NOBARTV NEWS Indonesia digasak Korut, Skuad Timnas Indonesia dibantai habis-habisan di laga perempatfinal Piala Asia U17 2025. Tadi malam, anak asuh Nova Arianto itu dipermalukan Korea Utara dengan skor telak 0-6.
Skuad Garuda Asia (julukan Timnas Indonesia U17) melaju dengan sempurna sepanjang fase grup Piala Asia U17 2025. Tergabung dalam Grup C bersama tiga tim lainnya, Zahaby Gholy dkk sukses menyapu bersih seluruh laga fase grup dengan Kemenangan.
Timnas Indonesia mempermalukan tim kuat Korea Utara 1-0. Setelah itu, mereka membantai Yaman dengan skor meyakinkan 1-4. Selepas itu, di laga terakhir melawan Afghanistan, Mathew Baker dkk memporak-porandakan sang lawan 2-0. Hasil sempurna tersebut membuat skuad Garuda finis di peringkat pertama klasemen akhir grup C. Mereka mencatatkan hasil sempurna dengan sembilan poin.
Setelah diresmikan sebagai juara grup, skuad Garuda Asia pun berhadapan dengan Timnas Korea Utara selaku Runner-up grup D di laga perempatfinal. Laga itu digelar tepat pada malam Hari tadi di Stadion Prince Abdullah Al-Faisal, Jeddah, Arab Saudi.
Laga yang diharapkan berjalan seru ini justru berakhir tragis. Bagaimana tidak, skuad Garuda dibantai habis-habisan oleh skuad muda Korea Utara. Bahkan, anak asuh Nova Arianto itu kalah segalanya. Mereka dibantai oleh sang lawan dengan skor akhir 0-6. Gol-gol tersebut dicetak oleh Choe Song-Hun, Kim Yu-Jin, Ri Kyong-Bong, Kim Tae-Guk, Ri Kang-Rim dan Park Ju-Won.
Hasil tersebut membuat skuad Garuda Asia terhenti di babak perempatfinal sedangkan Korea Utara lolos ke babak semifinal. Di babak semifinal, Korea Utara akan berhadapan dengan Timnas Uzbekistan yang di laga sebelumnya lolos ke babak tersebut usai mengalahkan Uni Emirat Arab 3-1.

Ketua Umum PSSI dalam keterangan tertulisnya mengakui kekalahan skuad Garuda dengan lapang dada. Ia meminta semua pihak untuk tidak menghakimi Zahaby Gholy dkk.
“Harus diakui babak delapan besar memang berat. Lihat bagaimana Jepang dikalahkan Arab Saudi melalui adu Penalti. Lalu kemunculan kekuatan baru, seperti Uzbekistan yang konsisten permainannya, baik Junior dan senior serta bisa mengalahkan kekuatan Asia lainnya. Model pembinaan berkelanjutan seperti itulah yang harus kita temukan agar bisa seperti Jepang, Korsel, dan kini Uzbekistan,” ujar Erick Thohir.
“Jangan Hukum mereka karena kalah. Mereka anak-Anak Muda dan Jalan mereka masih panjang. Terlebih mereka mencetak prestasi bagus loh. Luar biasa! Dan harus dihargai sebagai pencapaian pribadi yang tinggi. Apalagi beberapa pemain berasal dari Keluarga yang sederhana dan menjalani hidup yang pas-pasan. Ini perjuangan besar mereka sebagai pribadi dan orang tuanya agar bisa menjadi pemain nasional,” tutur Erick memungkasi.