NOBARTV NEWS – Erick Thohir menyebut wacana pembatasan jumlah pemain naturalisasi (di Liga 1) bukanlah sebuah tindak diskriminasi.
Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu, dalam sebuah Sarasehan Sepak Bola Indonesia, Erick sempat mengutarakan wacana terkait regulasi Liga 1 musim depan. Salah satunya adalah terkait pembatasan jumlah pemain naturalisasi untuk setiap klub. Erick ingin membatasi klub maksimal hanya boleh mendaftarkan satu pemain naturalisasi di skuadnya.
Tak hanya itu, pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN ini juga ingin kuota untuk pemain asing diperjelas. Salah satunya tiap tim wajib mendaftarkan satu pemain asing asal Asia Tenggara (ASEAN).
Keinginan Erick tersebut memang masih sekadar wacana. Karena rencana-rencana tersebut butuh dikaji sebelum disahkan dalam regulasi musim depan. Namun ucapan Erick tersebut sempat diprotes banyak orang, termasuk dari kalangan pemain (naturalisasi) itu sendiri.
Bahkan, APPI (Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia) turut memberikan responnya. APPI menyebut wacana tersebut termasuk sebagai pelanggaran HAM. APPI memiliki pedoman ketika menyebut hal tersebut berpotensi melanggar HAM. Berpedoman dari Universal Declaration of Player Rights dan FIFA’s Human Rights Policy, APPI kemudian mengeluarkan statement tersebut.
“Pembatasan pemain naturalisasi merupakan suatu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), setelah seseorang dinyatakan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), seyogyanya ia mendapatkan hak yang sama dengan WNI lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,” rilis APPI.
“Jika naturalisasi dianggap suatu polemik di sepak bola nasional, perlu dicari solusi terbaik dan bukan malah membatasi jumlahnya dalam setiap tim,” lanjut APPI dalam rilisnya tersebut.
Erick Thohir sendiri telah meresponnya. Ia membantah jika wacana tersebut bersifat diskriminatif.
“Saya rasa tidak ada diskriminasi kok. Kalau klub mengukur naturalisasi untuk jalan singkat prestasi, itu yang mesti diukur,” kata sang Ketua Umum PSSI.
“Total klub BRI Liga 1 ada 18 tim dan Liga 2 ada 28 klub. Artinya sudah ada 46 pemain naturalisasi. Banyak. Pertanyaan saya kalau masuk ke Timnas Indonesia ada 24 pemain, bisa membentuk dua timnas,” jelasnya lagi.
Lagi, Erick menekankan bahwa wacana tersebut bukan sebuah diskriminasi kepada para pemain naturalisasi. Ia mengaku dirinya sebagai IOC Member, sehingga tak mungkin baginya untuk melakukan hal seperti itu (diskriminasi).
“Ini bukan masalah diskriminasi. Saya IOC Member. Tidak mungkin saya mendiskriminasi. Ini aturan yang harus dimainkan untuk keseimbangan.”
“Makanya, saat di Sarasehan Sepak Bola BRI Liga 1 dan Liga 2, itu klub-klub yang bersepakat. Bukan PSSI menginstruksikan. Bukan dong,” ujarnya memungkasi.
Ini keputusan bersama yg dibuat pssi dgn semua klub, jadi pssi hanya menampung aspirasi
Gimana baiknya aja lah terserah kalian, kalau demi kemajuan sepakbola Indonesia ya harus didukung. Terutama demi kemajuan kompetisinya.
Harus duduk bersama agar tdk saling menyalahkan