NOBARTV NEWS – Federasi Sepakbola Dunia atau FIFA akhirnya angkat suara terkait tragedi mengerikan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan semalam. Usai pertandingan antara Arema FC vs Persebaya Surabaya, ribuan suporter tuan rumah tumpah ke stadion hingga menimbulkan kerusuhan yang mengakibatkan ratusan jiwa melayang.
Sebelumnya, beberapa media luar negeri memberitakan kejadian mengerikan tersebut. Media Spanyol seperti Marca, The Guardian Inggris, hingga Amerika Serikat seperti New York Times mengabarkan berita duka itu. Belum lagi dengan beberapa federasi sepakbola tetangga yang menyampaikan dukacita atas kejadian yang menimpa suporter Arema atau biasa disebut Aremania.
Selain korban jiwa yang menimpa warga sipil, dua di antara korban yang meninggal adalah aparat kepolisian. Kuat diduga kematian itu diakibatkan oleh para suporter yang berdesakan menuju pintu keluar demi menghindari gas air mata yang ditembakkan aparat demi membubarkan masa.
Dan kini, banyak orang menerka bahwa Indonesia akan kembali dibanned oleh FIFA. Indonesia juga terancam gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Jika Piala Dunia U-20 saja terancam gagal, apalagi dengan peluang Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Asia 2023, hal itu dipastikan pupus.
Melalui sang presiden Gianni Infantino, FIFA akhirnya memberikan statementnya. Melalui rilis resmi yang dikeluarkan lewat webnya, FIFA.com, sang presiden memberikan komentarnya.
“The football world is in a state of shock following the tragic incidents that have taken place in Indonesia at the end of the match between Arema FC and Persebaya Surabaya at the Kanjuruhan Stadium." – FIFA President Gianni Infantino.
Full statement: https://t.co/dksCbowInH
— FIFA Media (@fifamedia) October 2, 2022
“Dunia sepak bola sedang dihebohkan menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan.”
“Ini adalah hari yang gelap bagi semua yang terlibat dalam sepak bola dan sebuah tragedi di luar pemahaman. Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada keluarga dan teman-teman para korban yang kehilangan nyawa setelah insiden tragis ini. Bersama FIFA dan komunitas sepak bola global, semua pikiran dan doa kami bersama para korban, mereka yang telah menjadi korban. terluka, bersama rakyat Republik Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia, Persatuan Sepak Bola Indonesia, dan Liga Sepak Bola Indonesia, pada saat yang sulit ini.”
Tragedi Kanjuruhan menjadi daftar kelam kematian sepakbola sepanjang sejarah di Indonesia dan menjadi yang kedua di dunia. Tragedi di Stadion Nasional, Peru menjadi tragedi terbesar sepanjang sejarah. Saat itu, pada tanggal 24 Mei 1964, 328 jiwa melayang di stadion tersebut.