

Dengan laju penyerapan yang cepat ini, Nixon memproyeksikan bahwa kuota FLPP akan terserap sepenuhnya pada Agustus 2024.

Kondisi ini membuat Nixon mengajukan harapan agar pemerintah menambah kuota FLPP sebanyak 30.000 hingga 35.000 unit.

Ia menilai, penambahan kuota ini sangat penting untuk menghindari dampak negatif yang bisa terjadi jika kuota habis, seperti banyaknya rumah yang tidak terjual.

Program FLPP yang disalurkan secara nasional tahun ini memiliki nilai sebesar Rp20 triliun.

Dari jumlah tersebut, BTN bertanggung jawab menyalurkan sekitar 75% hingga 80%.

Dengan pasar properti yang sedang bergairah, Nixon optimis penambahan kuota sangat diperlukan untuk menjaga momentum ini.

Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah mengajukan usulan tambahan kuota FLPP kepada Kementerian Keuangan.

Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan dari Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.

Direktur Jenderal Pembiayaan dan Infrastruktur PUPR, Triono Junoasmono, menyebutkan bahwa usulan tersebut masih dalam proses pembahasan di Kementerian Keuangan.

“Ini sedang dibahas di Kemenkeu, kita belum bisa memberikan statement lebih lanjut karena domainnya ada di Kemenkeu,” jelas Triono.

Kuota FLPP tahun 2024 yang digulirkan pemerintah sebanyak 166.000 unit, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 229.000 unit.

Dengan serapan kuota mencapai 22.000 unit per bulan, diperkirakan jika tidak ada tambahan kuota, stok FLPP akan habis pada September 2024.

Nixon menekankan bahwa jika kuota FLPP tiba-tiba habis tanpa ada tambahan, hal ini akan menjadi masalah besar bagi pasar perumahan.

Banyak rumah yang sudah dibangun bisa tidak terjual, yang pada akhirnya akan merugikan pengembang dan masyarakat yang membutuhkan rumah subsidi.

Oleh karena itu, respons cepat dari pemerintah untuk menambah kuota FLPP sangat diharapkan untuk menjaga roda ekonomi sektor perumahan tetap berputar.

Dengan laju permintaan yang tinggi, penambahan kuota FLPP menjadi langkah krusial untuk memastikan bahwa kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah dapat terpenuhi.

Selain itu, penambahan kuota juga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor properti yang memiliki efek berantai terhadap sektor-sektor lainnya.

Nixon dan pihak BTN berharap pemerintah dapat segera mengambil langkah konkret dalam menambah kuota FLPP agar tidak terjadi stagnasi di pasar perumahan subsidi.

Dengan demikian, harapan masyarakat untuk memiliki rumah layak huni dapat terus diwujudkan dan sektor properti tetap stabil.*

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Kuota Rumah Subsidi Menipis, Bos BTN Harapkan Tambahan dari Pemerintah yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

Rifki Abdul Rofik

Seorang Content Writer yang hidup di desa. Penikmat kopi tanpa gula.