NOBARTV NEWS – Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiyantoro berharap regulasi serta persyaratan pelatih asing di Liga 1 untuk diperketat. Hal itu ia ungkapkan dalam sesi konferensi pers sebelum PSS Sleman jumpa Persebaya Surabaya kemarin.
Sebagaimana diketahui, dari 18 kontestan Liga 1 musim ini, hanya beberapa klub yang masih menggunakan jasa pelatih lokal. Lebih dari separuhnya menggunakan pelatih asing. Mereka yang masih menggunakan pelatih lokal adalah Arema FC, PSS Sleman, PSIS Semarang, dan terbaru Barito Putera.
Mau tak mau, harus diakui juga bahwa pelatih asing lebih mendapatkan kepercayaan di musim ini. Dan terbukti, para pelatih asing tersebut menjadi pemimpin papan atas klub-klub yang dibelanya. Setidaknya, dari enam klub papan atas saat ini, seluruhnya dinakhodai oleh pelatih asing. Sebut saja seperti Persija Jakarta, Persib Bandung, PSM Makassar, Borneo FC, Madura United, hingga Bali United. Keenam klub tersebut dilatih oleh pelatih asing.
Nah, sebagai pelatih lokal yang masih bersaing di Liga 1 musim ini, Seto berharap adanya regulasi terkait pelatih asing di Indonesia.
“Harapannya muncullah (sosok pelatih lokal), jangan karena asing terus menjadikan kalau kita sudah belajar kadang klub harus memahami,” kata Seto Nurdiyantoro.
“Artinya pelatih asing apapun dituruti. Ya kita coba akomodir semuanya, mungkin ada kesulitan dari manajemen, ada kesulitan dari tim pelatih, artinya kan tim pelatih harus tahu bersama, jangan karena mungkin orang di luar klub, gak tau bagaimana kesulitan kami, menjudge seperti itu,” ujarnya menambahkan.
“Harapannya ya jelas ada pelatih lokal muncul. Apalagi sekarang banyak pelatih-pelatih muda seperti itu,” kata eks pelatih PSIM Yogyakarta itu lagi.
“Pelatih-pelatih senior pun seperti coach RD, Djajang sebenarnya punya pengalaman yang bagus. Harapannya kedepan bakal ada kesempatan bagi pelatih-pelatih lokal.”
Lebih lanjut, Seto berharap ada regulasi yang mengatur kedatangan pelatih asing tersebut. Misalnya, pelatih dilarang membawa gerbongnya. Artinya, dalam kasus seperti ini biasanya seorang pelatih membawa seluruh staf yang sudah biasa bekerjasama dengannya. Bahkan untuk urusan asisten, pelatih fisik juga dibawa olehnya. Sehingga dalam hal ini pelatih lokal tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan ilmu dari mereka.
Setidaknya, harus ada jabatan khusus dalam staf kepelatihan pelatih asing tersebut. Selain itu, Seto juga menyinggung terkait rencana regulasi pelatih asing. Bahwa setiap pelatih asing yang datang, maka ia harus memiliki pengalaman sebagai pelatih di negaranya setidak-tidaknya selama lima tahun. Dan itu harus di kompetisi tertinggi.
“Walau ada pelatih asing, jangan bawa gerbongnya, tapi libatkan juga pelatih lokal untuk transfer ilmu, harapan saya seperti itu. Saya sudah dengar ada pembahasan bahwa ada regulasi dari federasi bahwa ada aturan yang salah satunya sih pelatih asing yang yang kita rekrut minimal lima tahun di kompetisi kasta tertinggi negaranya, salah satunya itu,” tegas Seto.
“Mungkin ada beberapa regulasi yang bukan menyulitkan, tetapi yang terpilih di kompetisi Liga Indonesia adalah pelatih-pelatih asing yang berkualitas, jadi kita bisa belajar.”
“Jadi, untuk harapan kedepannya, regulasi ini patut diperjelas dari federasi. Jadi, jangan asal emblem asing gitu kita langsung sebut mereka bagus,” ujarnya memungkasi.
Ide yang bagus akan tetapi lebih baik jika pelatih lokal yang harus dibagusin dengan lisensi internasional
Ide yang cukup bagus, tapi alangkah baiknya kualitas pelatih Indonesia juga harus oke dan terutama juga harus punya lisensi internasional/FIFA.
Ini tdk langsung akan meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia dgn hadirnya pelatih top
Ini berarti pelatih sekelas luis milla tdk akan memenuhi syarat
Biasanya mereka punya lisensi A AFX
Itu hal yg tidak mungkin
Tapi yg menjatuhkan kualitas liganya dari kalangan wasit 🗿
Ide yg lumayan bagus 👍
Seleksi alam berlaku, siapa yang kuat itu yang bertahan, entah itu pelatih lokal ato asing