Timur Tengah

Serangan Brutal Israel Lumpuhkan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara!

Fasilitas Kesehatan Diserang, Wartawan Dibunuh: Gaza Diteror Tanpa Ampun

NOBARTV NEWS – Rumah Sakit Indonesia dan Wisma Joserizal di Beit Lahia, Gaza Utara, menjadi korban serangan udara Israel yang intensif pada 17 Mei 2025. Serangan ini tidak hanya merusak Infrastruktur kedua fasilitas tersebut, tetapi juga mengganggu layanan medis kritis, termasuk unit Perawatan intensif (ICU), ruang gawat darurat, ruang operasi, dan klinik rawat Jalan.

Getaran hebat dari bom yang diledakkan di dekatnya menyebabkan kerusakan pada peralatan medis, sementara Jendela pecah dan Plafon runtuh, menciptakan kondisi yang hampir tidak memungkinkan untuk melanjutkan operasi medis.

Menurut laporan dari MER-C Indonesia, organisasi yang mengoperasikan Rumah Sakit Indonesia, serangan ini terjadi di tengah renovasi fasilitas tersebut. Namun, akibat serangan yang terus-menerus, rumah sakit ini akhirnya ditinggalkan setelah evakuasi penduduk pada 16 Mei 2025, ketika warga mencari tempat perlindungan yang lebih aman.

Wisma Joserizal, yang menjadi tempat tinggal bagi relawan Indonesia dan staf Lokal MER-C, juga mengalami kerusakan serius, dengan plafon yang runtuh dan kaca pecah berserakan di Lantai.

Informasi ini dikonfirmasi melalui unggahan resmi MER-C Indonesia di Platform X (sebelumnya Twitter) pada 18 Mei 2025. Unggahan tersebut menyertakan video yang menunjukkan kondisi rusaknya rumah sakit dan wisma, serta narasi yang menggambarkan dampak serangan terhadap layanan medis dan infrastruktur. Video tersebut juga menyoroti upaya evakuasi pasien dan staf di tengah situasi yang memprihatinkan.

Serangan ini terjadi dalam konteks eskalasi Kekerasan di Gaza, di mana setidaknya 66 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel pada malam yang sama, menurut laporan medis lokal. Di antara korban, lima jurnalis tewas, termasuk Abdel Rahman Al-Abadla, Aziz Al-Hajjar, Ahmad Al-Zeenati, Khaled Abu Seif, dan Nour Qandil.

Kematian ini menyorot risiko besar yang dihadapi oleh wartawan di zona Konflik, di mana Keselamatan media menjadi isu mendesak. Selain itu, laporan dari Sky News dan lainnya menegaskan bahwa beberapa rumah sakit di Gaza Utara, termasuk Rumah Sakit Indonesia, kini tidak lagi beroperasi, memperburuk krisis Kemanusiaan di wilayah tersebut.

Analisis kritis menunjukkan bahwa serangan ini bukanlah insiden terisolasi. Data dari Committee to Protect Journalists (CPJ) mencatat bahwa sejak Oktober 2023, setidaknya 179 jurnalis dan pekerja media tewas dalam konflik Israel-Gaza, menjadikannya periode paling mematikan bagi jurnalis sejak CPJ mulai mengumpulkan data pada 1992.

Selain itu, World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa hanya 16 dari 36 rumah sakit di Gaza yang masih berfungsi secara parsial, dengan kapasitas total yang jauh di bawah kebutuhan medis mendesak Masyarakat. Situasi ini mencerminkan pola serangan sistematis terhadap fasilitas Kesehatan, yang disebut sebagai “bencana Hak Asasi Manusia” oleh Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Türk.

Komentar dan Pandangan

Dr. Rik Peeperkorn, perwakilan WHO untuk Tepi Barat dan Gaza, menegaskan bahwa serangan terhadap rumah sakit bukan hanya melanggar Hukum humaniter internasional, tetapi juga menghancurkan harapan untuk Pemulihan Kesehatan Masyarakat Gaza. “Rumah sakit telah menjadi Medan pertempuran, dan pekerja kesehatan menjadi target,” katanya dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Maret 2025. Pernyataan ini relevan dengan situasi Rumah Sakit Indonesia, di mana staf medis dan pasien dipaksa meninggalkan fasilitas mereka di tengah bahaya.

Selain itu, kematian jurnalis dalam serangan ini menunjukkan bahwa Kebebasan Pers di Gaza semakin terancam. Seperti yang diungkapkan oleh Ayman Al-Nubani, seorang fotografer WAFA yang terluka dalam insiden terpisah, “Kami hampir mati. Jika kami tidak mempercepat, mereka akan membunuh kami.” Narasi ini mencerminkan realitas di mana pekerja media tidak hanya berisiko tinggi, tetapi juga menjadi sasaran deliberatif dalam konflik ini.

Serangan terhadap Rumah Sakit Indonesia dan Wisma Joserizal bukan hanya mengganggu layanan medis, tetapi juga menyorot Krisis Kemanusiaan yang semakin parah di Gaza. Dalam konteks isu trending seperti keselamatan jurnalis dan kolapsnya sistem kesehatan, insiden ini menyerukan tindakan internasional yang lebih tegas untuk melindungi warga sipil dan fasilitas kritis.

Seperti yang dikatakan Tom Fletcher, Kepala Urusan Kemanusiaan PBB, “Dunia harus bertindak untuk mencegah Genosida di Gaza.” Namun, tanpa Gencatan Senjata dan perlindungan yang memadai, harapan untuk pemulihan tetap tipis.

News Thumbnail