BRI Liga 1

4 Fakta Di Balik Tragedi Kanjuruhan: Ratusan Jiwa Melayang Hingga Ancaman dari FIFA



NOBARTV NEWS – Kabar duka kembali menyelimuti sepak bola tanah air. Usai laga antara Arema FC Vs Persebaya Surabaya dalam lanjutan kemarin, ribuan suporter tumpah ke lapangan buntut dari kekesalan mereka karena tim-nya (Arema FC) alami kekalahan 3-2. Kerusuhan pun tak terhindarkan. Dikabarkan, ratusan korban jiwa melayang dalam tragedi Kanjuruhan itu.

Sebagaimana diketahui, pada lanjutan BRI Liga 1 pekan ke-11 musim 2022/2023 kemarin, Arema FC menjamu sang tamu Persebaya Surabaya. Sejak dulu, setiap kali dua tim ini bertemu, selalu ada intrik baik di dalam hingga luar lapangan.

Berpihak sebagai tuan rumah, Aremania (suporter Arema FC) ingin timnya memenangkan laga. Terlebih mereka sudah terlalu lama berada di papan tengah. Di sisi lainnya, tim tamu yakni Persebaya Surabaya bertekad untuk meraih kemenangan perdananya usai kalah tiga kali berturut-turut atas Bali United, PSM Makassar, dan Rans Nusantara FC.

Seperti yang sudah diprediksi, laga berlangsung sengit. Namun secara mengejutkan, publik tuan rumah terdiam seketika pada saat striker anyar Persebaya Sílvio mencetak gol cepat pada menit ke-8. Tak cukup satu gol, Persebaya lagi-lagi menggandakan keunggulan lewat bek asal Brasil Léo Lelis.

Lima menit sebelum bubar babak pertama, secara mengejutkan lagi, Arema FC menyamakan kedudukan lewat brace Abel Kamara masing-masing pada menit ke-42 dan 45 lewat sepakan penalti.

Namun naas, di babak kedua, Persebaya lagi-lagi menambah golnya. Wonderkid muda Persebaya Marselino Ferdinan memberikan umpan cantik kepada Sho Yamamoto yang lantas mengecoh kiper dengan cermat. Skor akhir 2-3 bertahan hingga akhir pertandingan.

Tak menerima dengan hasil itu, para suporter yang membanjiri tribun tumpah ruah ke lapangan. Mereka menghancurkan beberapa fasilitas stadion seperti kursi dan pagar pembatas. Tidak selesai sampai di situ, aparat kepolisian yang berjaga melempar gas air mata dengan maksud menghalau kericuhan. Sayang, akibat hal itu, banyak suporter yang justru berjatuhan karena kehabisan napas dan alami sesak.

Berikut 4 Fakta Di Balik Tragedi Kanjuruhan:

1. Korban Capai Ratusan Juta

Sebanyak 154 korban jiwa melayang dalam tragedi tersebut. Dua di antaranya merupakan aparat kepolisian. Hal itu diungkapkan oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta.

“Telah meninggal 127 orang, 2 diantaranya anggota POLRI. Yang meninggal di Stadion ada 34, kemudian yang lain meningal di rumah sakit pada proses penolongan,” ujar Nico sebelumnya.

Namun saat ini, jumlah tersebut sudah mencapai angka 154. Lebih dari ratusan jiwa masih menjalani perawatan di pusat kesehatan setempat.

“Masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan,” ujarnya menambahkan.

2. BRI Liga 1 Resmi Dihentikan

Akibat kerusuhan mengerikan itu, PSSI dan PT LIB resmi menghentikan gelaran BRI Liga 1 untuk satu pekan ke depan.

Lewat Direktur PT LIB Hadian Lukita, ia menjelaskan bahwa keputusan itu diambil setelah menerima saran dari Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.

“Keputusan tersebut (penghentian kompetisi selama sepekan) kami umumkan setelah kami mendapatkan arahan dari Ketua Umum PSSI,” terangnya.

“Ini kami lakukan untuk menghormati semuanya. Dan sambil menunggu proses investigasi dari PSSI,” tutup Hadian.

3. Aparat Kepolisian Langgar Peraturan FIFA

Dalam peraturan yang sudah disahkan FIFA, gas air mata merupakan salah satu benda yang dilarang untuk digunakan di stadion. Hal itu menjadi sorotan oleh beberapa netizen yang mempertanyakannya.

“Padahal udah jelas, regulasi dari FIFA penggunaan gas air mata di stadion itu dilarang. Kok yo bisa-bisanya gunain itu di stadion dengan masa banyak dan pintu keluar yang kecil,” tulis salah satu netizen.

“Ini tear gas udah dibanned FIFA tapi kok polisi gak tau apa gimana?” warganet lain menimpali.

“Membawa gas air mata ke dalam stadion aja udah dilarang sama FIFA, ini malah ditembakin.”

4. Indonesia Terancam Sanksi FIFA

Kerusuhan yang menyebabkan banyaknya korban jiwa ini sudah pasti akan menjadi sorotan banyak pihak – termasuk FIFA. Indonesia bisa terancam FIFA karena kejadian tersebut.

Saat ini, PSSI tengah berusaha menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Asia 2023 di samping telah resmi menjadi tuan rumah 2023.

Atas kejadian kemarin, FIFA bisa saja mencabut hak Indonesia tersebut karena alasan keamanan. Jika sudah demikian, siapa yang rugi? Tentu semua orang – bukan hanya penikmat sepakbola saja.

Lalu Getar

Seorang penikmat kopi dan fans layar kaca Real Madrid

6 Comments