BRI Liga 1

Demo Aremania Berakhir Ricuh, Sang Orator Minta Maaf kepada Seluruh Masyarakat Indonesia

TOPIK BERITA :


NOBARTV NEWS – Aremania melakukan demo di depan kantor Arema FC siang tadi. Demo tersebut berakhir ricuh hingga terjadi aksi saling pukul. Dalam keterangannya, salah satu pendemo meminta maaf atas Tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan banyak pihak yang kini jadi dirugikan.

Sebagaimana diketahui, telah terjadi Tragedi Kanjuruhan pada tahun 2022 lalu. Tragedi tersebut terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Tragedi yang merenggut ratusan jiwa itu menjadi tragedi terkelam sepanjang sejarah sepak bola tanah air.

Akibat tragedi tersebut, banyak hal-hal yang terjadi sesudahnya. Seperti ditetapkannya beberapa tersangka, lalu di-stopnya Liga 2 dan 3 Nasional. Kejadian-kejadian tersebut merupakan buntut dari Tragedi Kanjuruhan.

Sementara itu, kelompok suporter Aremania merasa kasus ini belum selesai sepenuhnya. Mereka merasa dikhianati oleh klub kebanggaan sendiri. Mereka menyebut dirinya berjuang – dan klub tidak peduli. Padahal, ratusan jiwa melayang itu bukanlah angka yang sedikit. Intinya, Aremania merasa tak puas dengan pengusutan kasus tragedi ini.

Hal lain yang cukup berdampak bagi Arema sendiri adalah penolakan dari banyak kubu. Diketahui, Arema mendapatkan hukuman (akibat Tragedi Kanjuruhan) dilarang bermain sebagai tuan rumah di wilayah Malang dan sekitarnya. Dan di saat Arema ingin menjadikan beberapa stadion sebagai kandang, suporter setempat selalu menolaknya. Terbaru, Arema gagal menjadi tuan rumah dalam pertandingan melawan Bali United karena Arema belum memutuskan stadion mana yang akan mereka gunakan.

Nasib buruk Arema tak selesai sampai di sana. Suporter lain termasuk – suporter tim-tim Liga 2 dan Liga 3 Nasional mengutuk klub asal Jawa Timur ini. Mereka menyebut Arema sebagai biang keladi dari semakin memburuknya kompetisi di tanah air.

Tidak hanya dari suporter luar, Arema juga mendapat kecaman dari suporter sendiri.

Tadi siang, Aremania melakukan demo di depan kantor Arema FC. Ratusan masa tersebut datang dari arah Taman Makam Pahlawan menuju kantor Arema FC.

Setibanya di depan kantor, para pendemo mendapat hadangan dari penjaga. Aksi saling dorong dan jotos pun tak terhindarkan. Para pendemo lalu melempar batu ke arah kantor Arema. Lemparan tersebut membuat jersey hingga manekin berjatuhan.

Tidak selesai sampai di situ, ratusan masa tersebut mencomot logo Arema lalu membakarnya. Dalam salah satu poster yang ditempel pendemo di dinding gedung kantor bertuliskan, “Aremania Berjuang Sendiri, Klubnya Tidak Peduli.”

Aparat kepolisian dari Polresta Malang Kota mendatangi lokasi kejadian. Namun kedatangan mereka mendapatkan respon tak baik dari pada pendemo. Mereka (pendemo) justru meminta aparat kepolisian tidak ikut campur dengan hal yang sedang mereka lakukan.

Dalam salah satu orasinya, orator meminta tragedi Kanjuruhan untuk diusut sebaik-baiknya. Karena menurut mereka, proses hukum Tragedi Kanjuruhan belum tuntas sebagaimana hukum seharusnya berjalan.

“Kami Arek Malang menyadari bahwa lingkungan internal kami sangatlah banyak kekurangan yang membuat perjuangan usut tuntas Tragedi Kanjuruhan ini sangat lemah,” kata sang orator.

Selain menyoroti Tragedi Kanjuruhan, orator tersebut juga minta maaf kepada seluruh elemen sepak bola tanah air atas ketidaknyamanan yang kini ditimbulkan (di-stopnya Liga 2 dan 3 buntut Tragedi Kanjuruhan).

“Kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Indonesia atas ketidaknyamanan untuk menikmati hiburan sepak bola Indonesia. Kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh warga Malang Raya, karena sudah direndahkan martabatnya oleh tindakan nirempati,” tutupnya.

Lalu Getar

Seorang penikmat kopi dan fans layar kaca Real Madrid

17 Comments