Politik & Hukum

Bikin Optimis! Ini Kriteria Menteri Keuangan yang Diinginkan Prabowo



NOBARTV NEWS Pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia akan berlangsung pada 20 Oktober 2024 mendatang. Ia dilantik pasca terpilih dan disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pemenang dalam pemilihan presiden (pilpres) Februari lalu.

Prabowo Subianto bersama wakilnya, Gibran Rakabuming Raka, berhasil meraih sekitar 58 persen suara nasional. Membuat pasangan yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu berhasil menang dengan hanya 1 putaran mengalahkan Ganjar-Mahfud MD dan Anies-Muhaimin.

Saat ini Prabowo Subianto tengah disibukkan untuk merancang susunan kabinetnya selama 5 tahun mendatang. Di bawah kepemimpinan Presiden Indonesia ke-8 itu jumlah menteri dan kepala lembaga negara dikabarkan akan bertambah. Nomenklatur tersebut bertambah sesuai dengan aturan terbaru yang telah disahkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI beberapa waktu lalu.

Sejumlah nama mulai muncul di ranah publik yang diprediksi akan mengisi pos menteri di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto. Terdapat nama-nama lama dan juga nama-nama baru yang akan mengisi pos menteri-menteri yang sudah disediakan.

Terdapat pula nama-nama lama yang hampir dipastikan tidak akan mengisi pos menteri lagi di kabinet Prabowo Subianto. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjadi salah satu nama lama yang tidak akan menjabat lagi. Pak Bas, sapaan akrab Basuki Hadimuljono, mengaku ingin pensiun dan istirahat bersama keluarga besar pasca purna tugas nanti.

Hal itu juga yang akan dilakukan Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI saat ini. Sri Mulyani dipastikan tidak akan masuk dalam kabinet Prabowo Subianto di pemerintahan mendatang.

Padahal Sri Mulyani adalah Menteri Keuangan yang pernah menjabat di dua presiden berbeda. Ia pernah menjadi Menteri Keuangan pada era kepemimpinan SBY dan juga di masa kepemimpinan Joko Widodo.

Posisi Menteri Keuangan sangat strategis dalam pemerintahan. Peran Menteri Keuangan sangat vital dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Oleh karena itu dibutuhkan sosok yang punya kompetensi dan etos kerja tinggi untuk bisa duduk sebagai Menteri Keuangan.

Banyak pihak yang menyayangkan keputusan Sri Mulyani tidak akan menjadi Menteri Keuangan lagi di kabinet Prabowo Subianto. Pasalnya Sri Mulyani dianggap punya kemampuan dalam mengatur keuangan negara agar ekonomi tetap bisa stabil dan kondusif.

Pengalaman Sri Mulyani yang pernah menjadi Managing Director di Bank Dunia menunjukkan bahwa lulusan Universitas Indonesia (UI) punya kemampuan dan kapasitas level dunia.

Tentu dibutuhkan pengganti yang punya kemampuan setara dengan Sri Mulyani agar keuangan negara dapat terjaga dengan baik dan efisien.

Lantas, siapa kandidat Menteri Keuangan di era Prabowo Subianto nantinya?

Salah satu kandidat yang akan mengisi pos Menteri Keuangan adalah Menteri Kesehatan saat ini Budi Gunadi Sadikin. Selain Budi Gunadi Sadikin, Prabowo Subianto juga mempertimbangkan sejumlah nama antara lain Kartika Wirjoatmodjo Wakil Menteri BUMN, Mahendra Siregar Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, dan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) Royke Tumilaar.

Dilansir dari Bloomberg, Prabowo Subianto dikabarkan sedang mempertimbangkan sejumlah tokoh yang berlatar belakang bankir sebagai menteri keuangan. Prabowo ingin mencari teknokrat yang bisa mengamankan pendanaan negara, menjaga kewaspadaan fiskal, serta memenuhi janji kampanyenya dengan pos anggaran yang tidak mengorbankan alokasi anggaran untuk kementerian-kementerian yang ada.

Apakah kriteria yang diinginkan Prabowo Subianto untuk kandidat Menteri Keuangan ini sudah tepat dan akurat?

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Bikin Optimis! Ini Kriteria Menteri Keuangan yang Diinginkan Prabowo yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

LINK LIVE STREAMING BOLA HARI INI

Muhammad Izzuddin

Seorang penikmat nasi balap yang suka mengamati dan membicarakan politik dalam negeri. Kadang-kadang menganalisa, memprediksi, dan mencari hal menarik dari setiap peristiwa politik yang terjadi.