NOBARTV NEWS Periode long weekend yang bertepatan dengan Maulid Nabi membuat lalu lintas arah kawasan Puncak Bogor mengalami kemacetan parah. Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Bogor memberlakukan sistem one way ke arah Jakarta, selama 14 jam, dimulai dari Minggu siang (15/9) hingga Senin dini hari (16/9),
Keputusan tersebut diambil seiring melonjaknya volume kendaraan di kawasan wisata paling populer di Bogor tersebut. Melansir dari laman Kompas (16/9), petugas setempat menyebutkan bahwa jumlah kendaraan yang masuk kawasan Puncak pada hari sebelumnya (15/9) mencapai 140 ribu unit, baik yang menuju maupun yang meninggalkan kawasan itu.
Pihak Satlantas Bogor memprediksi bahwa puncak arus libur periode long weekend kali ini akan terjadi pada Senin (16/9) siang hari, mengingat keesokan harinya, aktivitas rutin, seperti sekolah dan pekerjaan, sudah kembali normal.
Cerita Rombongan Lamaran Terjebak Macet 14 Jam
Mengutip dari laman CNN Indonesia (16/9), di tengah situasi kemacetan parah tersebut, salah seorang warga asal Cibinong, Bogor, Ade (40), mengaku terjebak macet hingga 14 jam di jalur puncak Bogor pada Minggu (15/9).
Ia bersama tiga rombongan mobil berangkat ke Cianjur untuk acara lamaran dan pulang saat sore hari, sekitar pukul 16.00 WIB. Di situlah Ade dan rombongan harus pasrah terjebak kepadatan arus lalu lintas jalur Puncak.
“Saya berangkat tiga mobil ke Cianjur. Pulang sore sekitar jam 16.00 WIB lewat jalur puncak,” ujar Ade.
Ade mengatakan, sebenarnya ini bukanlah kali pertama Ade melewati jalur Puncak, termasuk menghadapi kemacetan, apalagi setiap akhir pekan. Namun, ia tak menyangka bahwa kemacetan kali ini membuatnya terjebak hingga 14 jam.
“Biasa lewat Puncak dan macet. Tapi biasanya hanya beberapa jam. Kalau sekarang, saya terjebak sekitar 14 jam dari kemarin sore sampai pagi ini,” ujarnya.
Selama terjebak macet, Ade mengaku cukup khawatir mengenai persediaan BBM dan persediaan makanan. Apalagi, pedagang kaki lima di sepanjang jalur puncak telah ditertibkan.
“Bahan bakar takut habis. Bekal makanan dan minuman juga (tinggal) sedikit lagi. Warung, kan, susah setelah dibongkar. Apalagi cari toilet, lebih susah lagi,” kata Ade.
1 Wisatawan Meninggal Dunia di Kawasan Puncak Diduga Sesak Napas
Sementara itu, Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor, AKP Rizky Guntama, melaporkan bahwa satu orang meninggal dunia di tengah situasi kemacetan parah yang terjadi di kawasan Puncak.
Korban merupakan perempuan, inisial NM, berusia 56 tahun asal Bambu Apus, Jakarta Timur. Korban bersama rombongan bus merupakan wisatawan yang usai melaksanakan rekreasi di Agro Wisata Gunung Mas.
Rizky menerangkan, korban sempat mengalami pusing dan sesak napas. Meski sempat dievakuasi ke masjid terdekat, pada akhirnya korban meninggal.
“Sekitar pukul 19.00 WIB, ketika almarhum(ah) selesai rekreasi di Agro Wisata, dia naik bis, lalu merasakan pusing. Habis itu sesak napas, setelah itu (korban) keluar bis. Ketika dievakuasi ke masjid, meninggal dunia di masjid,” terang Rizky dikutip dari Kompas TV (16/9).
Rizky juga membantah kabar yang beredar bahwa korban meninggal karena diduga kelelahan akibat terjebak macet.
“Betul (meninggal di area wisata). Bukan (karena kelelahan), bukan karena evakuasi di jalan, bukan. Tapi dievakuasi ke masjid, meninggal dunia di masjid,” tegas Rizky.
“Saat dievakuasi ke masjid, kematian NM sudah terjadi di lokasi tersebut, bukan karena masalah evakuasi di jalan,” imbuhnya.
Rizky menambahkan bahwa kemungkinan wanita paruh baya tersebut memiliki penyakit bawaan. “Kemungkinan ada komorbid ya, atau ada sakit bawaan,” pungkas Rizky.
Selanjutnya, jenazah almarhumah telah dibawa oleh pihak Satlantas Polres Bogor sampai ke tol untuk dipulangkan kepada keluarga.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: