NOBARTV NEWS – Desakan agar Mochamad Iriawan mundur dari kursi kepemimpinan PSSI masih bergema sampai saat ini. Setidaknya, puluhan ribu petisi sudah terisi menuntut agar ia mundur dari jabatannya. Namun rupanya, dua petinggi PSSI menentang dan meminta Iriawan tetap meneruskan kepemimpinannya.
Desakan tersebut bermula ketika PSSI dianggap tidak becus melaksanakan tugasnya usai tragedi Kanjuruhan. Sebagaimana diketahui sebelumnya, 132 (sampai hari ini) korban jiwa melayang akibat tragedi yang terjadi usai laga antara Arema FC Vs Persebaya Surabaya itu.
Singkatnya, suporter Arema yang tidak menerima hasil pertandingan merengsek masuk ke dalam stadion. Petugas keamanan yang berada di dalam stadion mengkalim beberapa suporter melakukan tindak kerusuhan sehingga mereka menembakkan gas air mata.
Para suporter yang terkena gas tersebut sontak melarikan diri. Tujuan utamanya tentu keluar dari stadion yang sudah dipenuhi gas yang mengandung zat kimia tersebut.
Karena panik, banyak di antara mereka berjubelan untuk keluar stadion. Tak sedikit yang kemudian saling injak demi menyelamatkan diri. Namun naas, akibat berjubelnya masa yang ingin menyelamatkan diri, mereka pun saling injak dan pada akhirnya ratusan jiwa melayang akibat hal itu.
Polri sendiri mengkalim bahwa kematian bukan diakibatkan karena gas air mata melainkan karena kehabisan oksigen.
Sejak kejadian itu sampai hari ini, Iriawan dianggap gagal melaksanakan tugasnya dengan baik. Meski pria yang biasa disapa Iwan Bule itu sudah menjatuhkan sanksi lewat Komisi Disiplin PSSI, dan juga telah bertemu perwakilan FIFA – bahkan telah memenuhi panggilan dari TGIPH (Tim Gabungan Independen Pencari Fakta), namun desakan dari netizen agar ia segera mundur tetap digaungkan.
Iwan Bule sendiri pernah menjawab perihal tuntutan tersebut. Ia mengklaim bahwa Panpel adalah orang yang paling bertanggungjawab atas Tragedi Kanjuruhan. Panpel yang dimaksud adalah Abdul Haris yang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian. Komdis PSSI juga telah menghukum Abdul Haris dengan larangan terlibat dalam lingkungan sepak bola seumur hidup.
Terkait banyaknya dorongan agar ia segera mundur, ternyata ada dua tokoh besar PSSI yang justru membelanya. Salah satu tokoh tersebut adalah Agum Gumelar. Agum merupakan Dewan Pembina PSSI yang juga pernah menjabat sebagai Ketum PSSI pada tahun 1999-2003.
“Mundur bukan jawaban. Justru sebagai bentuk tanggung jawab sebagai Ketua Umum PSSI, tidak seharusnya mundur,” ujar Agum dilansir dari laman resmi PSSI.
“Dia (Iriawan) harus menyelesaikan kasus ini sampai tuntas dan kemudian dijadikan pembelajaran untuk ke depannya agar kompetisi bisa lebih baik lagi,” ujarnya menambahkan.
Bagi Agum, jika ingin mengganti Iwan Bule, maka gantilah ia ketika Kongres Luar Biasa PSSI pada akhir tahun 2023 mendatang.
“Silakan bertarung di sana. Siapa yang terbaik pasti akan dipilih oleh pemilik suara,” tutup Agum.
Selain Agum Gumelar, tokoh lainnya yang juga menolak Iriawan mundur adalah Ahmad Riyadh. Riyadh merupakan anggota Exco PSSI sekaligus Ketua Tim Investigasi PSSI untuk Tragedi Kanjuruhan.
“Pokoknya bentuk tanggung jawab tidak harus mundur dengan membuktikan PSSI menjadi lebih baik,” ujar Ahmad Riyadh beberapa hari lalu.
“Itu hak, terima kasih masyarakat sudah mengkritik,” pungkasnya.
wkwkwkwk pasti tim suksesnya bule
Bisa jadi bisa jadi.
For gubernur jabar 😂😂
Sulit diJabarkan
Lumayan dapat jabatan kalau dapat
Wkwkwk
Kok ada ya
Seharusnya mah harus bertanggung jawab
Hahaha
SulitdiJABARKAN
Hahahah
Wkwkw
Jawa barat menolak iwan
Wkwkw
🤔😅
Saya juga mendukung iwan bule
Yg patut di ganti anak buahnya