NOBARTV NEWS – Tak bisa dipungkiri, PSSI, Shin Tae-yong, dan pemerintah menjadi tiga dari sekian nama yang cukup disorot pasca Tragedi Kanjuruhan terjadi. Setiap nama tersebut memiliki peran dan hal yang menjadi sorotan masing-masing. PSSI – dalam hal ini Mochamad Iriawan disorot karena dianggap abai ketika Tragedi Kanjuruhan tersebut terjadi.
Bukan hanya tiga nama di atas, FIFA, Kepolisan RI, Panpel, PT LIB, hingga stasiun televisi Indosiar menjadi nama-nama yang menyeruak dan menjadi pembahasan penting. Netizen bahkan setiap hari tanpa henti selalu menaikkan komentarnya agar Ketum PSSI Mochamad Iriawan mundur dari jabatannya. Memang betul banyak yang menyebut Kepolisian, Dirut PT LIB, hingga Indosiar harus bertanggungjawab jawab. Namun permintaan dan desakan agar Iriawan untuk mundur jauh lebih masif dari nama-nama lainnya.
Kehadiran komentator kawakan Bung Towel ketika diberikan kesempatan untuk tampil menjadi narasumber pasca kejadian mematikan itu juga lebih disorot karena ucapannya yang meminta Ketum PSSI mundur. Bahkan tim investigasi bentukan pemerintah TGIPH (Tim Gabungan Independen Pencari Fakta) ketika menyerahkan hasil investigasi kepada presiden dalam salah satu rekomendasi yang mereka berikan juga meminta PSSI dan seluruh jajarannya untuk undur diri.
PSSI dalam tragedi tersebut lebih disorot karena dianggap biang keladi. Tak peduli apakah perwakilan PSSI sudah datang ke stadion atau menemui korban. Tak peduli juga jika PSSI sudah berkoordinasi dengan AFC dan FIFA, masyarakat Indonesia sudah terlanjur sakit hati dan menganggap PSSI sebagai otak keji di balik musibah itu.
Media pun ramai-ramai memberitakannya, netizen tak henti-hentinya menyerangnya. Nama Iwan Bule selalu disorot dan hancur di setiap pemberitaan. Hingga wajar saja dalam beberapa kesempatan, Iwan Bule merasa tertekan dan enggan bertemu dengan wartawan untuk sekadar memberikan klarifikasi terhadap tragedi tersebut. Terhitung, sudah dua kali Iriawan meninggalkan wartawan ketika dirinya ditunggu untuk memberikan kabar.
Baru-baru ini, Sekjen PSSI Yunus Nusi memberi kabar kalau sang Ketua Umum mengalami masalah psikologis – dalam hal ini alami rasa traumatis.
“Iya (trauma). Beliau itu kan dalam keadaan yang seperti ini sebagai ketua umum federasi, lalu kemudian beliau di sana (Malang) selama delapan hari berhadapan dengan para korban, keluarga korban,” kata Yunus Nusi beberapa waktu lalu.
“Anda lihat sendiri bagaimana kemudian beliau dibully, dihabisi di media. Pastilah sebagai seorang manusia ada lah nggak enaknya sama beliau. Terkadang beliau juga berpikirnya ke sana,” tutup Yunus Nusi.
Lebih trauma para korban
Wkwkwkwk
Kasian
Sama aja mba
Dilarang tertawa mzzz
Ya betul kasihan
Udah tua dibulyy
🙏🙏🙏