NOBARTV NEWS – Final Piala AFF U-16 2022 tidak hanya tentang kemenangan yang akan selalu dikenang oleh suporter Timnas Indonesia. Namun ada hal yang tak luput dan masih menjadi perbincangan hingga saat ini. Seperti komentar bernada sensitif dari eks pelatih hingga perayaan yang disebut membikin malu federasi. Terbaru, Mochamad Iriawan menjawab tudingan netizen yang menyebut dirinya memalukan karena ikut angkat Piala ketika perayaan gelar Piala AFF U-16.
Sebagaimana diketahui, Iriawan dan Menpora, Zainuddin Amali serta kapten Muhammad Iqbal Gwijangge mengangkat trofi secara bersamaan di atas podium juara.
Momen seperti ini seharusnya tidak diikuti oleh pejabat maupun perwakilan federasi. Karena hal tersebut sangat memalukan dan sedikit aneh untuk disaksikan banyak orang. Dengan nada sindiran, salah satu akun twitter, @SiaranBolaLive menulis komentar nyeleneh kepada kedua pejabat penting tersebut.
Menpora Zainudin Amali dan Ketum PSSI Iwan Bule diduga melanggar kode etik Perfederasian Sepakbola karena terlibat langsung dalam pengangkatan trophy juara #AFFU16. Keduanya diduga kuat mempunyai misi meningkatkan Popularitas tapi urat malu putus.pic.twitter.com/VtaurRGMG0
— Siaran Bola Live (@SiaranBolaLive) August 13, 2022
Dalam kalimat akhir di tweet tersebut, @SiaranBolaLive menulis, “Keduanya diduga kuat mempunyai misi meningkatkan popularitas tapi urat malu putus.”
Komentar bernada serupa tidak hanya muncul dalam satu tweet. Banyak sekali netizen lainnya yang turut menyayangkan keduanya. Bagi penikmat sepakbola yang telah biasa menyaksikan perayaaan juara, momen tersebut sangatlah aneh karena seharusnya hanya kapten tim lah yang pertama kali memegang dan melakukan perayaan dengan mengangkat piala.
Tiga hari berselang, Mochamad Iriawan akhirnya angkat bicara. Purnawirawan Polri bintang tiga itu menjelaskan bahwa dirinya dimintai untuk naik ke podium oleh Presiden AFF, Khiev Sameth. Bukan hanya Khiev, sang kepten juga meminta dirinya turut serta merayakan gelar tersebut.
“Di sana, saya diminta Presiden AFF untuk naik ke podium, termasuk Pak Menpora. Iqbal juga minta saya untuk angkat trofi,” terang Iriawan.
“Jadi, apa yang salah? Sudah lah, sudah juara. Apresiasi mereka. Kita sudah luar biasa. Ingin juara. Alhamdulillah. Saya berikan motivasi yang luar biasa,” ujarnya menambahkan.
Iriawan kemudian menjelaskan perannya dalam membawa Garuda Asia hingga ke puncak tertinggi Piala AFF U-16. Bagi Iwan, banyak orang yang tidak tahu bagaimana kerja keras dan pengorbanan yang sudah dilakukannya. Hanya karena naik podium, seolah segala upaya dan usaha yang sudah dilakukannya demi memajukan sepakbola Indonesia luput begitu saja.
“Susah ya. Saya menjaga timnas luar biasa. Orang tidak tahu saya berdarah-darah. Tapi, ini kewajiban saya,” tegas pria yang biasa disapa Iwan Bule itu.
“Saya tunggu di Yogyakarta dan tidak pulang ke Jakarta. Orang tua pemain dihadirkan, sampai cium kaki orang tua. Itu memang tidak dilihat. Biasa netizen, saya anggap situasi yang wajar,” tambahnya lagi.
Lebih lanjut, mantan Kapolda Metro Jaya itu menegaskan bahwa tidak ada maksud apa-apa di balik seremonial tersebut. Ia menjelaskan bahwa hal itu murni karena euforia semata.
“Netizen juga harus bangga. Saya tidak ada maksud apa-apa. Yang jelas euforia. Belum pernah di kepemimpinan saya menjadi juara. Wajar saja. Senang, bangga,” tutup Ketua Umum PSSI tersebut.