NOBARTV NEWS Pelatih Timor Leste panggil Gali Freitas, Timor Leste U20 menjadi satu dari tiga calon Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U20 2024. Dalam keterangannya, sang pelatih membeberkan keinginannya untuk memanggil Gali Freitas tapi berujung batal.
Skuad Garuda tengah menatap tiga laga penting di babak Kualifikasi Piala Asia U20 2024. Tergabung dalam grup F, anak asuh Indra Sjafri itu dijadwalkan akan memainkan laga perdananya pada hari ini melawan Timnas Maladewa. Selain itu, Dony Tri Pamungkas dkk juga akan bertemu dengan Timnas Yaman U20 dan Timnas Timor Leste U20.
Menariknya, dalam sesi konferensi pers kemarin, pelatih Timor Leste U20 membeberkan fakta kalau sebenarnya mereka sangat ingin memanggil pemain andalannya yakni Gali Freitas. Untuk diketahui, Gali Freitas saat ini sedang meniti karier di Liga 1 bersama PSIS Semarang. Bersama Laskar Mahesa Jenar, Gali yang diketahui berumur 19 tahun ini masih bisa dibawa ke tim nasional. Di klub tersebut Gali tampil apik sejak musim lalu.
Namun pelatih Timor Leste U20 Gopalkrishnan Ramasamy urung memanggilnya karena beberapa alasan. Pertama, Gali adalah pesepakbola profesional yang memilik keterikatan dengan klubnya. Kedua, Kualifikasi Piala Asia U20 2025 tidak masuk dalam kalender resmi FIFA sehingga klub tidak berhak untuk melepaskan pemainnya.
Atas dua faktor tersebut, Gopalkrishnan Ramasamy memutuskan untuk tidak memanggilnya meskipun ia sangat ingin melakukannya.
“Paulo Gali Freitas, dia pemain profesional, jadi saya rasa mungkin tidak dilepas,” ujar Gopalkrishnan dalam konferensi pers di Stadion Madya, Senayan, Jakarta Pusat kemarin.
Selain Gali, sang pelatih juga tidak bisa memanggil satu pemain abroadnya yang kini bermain di Liga Bhutan. Tapi khusus untuk pemain ini (yang main di Liga Bhutan), Gopalkrishnan sudah melakukan panggilan tapi klub pemain yang bersangkutan telah menolaknya.
“Jadi, kami menerima itu. Ada juga satu pemain Timor Leste yang bermain di Bhutan, tetapi tidak dilepas klubnya,” lanjutnya lagi.
Lebih lanjut, kata Gopalkrishnan lagi, ia memberikan pujian khusus kepada Timnas Indonesia. Menurutnya, laga melawan anak asuh Indra Sjafri itu bisa dijadikan sebagai tolak ukur bagi perkembangan tim nasionalnya. Hal itu dikarenakan kedua tim sering kali dipertemukan baik untuk level tim senior hingga junior.
“Ini sudah jadi satu kebiasaan ketika bermain, selalu bertemu Indonesia,” katanya lagi.
“Saya rasa pertemuan kami sudah biasa. Jadi kami merasa Indonesia bisa jadi satu benchmark [tolok ukur] untuk menilai perkembangan kita,” ujarnya memungkasi.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
