NOBARTV NEWS – Kemarin, 1 Oktober 2023 merupakan tepat satu tahun terjadinya Tragedi Kanjuruhan. Lalu, apa kata pemimpin federasi sepakbola Indonesia setelah satu tahun tragedi mencekam itu terjadi?
Seperti yang diketahui, tahun lalu, tepat di malam hari tanggal 1 Oktober 2022, telah dimainkan laga Liga 1 antara Arema FC dengan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur.
Di laga tersebut, Persebaya dengan mengejutkan membungkam tuan rumah dengan skor akhir 2-3. Pasca pertandingan, rentetan peristiwa mengerikan itu terjadi. Ujungnya adalah ratusan jiwa meninggal tak lama setelah tragedi yang dikenal dengan nama ‘Tragedi Kanjuruhan.’
Ya, akibat kekalahan dari tim rival, suporter tuan rumah merangsek masuk ke dalam stadion. Beberapa di antara mereka melakukan tindak kriminal dengan merusak fasilitas stadion. Sebagai aparat kemanan, polisi yang berada di dalam stadion merespons dengan menembakkan gas air mata.
Situasi detik demi detik pun makin mencekam karena gas air mata juga mengenai para suporter yang tak melakukan apa-apa. Kondisi tersebut membikin mereka kalang kabut menyelematkan diri untuk keluar dari stadion. Sayangnya, bukannya selamat, mereka justru makin tersiksa karena kesulitan untuk keluar ditambah dengan sulitnya untuk bernapas (karena gas air mata). Mirisnya lagi, mereka saling injak karena harus berebut pintu keluar.
Hingga akhirnya, ratusan jiwa pun meninggal dunia dan hal itu menjadi perhatian dunia internasional.
Dengan sikap tegas kala itu, PSSI dan Pemerintah RI meminta Liga 1 distop total. Tidak cuma itu saja, kompetisi di bawahnya seperti Liga 2 dan Liga 3 Nasional ikut terkena imbasnya. Hal yang menjadi tuntutan banyak orang kala itu adalah reformasi total di tubuh PSSI – dengan cara menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) secepat mungkin.
Keinginan banyak pihak akhirnya dikabulkan. KLB resmi digelar pada bulan Pebruari lalu. Mochamad Iriawan yang saat itu berstatus sebagai Ketum PSSI aktif memilih tak ikut terjun lagi. Dan seperti yang diharapkan banyak orang, sosok yang akhirnya naik sebagai penggantinya adalah Erick Thohir, seorang pebisnis sekaligus Menteri BUMN RI.
Meski kejadian Kanjuruhan saat itu bukan terjadi di masanya, namun hingga hari ini, Erick masih terus dituntut untuk menyelesaikan problem Kanjuruhan. Sebab menurut keluarga para korban, banyak hal-hal yang masih menjadi pekerjaan rumah untuk Erick Thohir. Mereka beranggapan keadilan bagi para korban Kanjuruhan belum terpenuhi sampai detik ini.
Lantas, setelah satu tahun tragedi tersebut terjadi, apa kata Erick Thohir?
“Apapun yang kita lakukan, untuk keluarga yang ditinggalkan, tidak pernah menghilangkan kedukaan,” kata Erick Thohir.
“Saya rasa pemerintah daerah pada saat peristiwa Kanjuruhan itu, ya Bu Khofifah, Pemkab Malang, pemerintah pusat, sudah mendorong bantuan. Saya pun sebelum jadi ketua PSSI sudah mendorong bantuan,” ujarnya menambahkan.
“Tentu saya prihatin. Kami tetap mendukung perbaikan para korban dengan wilayah-wilayah yang kami mampu. Dan kita terus, kalau ada apa-apa kita diskusi, tapi jangan menjadikan kami orang lain. Kami harus sama-sama memperbaiki yang sudah ada,” pungkas eks Presiden Inter Milan itu.
Usut tuntas
Gak pernah kapok
Masih ngambang kasusnya