NOBARTV NEWS Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan pergerakan yang positif hari ini Rabu, 17 Juli 2024.
Dibuka menguat dengan tambahan 10,34 poin atau sekitar 0,14 persen, IHSG berada di posisi 7.289,20. Sementara itu, Indeks LQ45 yang mencakup 45 saham unggulan juga mengalami kenaikan, meski tipis, sebesar 1,67 poin atau 0,06 persen ke posisi 914,26.
Kinerja ini mencerminkan optimisme pasar menjelang pengumuman suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).
Faktor utama yang mendorong penguatan IHSG adalah rebound teknikal yang dipengaruhi oleh kenaikan bursa Amerika Serikat (AS). Sentimen positif dari Wall Street telah memberi angin segar bagi bursa regional, termasuk Indonesia.
Saham-saham sektor teknologi di AS mengalami lonjakan setelah beberapa perusahaan besar melaporkan kinerja keuangan yang lebih baik dari perkiraan, sehingga menarik investor global untuk kembali masuk ke pasar saham.
“Hari ini IHSG berpotensi teknikal rebound efek naiknya bursa Amerika Serikat (AS). Selain itu, hari ini juga akan menunggu data BI Rate yang diproyeksikan tetap,” kata Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman dalam wawancara baru-baru ini.
“Level support IHSG di 7.150 sampai 7.200, sedangkan level resist berada di 7.250 sampai 7.280,” imbuh Fanny Suherman.
Pasar saham memang selalu sensitif terhadap kebijakan moneter, terutama keputusan suku bunga acuan. Bank Indonesia dijadwalkan untuk mengumumkan keputusan terbaru terkait suku bunga acuan (BI Rate).
Konsensus pasar memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga pada level saat ini, mengingat inflasi yang masih terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan meski perlahan.
Pengumuman BI Rate merupakan salah satu momen penting yang ditunggu oleh pelaku pasar. Suku bunga acuan yang stabil cenderung memberikan kepastian dan kepercayaan diri kepada investor.
Suku bunga yang rendah atau stabil mendukung pertumbuhan ekonomi dengan cara mendorong pinjaman dan investasi, yang pada gilirannya meningkatkan aktivitas ekonomi dan laba perusahaan.
Di samping itu, pelaku pasar juga mencermati perkembangan ekonomi global, terutama kebijakan moneter dari bank sentral utama dunia seperti Federal Reserve AS.
Fed baru-baru ini memberikan sinyal bahwa mereka mungkin akan lebih lambat dalam menaikkan suku bunga, sejalan dengan upaya mengendalikan inflasi tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ini memberikan dampak positif pada pasar saham global, termasuk Indonesia.
Pada level domestik, beberapa sektor menunjukkan performa yang solid dan menarik minat investor. Sektor teknologi, misalnya, masih menjadi primadona dengan pertumbuhan yang signifikan selama pandemi.
Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi, e-commerce, dan layanan digital terus mencatatkan pertumbuhan yang pesat. Saham-saham di sektor ini mendapat banyak perhatian karena prospek pertumbuhannya yang tinggi di era digitalisasi.
Selain itu, sektor perbankan juga menunjukkan kinerja yang baik. Dengan suku bunga yang stabil, bank-bank mampu menjaga margin bunga bersih yang sehat.
Pertumbuhan kredit juga mulai menunjukkan peningkatan seiring dengan pemulihan ekonomi. Perbankan tetap menjadi sektor andalan bagi banyak investor karena fundamentalnya yang kuat dan prospek jangka panjang yang positif.
Namun demikian, pasar saham tidak sepenuhnya tanpa risiko. Ketidakpastian politik dan ekonomi global tetap menjadi faktor yang perlu diwaspadai.
Volatilitas harga komoditas, seperti minyak dan logam, juga bisa mempengaruhi pasar. Selain itu, pelaku pasar juga memperhatikan perkembangan geopolitik yang dapat membawa dampak signifikan terhadap sentimen investasi.
Investor disarankan untuk tetap waspada dan cermat dalam memilih saham. Diversifikasi portofolio dan manajemen risiko yang baik adalah kunci untuk mengatasi fluktuasi pasar.
Analis merekomendasikan untuk memperhatikan saham-saham dengan fundamental yang kuat dan prospek pertumbuhan yang jelas.
Saham-saham defensif seperti sektor konsumer dan utilitas juga dapat menjadi pilihan yang baik dalam kondisi pasar yang tidak menentu.
Dalam konteks ini, IHSG yang bergerak menguat menjelang pengumuman suku bunga BI mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap stabilitas ekonomi dan kebijakan moneter yang suportif.
Meskipun ada tantangan dan risiko yang harus dihadapi, prospek pasar saham Indonesia tetap positif. Dengan strategi investasi yang tepat, peluang untuk meraih keuntungan di pasar saham tetap terbuka lebar.
Secara keseluruhan, pergerakan IHSG pada hari ini mencerminkan dinamika pasar yang dipengaruhi oleh faktor domestik dan global.
Penguatan yang terjadi didukung oleh sentimen positif dari bursa global dan ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga BI yang stabil.
Bagi investor, ini adalah saat yang tepat untuk mengkaji kembali strategi investasi dan mengambil langkah yang bijak dalam mengelola portofolio, guna memaksimalkan peluang di tengah tantangan pasar.