BRI Liga 1

Sisi Lain Tragedi Kanjuruhan: PT LIB Abaikan Saran Hingga Disorot Media Internasional



NOBARTV NEWS – Tragedi Kanjuruhan akan menjadi tragedi mematikan sepanjang sejarah sepak bola Indonesia. Sebanyak 154 orang melayang di Stadion yang menjadi markas Arema FC itu. Di satu sisi kita sangat menyesalkan tragedi tersebut bisa terjadi. Berikut beberapa sisi lain di balik tragedi berdarah tersebut.

1. Pihak Arema dan Aparat Kepolisian Meminta Jadwal Pertandingan untuk Dimajukan Namun Ditolak

Andaikata pertandingan bertajuk derby Jawa Timur antara Arema vs Persebaya itu dimajukan menjadi sore hari, barangkali kejadian seperti semalam tak akan pernah terjadi. Pihak Arema memiliki dasar mengapa mereka ingin memajukan jadwal pertandingan tersebut. Namun sayang, pihak PT LIB selaku operator menolak permintaan tersebut sehingga pertandingan tetap dilangsungkan pada pukul 20.00 WIB.

“Kami sudah mengajukan perubahan jadwal sesuai surat yang dikirimkan Polres Malang, semula kick-off pukul 20.00 WIB diajukan menjadi pukul 15.30 WIB,” ujar Ketua Panpel Arema Abdul Haris.

“Berdasarkan surat dari PT LIB, jawaban mereka ternyata kick-off laga Arema vs Persebaya tetap pukul 20.00 WIB,” ujarnya menambahkan.

2. Menkopolhukam RI Sesalkan Kebijakan Sembrono Panitia Pertandingan

Menkopolhukam Mahfud MD menyesalkan tragedi Kanjuruhan bisa terjadi. Mahfud dalam penuturannya menyebut panitia pertandingan tidak mengindahkan saran dari berbagai pihak sehingga membuat kejadian tersebut bisa terjadi. Saran-saran tersebut memang tak lantas membuat perjalanan pertandingan berjalan lancar, namun setidaknya dengan saran yang diterapkan maka bisa menimalisir kejadian-kejadian serupa.

“Tapi, usul-usul itu tidak dilakukan oleh panitia yang tampak sangat bersemangat,” jelas Mahfud MD lewat pesan singkat.

Bahkan, panitia mencetak tiket dengan jumlah yang melebihi kapasitas stadion.

“Pertandingan tetap dilangsungkan malam hari dan tiket yang dicetak jumlahnya 42 ribu dari kapasitas stadion, yakni 38 ribu orang,” ujarnya menambahkan.

3. LPSK Angkat Suara, Sebut Ini Bukan ‘Musibah’ tapi ‘Tragedi’

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menyebut tragedi Kanjuruhan sebagai sebuah tragedi yang harus diusut tuntas. Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi menyerukan ada pihak yang harus bertanggung jawab dari kejadian mengerikan tersebut.

“Ini bukan lagi musibah, tapi tragedi. Harus ada yang bertanggung jawab. Korban itu bukan statistik tapi tubuh bernyawa seperti kita,” papar Edwin Partogi.

4. Kejadian Serupa Pernah Terjadi di Tempat yang Sama

Tragedi serupa pernah terjadi pada tahun 2018 lalu. Pada 15 April pada tahun tersebut, satu korban meninggal dunia usai pertandingan antara Persib Bandung vs Arema FC. Namun kejadian semalam jauh lebih banyak dari korban di tragedi pertama.

5. PSSI Bentuk Tim Investigasi

Buntut kejadian yang menyebabkan ratusan jiwa melayang, PSSI telah membentuk tim investigasi untuk mengusut tuntas penyebab kejadian tersebut.

“PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan. Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut. Untuk itu PSSI langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang,” ujar Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.

“Atas terjadinya insiden ini, kompetisi Liga 1 2022 2023 dihentikan selama sepekan, selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini,” ujarnya menambahkan.

6. Berbagai Media Asing Soroti Tragedi Berdarah Kanjuruhan

Media asing turut memberitakan tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan Malang. Seperti The Guardian (Australia), Associated Press, Mirror (Inggris), hingga US Today.

Dalam judul yang dimuat, The Guardian menulis, “Indonesia football riot: 129 people killed after stampede at match.”

“127 football fans killed in mass riot involving tear gas as league suspended,” tulis Mirror.

Untuk diketahui, jumlah korban tewas sampai saat ini berada pada angka 154 jiwa.

7. Lampaui Tragedi Hillsborough

Inggris pernah mengalami tragedi mengerikan sepak bola yang disebut sebagai tragedi Hillsborough. 96 suporter Liverpool meninggal pada saat itu. Jumlah tersebut menjadi yang terbanyak sepanjang sejarah sepak bola Inggris.

Jumlah kematian karena sepak bola terjadi pada tahun 1964 lalu di Stadion Nacional, Peru. 328 korban jiwa berjatuhan pada saat itu.

8. Seorang Netizen Ceritakan Kronologi Kejadian

Seorang Aremania atas nama Rezqi Wahyu menceritakan kronologi terjadinya sebelum hingga usainya kericuhan. Lewat akun twitternya, ia membuat utas terkait kejadian mengerikan tersebut.

Utas Rezqi Wahyu:

Lalu Getar

Seorang penikmat kopi dan fans layar kaca Real Madrid

3 Comments