NOBARTV NEWS – Kesaksian Exco PSSI Ahmad Riyadh dalam Tragedi Kanjuruhan membuat netizen geram. Pasalnya, usai menjadi saksi dalam tragedi itu, ia menyebut suporter Indonesia kurang pendidikan dan memiliki fanatisme kental sebagai salah satu penyebab terjadinya peristiwa mematikan itu.
Sebagaimana diketahui, pada 1 Oktober tahun lalu, sebuah peristiwa memilukan terjadi di kancah sepak bola tanah air. Ratusan jiwa melayang akibat berdesakan dan menghirup gas air mata usai pertandingan yang mempertemukan tuan rumah Arema FC dengan Persebaya Surabaya.
Di laga tersebut, Arema FC menelan kekalahan 2-3 sehingga membuat suporter tuan rumah marah. Mereka memasuki stadion dan beberapa di antaranya melakukan tidak anarkis. Hal itu lalu direspon aparat keamanan dengan menembakkan gas air mata. Mereka pun berlari untuk menyelamatkan diri. Dalam proses penyelamatan diri itu, mereka saling injak dan menghirup gas air mata.
Akibat hal itu, banyak korban jiwa berjatuhan dan beberapa di antaranya merupakan anak-anak.
Sejauh ini, Kepolisian Polda Jatim telah menetapkan enam tersangka. Tiga perangkat pertandingan dan tiga dari unsur kepolisian.
Sementara itu, Mochamad Iriawan selaku ketua umum PSSI pernah diperiksa sebagai saksi. Namun tidak hanya dirinya saja, kini salah satu anggota Exco PSSI Ahmad Riyadh juga mendapatkan panggilan. Ia juga diperiksa sebagai saksi dalam tragedi mematikan itu.
Dalam keterangannya usai diperiksa, Ahmad Riyadh mengungkapkan hal yang membuat suporter tanah air geram khususnya publik sepak bola Malang.
“Melihat sebelumnya stadion itu juga digunakan oleh Arema, bahkan Piala Presiden, AFC tingkat Asia juga di sana. Jadi untuk menilai sebuah stadion layak atau tidak, saat itu layak,” kata Ahmad Riyadh di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya beberapa waktu lalu.
Riyadh lalu mencontohkan bagaimana perbedaan sepak bola luar negeri dan di Indonesia. Katanya, sepak bola luar negeri bagaikan menonton konser. Mereka bisa mengajak anak, saudara, orang tua dengan jaminan keamanan serta keselamatan. Namun di Indonesia tidak. Kata Riyadh, suporter di Indonesia kental dengan fanatisme. Tidak hanya itu saja, mereka (suporter) dianggap kurang pendidikan oleh Exco yang juga menjabat sebagai Ketua Asprov PSSI Jawa Timur ini.
Hal yang diungkapkan Riyadh itu diunggah oleh akun instagram @malangraya_info.
“Idealnya nonton sepak bola di luar negeri seperti nonton konser, dengan mengajak anaknya. Di kita fanatisme kental, pendidikan kurang, padahal suporter ini bagian klub, klub bagian PSSI, makanya kami merangkul semuanya,” kata Ahmad Riyadh.
Ucapan tersebut membuat suporter – dalam hal ini netizen geram.
“Kalau suporter kurang pendidikan, terus yang menembakkan gas air mata kurang apa?” keluh salah seorang netizen.
“Ketua Asprov PSSI ini ndak bisa lihat ya? Kalo suporter nggak berpendidikan, Kanjuruhan gak aman, coba dilihat korban #kanjuruhandisaster2 ini paling banyak anak-anak atau orang dewasa?” ketua netizen lainnya setengah bertanya.
Lebih tepatnya suporter kita kurang beradab.
SDM rendah
Netizen auto geram, pasti fans usuttuntas FC
Ya gimana emang begitulah fakta nya