NOBARTV NEWS Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok akhirnya mengungkapkan alasan mengapa Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tidak mendukung dirinya di Pilkada Jakarta. Hal itu diungkapkan saat Ahok menghadiri acara deklarasi dukungan relawan Ahok untuk pasangan Pramono Anung-Rano Karno di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (5/10/2024).
Nama Ahok sebelumnya masuk dalam radar kandidat calon gubernur (cagub) Jakarta. Ia bersama Anies Baswedan merajai sejumlah hasil lembaga survei. Dua nama ini selalu menempati urutan pertama dan kedua sebagai kandidat dengan elektabilitas tertinggi.
Namun, dinamika politik yang penuh kejutan membuat Anies dan Ahok gagal maju sebagai kontestan pada Pilkada Jakarta. Dua nama ini tak mendapat dukungan dari partai manapun hingga akhir batas pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta.
Terkait Anies publik bisa menerima dan menerka mengapa ia gagal mendapatkan tiket. Anies bukan lah kader partai sehingga sangat masuk akal tidak mendapatkan tiket sekalipun elektabilitasnya cukup tinggi.
Namun lain dengan Ahok. Ahok punya elektabilitas tinggi dan kader PDI Perjuangan. Bahkan pasca putusan MK yang menurunkan ambang batas pencalonan kepala daerah yang membuat PDI Perjuangan bisa mengajukan pasangan calon (paslon) sendiri Ahok tetap tidak menjadi pilihan Megawati Soekarnoputri.
PDI Perjuangan malah secara mengejutkan mengusung Pramono Anung-Rano Karno. Padahal saat itu elektabilitas Pramono masih berada di bawah 1 persen. Tak heran banyak pihak yang menanyakan mengapa bukan Ahok yang dipilih sebagai kandidat cagub dari PDI Perjuangan?
Ahok: Jangan Salah Paham Sama Ibu
Menurut pernyataan Ahok Megawati tak mengusung dirinya karena sedang menghadapi situasi yang cukup genting. Dalam situasi itulah menurut Megawati yang paling pas diusung adalah Pramono Anung.
“Hari ini, banyak saya tahu, bapak dan ibu kecewa, kenapa tidak saya? Ibu Megawati itu persis ibu saya, umurnya, sampai tahi lalatnya, mirip ibu saya. Umurnya persis ibu saya,” ujar Ahok di hadapan Ahokers yang hadir.
“Ketika saya berbicara dengan ibu, saya mendapatkan kesimpulan, situasi ini, peperangan kita ini lagi genting sebetulnya,” jelas Ahok.
“Oleh karena itu, Megawati memilih Pramono Anung sebagai ‘jenderal’ di PDI Perjuangan untuk menghadapi situasi genting di depan mata,” ungkap Ahok lebih lanjut.
Ia pun mengingatkan bahwa PDI Perjuangan adalah salah satu partai yang setia pada meritokrasi dan kaderisasi internal.
“Tapi intinya kita menunjukkan PDI Perjuangan adalah partai pelopor yang menghargai meritokrasi dan kaderisasi,” tegas Ahok.
Eks Gubernur Jakarta itu juga meminta para Ahokers untuk tidak salah paham dengan Megawati Soekarnoputri. Ia sendiri dapat memahami alasan mengapa bukan dirinya yang ditunjuk sebagai cagub Jakarta. Apa yang diputuskan oleh Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum adalah pilihan terbaik untuk partai dan juga Jakarta.
“Jadi, jangan salah paham dengan ibu. Ini saya perlu ingatkan pada Ahokers,” ungkap dia.
Ahokers, kelompok pendukung dan simpatisan Ahok, telah resmi menyatakan dukungan kepada pasangan Pramono Anung-Rano Karno. Mereka percaya bahwa pasangan yang diusung oleh PDI Perjuangan itu dapat melanjutkan program-program baik dan bermanfaat yang pernah diinisiasi oleh Ahok ketika menjabat sebagai gubernur.
Pramono Anung menyambut baik dukungan ini sebagai bentuk penambah semangat dalam berkontestasi. Ia mengaku serius berproses dan berjuang untuk memenangkan Pilkada Jakarta yang akan dihelat pada 27 November 2024 mendatang.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: