Travel & Wisata

5 Daya Pikat Malioboro, Si Pencipta Romantisme di Jantung Kota Jogja

Alasan mengapa berwisata ke Malioboro selalu terasa menyenangkan



NOBARTV NEWS Membahas mengenai daya pikat Malioboro selalu terasa menyenangkan. Si pencipta nuansa romantisme di jantung Kota Jogja ini selalu punya cara membuat pengunjungnya ingin kembali lagi dan lagi.

Beberapa alasan berikut mungkin relate dengan kamu, seseorang yang pernah mengunjungi kawasan Malioboro, khususnya saat malam hari.

Nuansa Klasik Khas Jogja

Suasana-Klasik-Titik-Nol-Kilometer-kawasan-Malioboro-Yogyakarta
Suasana Titik Nol Kilometer kawasan Malioboro Yogyakarta (SC: Radar Banyumas)

Meski terletak di tengah kota, kawasan Malioboro masih memiliki nuansa klasik khas Jogja yang membawamu berada di era jadul alias jaman dulu.

Beberapa sudut kawasan ini terdapat bangunan lawas bersejarah dengan gaya khas Eropa tempo dulu, yang menjadi daya pikat tersendiri, antara lain Gedung Bank Indonesia dan POS Indonesia di area Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Menariknya, kedua gedung tersebut masih beroperasi hingga saat ini.

Selain itu, banyak sekali sudut kawasan Malioboro yang cocok untuk berfoto. Latar belakang vintage pada sore hari dengan bermandikan cahaya lembut dari lampu-lampu jalanan membuat suansa terasa lebih romantis.

Car Free Night Setiap Hari

Delman Andong Kereta Kuda Malioboro Jogja
Delman Malioboro Jogja (SC: Joss)

Demi memanjakan para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, pemerintah Kota Yogyakarta menerapkan kebijakan car free night di area Jalan Malioboro hingga Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Para wisatan bisa lebih leluasa berjalan kaki untuk menikmati suasana romantis di kawasan Malioboro tanpa khawatir ‘bertubrukan’ dengan pengguna kendaraan bermotor.

Baca Juga:  Rekomendasi 7 Tempat Wisata Dekat Malioboro Yogyakarta

Wisatawan juga bisa menikmati suasana romatis di kawasan Malioboro dengan menaiki delman. Tidak ada tarif khusus untuk bisa berkeliling Malioboro di atas delman. Kamu harus pandai menawar ongkos. Tipsnya adalah gunakan bahasa daerah setempat untuk mendapatkan harga yang tidak terlalu tinggi.

Berburu Kuliner Harga Kaki Lima, Kualitas Bintang Lima

Para Pedagang di Pinggir Jalan Kawasan Malioboro Jogja
Para Pedagang di Pinggir Jalan Kawasan Malioboro Jogja (SC: RRI)

Banyak sekali pedagang kuliner di kawasan Malioboro mulai dari pagi hingga malam hari, mulai dari pedangan kaki lima, kafe, hingga restoran cepat saji.

Kamu bisa menikmati makanan khas Jogja, seperti gudeg dan beraneka ragam sate angkringan dengan harga terjangkau. Menikmati makanan dengan lesehan yang nyaman di pinggiran jalan sembari mengamati aktivitas wisatawan akan memberikan pengalaman yang berbeda.

Keramaian Kota yang ‘Menenangkan’

Suasana Malam Malioboro Titik Nol Kilometer Yogyakarta Jogja
Suasana Nuansa Malam Titik Nol Kilometer Jogja Kawan Malioboro (SC: Jogjaaja)

Kawasan Malioboro Jogja selalu ramai oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Kamu bisa menemukan beragam aktivitas di sini, seperti orang-orang yang tengah berburu kuliner, duduk-duduk santai di bangku pinggir jalan, pertunjukan seni dari para seniman jalanan, live music, atau yang sedang jalan-jalan menikmati suasana kota Jogja.

Uniknya, semua aktivitas tersebut tidak membuat area Malioboro menjadi kawasan yang penuh sesak. Sebaliknya, keramaian tersebut justru terasa menenangkan, menyenangkan, dan romantis di waktu yang bersamaan.

Baca Juga:  Punya Rencana Liburan? Yuk Intip Tips Menabung untuk Traveling Paling Efektif

Hanya dengan duduk diam di salah satu bangku-bangku yang ada di pinggir jalan Malioboro, kamu akan bisa merasakan dan menyaksikan bagaimana hidupnya kawasan tersebut. Keceriaan para wisatawan yang menguarkan positive vibes akan menular kepada siapa pun yang sedang berada di sana.

Terbuat dari Rindu, Pulang, dan Angkringan

Tulisan Populer Jogja Terbuat dari Rindu, Pulang, dan Angkringan
Tulisan Populer Jogja Terbuat dari Rindu, Pulang, dan Angkringan (SC: Ayuambarini)

Petikan populer karya penyair Joko Pinorba mengenai “Jogja Terbuat dari Rindu, Pulang, dan Angkringan” rasanya adalah benar.

Rindu merupakan perasaan yang mendalam di dalam diri manusia. Bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan suasana di Kota Budaya ini. Setiap orang yang pernah mengunjungi Jogja pasti pernah merindukan suatu hal saat dirinya menjauh dari kota ini.

Pulang di sini tidak hanya merujuk pada rumah asal, melainkan mengingatkan pada kedekatan emosional kita dengan kota ini. Membuat seolah-olah kita telah lama singgah dan merindukan untuk kembali ke tempat yang pernah mengisi hati.

Angkringan merupakan warung kaki lima yang menjadi ikonik kuliner di Jogja. Meski sederhana, warung ini membungkus kebersamaan dan kehangatan suasana saat orang-orang datang mengunjunginya.

Angkringan hanya sekadar tempat makan, tetapi menjadi tempat berbagi cerita dan kenangan yang tak terlupakan dari berbagai kalangan dan latar belakang. Mereka menjadi satu di lesehan nyaman bersama sajian makanan sederhana namun kaya akan rasa dan kebersamaan.

Originally posted 2024-07-13 18:24:08.

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul 5 Daya Pikat Malioboro, Si Pencipta Romantisme di Jantung Kota Jogja yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

Yuvita Mulanda

Writing is a cure for me :)