NOBARTV NEWS Media Vietnam sindir Sumardji, Media tetangga asal Vietnam menyindir Manajer Timnas Indonesia Sumardji. Apa hal dasar yang membuat sang manajer mendapatkan perlakuan seperti itu?
Sebagai manajer, seseorang dituntut untuk mengetahui segala macam hal yang menyangkut kepentingan timnya. Dalam artikel di Google yang bersumber dari AI, pengertian manajer adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengelola dan mengkoordinasikan pekerjaan tim atau departemen dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Melihat pengertian tersebut, maka tak akan jauh beda dengan seorang manajer di sebuah tim sepak bola dalam hal ini Timnas Indonesia. Seorang manajer harus bertanggung jawab dalam mengelola tim. Itulah yang menjadi tanggung jawab yang kini diemban Sumardji di Timnas Indonesia.
Dalam pekerjaannya sebagai seorang manajer, Sumardji kerap menjadi orang pertama yang mendapatkan pertanyaan dari awak media. Ia adalah orang yang paling tahu mengenai keadaan pemain – bahkan bisa lebih tahu dari pelatih itu sendiri. Sebagai contoh, absennya pemain seperti Ivar Jenner dan Justin Hubner lebih dulu diketahui oleh Sumardji daripada Shin Tae-yong karena ia sendiri yang mengurusinya. Hal yang sama juga berlaku untuk urusan-urusan yang lain. Singkatnya, Sumardji lebih banyak berbicara dibanding dengan stakeholder Timnas Indonesia yang lain.
Namun ternyata, apa yang dikatakan Sumardji baru-baru ini mendapat perhatian dari media asal Vietnam. Pernyataan Sumardji disebut arogan oleh Soha. Dalam berita yang dimuatnya, Soha menyebut Sumardji arogan karena ia yakin skuad Garuda dengan pemain mudanya mampu mengalahkan Vietnam yang dihuni oleh pemain berpengalaman dalam ajang Piala AFF 2024 ini.
Jika lebih dari setahun lalu, sebelum Indonesia secara masif menggunakan pemain-pemain naturalisasi, diyakini Sumardji akan kesulitan berbagi keyakinan tersebut sekalipun menggunakan susunan pemain terbaik,” tulis Soha.
“Namun, keuntungan itu juga disertai risiko besar jika mendapat hasil buruk. Kalah dari Timnas Indonesia yang bermodalkan pemain naturalisasi itu bisa dimaklumi, tapi bagaimana bisa kalah dari tim U-22 mereka,” tulis Soha.
“Itu (kalah dari Indonesia) bisa menenggelamkan harga diri sepak bola Vietnam, dan bisa membuat timnas Vietnam merasa dihantui Indonesia di kemudian hari, seperti Vietnam pernah dihantui Thailand (yang kini belum sepenuhnya bisa dihapus),” lanjut Soha menambahkan.
Dalam pernyataan terakhirnya, Soha berharap kepada pelatih Vietnam King Sang Sik untuk bisa menang atas Indonesia. Sebab jika tidak, kata Soha, itu (kekalahan) akan menjadikan sebuah bencana.
“Semoga pelatih Kim Sang Sik dapat berjalan mulus, membantu Vietnam menang lawan bintang-bintang muda Indonesia agar tidak terjadi “bencana’,” tutup media tersebut.