NOBARTV NEWS — Seorang rabi di stasiun kereta Jerusalem menjadi sorotan setelah berani berbicara menentang Kekerasan di Gaza. Dalam video yang beredar luas di Media sosial, rabi tersebut terdengar berseru, “Tidak ada lagi pembunuhan, kelaparan, atau pembunuhan terhadap paramedis! Hentikan pemboman terhadap warga sipil dan kembalikan sandera melalui perjanjian!”
Peristiwa ini terjadi di tengah situasi tegang di wilayah tersebut, di mana Konflik antara Israel dan Hamas terus memanas. Video tersebut, yang diunggah oleh akun X @Partisan_12 pada 16 Mei 2025, menunjukkan rabi tersebut berdiri di dekat eskalator stasiun kereta, dikelilingi oleh sejumlah orang yang sebagian besar tampak merekam atau mendengarkan ucapannya.
“No more MURDER, STARVATION, or K!LLING of paramedics! Stop B0MBING civilians & return hostages through agreements!”
“Woe to a society where speaking truth is deemed insanity.”
—🇮🇱A Rabbi at a Jerusalem train station bravely spoke up against the GEN0CIDE. pic.twitter.com/q7NIABwbWJ
— The Resonance (@Partisan_12) May 16, 2025
Menurut unggahan tersebut, rabi tersebut menyerukan penghentian Genosida di Gaza, dengan menyebutkan isu-isu kritis seperti pembunuhan warga sipil, kelaparan, dan serangan terhadap paramedis.
Ia juga menyerukan Pengembalian Sandera melalui perjanjian damai. Ungkapan ini disertai dengan kalimat, “Celaka bagi sebuah Masyarakat di mana berbicara kebenaran dianggap sebagai kegilaan.”
Video tersebut tidak menyertakan identitas rabi tersebut atau detail lebih lanjut tentang konteks pernyataannya. Namun, unggahan ini telah memancing berbagai respons di media sosial, dengan beberapa pengguna memuji keberaniannya, sementara yang lain meragukan dampak dari tindakannya.
Unggahan ini perlu dilihat dalam konteks konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas. Berdasarkan laporan resmi dari sumber terpercaya seperti Al Jazeera, konflik ini telah menyebabkan korban jiwa yang signifikan, termasuk warga sipil.
Pada 17 Mei 2025, Al Jazeera melaporkan bahwa Israel telah membunuh setidaknya 100 warga Palestina dalam serangan bom yang dianggap sebagai Salah satu yang terberat sejak perang dimulai [sumber: Al Jazeera, 17 Mei 2025]. Laporan ini mendukung klaim rabi tersebut tentang Pemboman Warga Sipil.
Namun, isu pengembalian sandera juga menjadi fokus utama dalam negosiasi terkini. Pada 12 Mei 2025, American Jewish Committee (AJC) melaporkan bahwa pemerintah Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan untuk melepas sandera pada 20 Januari 2025, yang mencakup tahap pelepasan sandera Israel dan Amerika sebagai bagian dari pertukaran tahanan Palestina [sumber: AJC, 12 Mei 2025].
Hal ini menunjukkan bahwa isu sandera memang menjadi bagian dari upaya Diplomasi, meskipun implementasinya masih menghadapi tantangan.