Travel & Wisata

Tren Pariwisata Coolcation Diprediksi segera Terjadi akibat Perubahan Iklim Ekstrem, Apa Artinya?



NOBARTV NEWS Perubahan iklim ekstrem memicu tren ‘Coolcation’ di negara Eropa, di mana para wisatawan sedang beralih ke destinasi lebih sejuk. Apakah tren ini akan menjadi pola baru pariwisata?

Selama ini, diketahui turis-turis asal Eropa adalah pemburu matahari. Mereka cukup gigih menghabiskan waktu santai berlibur untuk berjemur. Namun, tampaknya tren pariwisata di kalangan turis Eropa mulai bergeser.

Melansir dari laman DW (17/9), Asosiasi pariwisata Swedia, Visit Sweden, menyadari bahwa wisata di wilayah yang lebih dingin (sejuk) merupakan tren baru yang akan tetap ada.

“Sudah lewat masa-masa mengejar terik matahari dan panas terik tanpa lelah,” terang pernyataan situs tersebut.

Visit Sweden menngklaim tren liburan baru, yang disebut coolcation, tengah berkembang. Istilah itu berasal dari cool dan vacation.

Asosiasi Pariwisata Swedia itu menganggap bahwa tren coolcation mencerminkan keinginan wisatawan untuk mengunjungi destinasi suhu sedang karena perubahan iklim suhu ekstrem yang melanda Eropa bagian selatan. Hal inilah yang membuat semakin banyak orang memilih perjalanan ke destinasi wisata dengan suhu lebih rendah dan sejuk.

Sama halnya dengan Swedia, badan promosi pariwisata Norwegia, Visit Norway, juga turut serta dalam gerakan tren ini.

Baca Juga:  Anti Ribet! Begini Cara Klaim Asuransi Perjalanan dengan Mudah, Cuma 3 Langkah

Mereka mengimbau para wisatawan yang mengunjungi situsnya untuk “menghindari terik matahari yang panas dan menyengat, dengan lebih baik mengunjungi wilayah (Eropa) utara untuk menghabiskan liburan musim panas yang menyegarkan!”

Beberapa tahun terakhir, perubahan iklim semakin terlihat di berbagai destinasi liburan populer di sekitar Mediterania. Spanyol dan Italia merupakan contohnya. Kedua negara tersebut mencatat rekor dua tahun terpanas yang pernah terjadi pada tahun 2022 dan 2023.

Sementara itu, di Yunani, akhir-akhir ini suhu panas mencapai rekor hingga menyebabkan kekeringan ekstrem serta kebakaran hutan yang hebat terjadi hampir terjadi di seluruh negeri saat musim panas.

Bahkan, para ahli iklim yang terus memantau cuaca mengatakan bahwa suhu panas akan terus meningkat dalam beberapa dekade mendatang.

Turis Diprediksi akan Tinggalkan Negara ‘Panas’, Benarkah?

Negara-negara ‘panas’, seperti Yunani, Italia, Spanyol, dan Portugal, diperkirakan akan mengalami penurunan pendapatan yang signifikan dari sektor pariwisata.

Hal ini berbalik dengan negara-negara ‘dingin’, seperti Swedia, Inggris, Denmark, Irlandia, dan Finlandia, yang diprediksi akan mengalami pertumbuhan wisata yang signifikan.

‘Ramalan’ tersebut merupakan buah hasil dari survey yang dilakukan European Travel Commision (ETC), yang menemukan bahwa suhu panas membuat wisatawan enggan untuk bepergian.

Baca Juga:  Anti Ribet! Begini Cara Klaim Asuransi Perjalanan dengan Mudah, Cuma 3 Langkah

Sebanyak 74 persen responden menyatakan mereka beradaptasi dengan krisis iklim ini. Namun, para ahli menilai belum ada bukti kuat bahwa secara umum wisatawan akan mengubah habbit perjalanan mereka, khususnya wisatawan Jerman. Tidak ada indikasi jelas bahwa mereka akan beralih ke destinasi yang lebih sejuk.

Tahun lalu, diketahui sekitar 65 juta wisatawan Jerman melakukan perjalanan liburan, dan hanya 3,6 juta dari mereka yang pergi mengunjungi Eropa Utara, seperti Finlandia, Denmark, Swedia, dan Norwegia.

Alasannya adalah karena cuaca yang hangat masih menjadi alasan wisatawan Jerman untuk kembali mengunjungi negara-negara Eropa Selatan yang terkenal lebih ‘panas’, seperti Turki, Kroasia, Italia, Yunani, dan Spanyol.

Dari seluruh destinasi wisata Eropa, negara-negara bagian Selatan masih sangat populer. Menurut ETC, lebih dari 300 juta traveller lebih memilih mengunjungi Eropa Selatan untuk berlibur pada tahun lalu. Jumlah tersebut terbilang cukup fantastis dibandingkan dengan hanya sekitar 80 juta wisatawan yang pergi ke Eropa Utara.

Meskipun negara-negara Skandinavia mengalami peningkatan signifikan atas jumlah wisatawan, hal tersebut ternyata juga berlaku untuk negara-negara ‘panas’, seperti Italia dan Spanyol. Gelombang panas seakan tidak dapat membuat Visit Sweden maupun Visit Norway mengonfirmasi tren ‘coolcation’.

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Tren Pariwisata Coolcation Diprediksi segera Terjadi akibat Perubahan Iklim Ekstrem, Apa Artinya? yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

Yuvita Mulanda

Writing is a cure for me :)