NOBARTV NEWS – Tragedi Kanjuruhan membuat mata banyak orang tertuju pada satu hal, bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki dari sistem sepakbola Indonesia. Maka daripada itu, federasi sepakbola Indonesia yaitu PSSI mulai tersadar dan berbenah dengan melakukan satu terobosan. PSSI akan menyekolahkan suporter Indonesia agar lebih tertib dalam mendukung tim kesayangannya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, ratusan jiwa melayang dan ratusan lainnya luka-luka akibat berdesakan, saling injak, hingga kemudian menyebabkan kematian. Kematian para suporter Arema FC itu diakibatkan oleh perasaan campur aduk, linglung, kemudian kocar-kacir ketika menerima semprotan gas air mata dari aparat keamanan. Mereka pun berusaha menyelamatkan diri yang sayangnya – berujung pada kematian yang sangat tidak diinginkan.
Namun satu hal yang harus kita setujui adalah tragedi mematikan itu tidak akan pernah terjadi ‘jikalau’ sejak akhir pertandingan yang mempertemukan Arema FC Vs Persebaya itu tidak diikuti dengan turunnya suporter tuan rumah ke lapangan. Sekali lagi, andai saja suporter tidak turun, maka kejadian mengerikan ini tidak akan pernah terjadi. Berdasarkan fakta sepakbola dunia, kematian akibat Tragedi Kanjuruhan menjadi tragedi dengan jumlah korban terbesar kedua sepanjang sejarah sepakbola dunia.
Beberapa oknum sudah diberikan sanksi – bahkan telah ditetapkan sebagai tersangka. Presiden FIFA Gianni Infantino bahkan turun langsung ke Indonesia, perwakilan AFC hingga pemerintah RI serta PSSI bergandengan demi mewujudkan sepakbola Indonesia yang jauh lebih ramah lagi.
Terkhusus untuk PSSI, federasi yang dipimpin oleh purnawirawan Polri bintang tiga Komjen (Purn) Mochamad Iriawan itu pun membuat terobosan baru.
Melalui Sekertaris Jenderal PSSI Yunus Nusi, PSSI melakukan langkah strategis dengan terobosan baru yaitu akan menyekolahkan para suporter. Hal itu diyakini sebagai salah satu upaya efektif agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Hal itu disampaikan Yunus Nusi di hadapan Menpora Zainudin Amali dan FIFA beberapa waktu lalu.
“Dalam kesempatan ini, saya izin kepada bapak menteri, sesuai dengan hasil pembicaraan kami dengan FIFA, kepolisian, dan Kemenpora,” buka Yunus Nusi.
“Ternyata, penting bagi kita untuk mengedukasi suporter melalui dunia pendidikan.”
Menurut PSSI, kebanyakan suporter klub Indonesia berasal dari kaum remaja. Maka daripada itu, mereka membutuhkan edukasi lebih lanjut terkait tata cara apa saja yang harus dilakukan dan hal apa saja yang dilarang ketika menonton tim kesayangannya.
“Tahun ini, sesegera kami untuk koordinasi, bahwa sebagian besar suporter berasal dari anak-anak siswa, terpelajar, yang tentu membutuhkan edukasi, butuh penyampaian penjelasan tentang apa yang harus dilakukan ketika menonton pertandingan sepak bola,” tutup Yunus Nusi dalam pemaparannya.
Yg bocil2 biasanya
Gimana caranya