NOBARTV NEWS Tanggapan Calvin Verdonk, Di Indonesia, pemain keturunan memiliki daya tarik tersendiri. Bahkan beberapa di antara mereka mempunyai basis penggemar yang cukup fanatik. Calvin Verdonk menyebut setiap kali berada di Indonesia, ia bagaikan seorang bintang pop.
Kehadiran pemain keturunan di skuad Garuda mempunyai daya tarik yang cukup besar. Jika sebelumnya suporter Timnas Indonesia banyak didominasi oleh pria, kini berbondong-bondong suporter perempuan yang mulai suka dengan olahraga yang satu ini.
Kesukaan mereka (suporter perempuan) tentu bukan tanpa sebab. Hadirnya beberapa pemain naturalisasi membuat mereka jadi lebih bergairah untuk memberikan dukungannya.
Dari sekian banyaknya pemain keturunan, salah satu yang paling digemari oleh mereka adalah Rafael Struick. Selain karena masih sangat muda, Struick memiliki kelebihan dalam hal wajah yang bagi mereka ‘ganteng.’ Setiap kali Struick bermain, banyak suporter perempuan yang berteriak. Begitupun dengan beberapa pemain lainnya seperti Nathan Tjoe-A-On, Eliano Reijnders, hingga Jay Idzes. Namun secara keseluruhan, mereka semua memiliki basis penggemar tersendiri.
Hal yang sama dirasakan oleh punggawa NEC Nijmegen Calvin Verdonk. Verdonk mengaku dirinya bak bintang pop setiap kali pulang dan bermain bersama Timnas Indonesia. Para fans dipastikan mengerubungi mereka. Entah itu di hotel apalagi ketika berlatih. Tak heran jika beberapa waktu lalu PSSI melakukan pengamanan ekstra kepada para pemain dari hotel hingga menuju tempat latihan demi memudahkan mobilitas mereka karena banyaknya suporter yang mengerubunginya.
“Terkadang saya ingin membaca komentar di halaman Instagram NEC untuk mengetahui apa yang dikatakan orang-orang di daerah tersebut,” kata Calvin Verdonk kepada media Belanda Voetbal Internasional.
Verdonk juga menyoroti banyaknya komentar yang diterima akun official resmi klubnya itu. Saking banyaknya komentar netizen Indonesia, ia tidak bisa melihat komentar langsung dari fans lokal alias fans Nijmegen di Belanda.
“Namun reaksi-reaksi tersebut [dari fans di Belanda] tidak sebanding dengan apa yang terjadi di Indonesia. Ada begitu banyak [komentar dari fans Indonesia] sehingga Anda tidak lagi melihat tanggapan orang Belanda,” ucap Verdonk menambahkan.
“Orang-orang di sana bereaksi terhadap segalanya. Tentu saja mereka mendukung pemain-pemain kami, tapi butuh waktu untuk membiasakan diri. Sebenarnya ini masih aneh. Di Belanda saya bisa berbelanja dan berjalan-jalan di kota. Tentu saja kadang-kadang saya dikenali, tapi di Indonesia saya seperti bintang pop,” ujar Verdonk lagi.
“Saya terus-menerus didekati untuk meminta foto, tanda tangan, atau sekadar ngobrol. Suatu ketika saya berjalan dari hotel menuju pusat perbelanjaan. Biasanya dibutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan kaki, tapi saya butuh waktu empat puluh menit,” tuturnya memungkasi.
