NOBARTV NEWS Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 Hijriah tahun ini jatuh pada tanggal 16 September 2024. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, tak mengherankan apabila terdapat beragam tradisi unik dari berbagai daerah di Indonesia untuk memperingati salah satu hari ‘penting’ umat Muslim ini.
Berbagai tradisi tersebut digelar untuk mengekspresikan rasa syukur dan bahagia atas kehadiran suri tauladan umat Muslim. NobarTV telah merangkum 10 tradisi unik dari berbagai daerah di Indonesia yang digelar untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad, antara lain:
Bungo Lado (Padang Pariaman, Sumatra Barat)
Dalam bahasa Minangkabau, bungo berarti bunga dan lado berarti lada atau cabai, sehingga bungo lado memiliki arti secara harfiah “bunga cabai”, namun secara konotatif memiliki arti “pohon uang”.
Perayaan Maulid Nabi dilakukan dengan membuat pohon hias dan dihiasi uang kertas berbagai nominal yang dirajut dan dan dipasang pada ranting-ranting pohon menggantikan daun.
Tradisi ini merupakan warisan budaya masyarakat Padang Pariaman yang mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Tradisi ini bertujuan untuk mengekspresikan kebahagiaan atas kelahiran Rasulullah SAW serta sarana untuk berlomba dalam kebaikan, salah satunya pengumpulan dana untuk pembangunan masjid.
Nyiram Gong (Cirebon, Jawa Barat)
Nyiram Gong adalah cara khas warga Cirebon dalam merayakan Maulid Nabi. Ritual pembersihan gamelan sekaten ini melibatkan warga, yang mana mereka akan memperebutkan air bekas cucian gamelan tersebut. Tradisi dianggap sebagai upaya membersihkan diri dan menyambut Maulid Nabi.
Grebeg Maulud (Yogyakarta, DIY)
Tradisi Grebeg Maulud di Yogyakarta diawali dengan prosesi arak-arakan yang membawa ‘gunungan’ yang berisi makanan dan hasil bumi. Arak-arakan tersebut dimulai dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju alun-alun utara dan berakhir di Masjid Agung Kauman. Isi gunungan tersebut akan diperebutkan oleh masyarakat.
Grebeg Maulid (Solo, Jawa Tengah)
Tradisi Grebeg Maulid dilakukan oleh pihak Keraton Kasunanan Surakarta yang mana para warga akan berkerumun dan memperebutkan hasil bumi, seperti kacang panjang, terong, telur asin, wortel, dan lain-lain.
Sebar Undikan (Madiun, Jawa Timur)
Tradisi unik ini dikenal dengan sebar undikan alias menyebar uang koin. Peserta yang mengikuti tradisi sebar undikan akan berebut koin yang bisa berjumlah hingga belasan juta rupiah. Tradisi ini diikuti dari berbagai golongan usia, sehingga area untuk usia dewasa dipisahkan dengan area anak-anak demi menjaga keamana.
Molodhen (Madura, Jawa Timur)
Molodhen atau Maulidan di Madura bisa dirayakan secara individu maupun bersama-sama. Tradisi ini sering kali sebut juga sebagai ‘lebarannya anak-anak’ karena saat ada undangan maulid, anak-anak akan duduk di barisan paling depan dan mengelilingi tumpeng buah. Setelah doa selesai dibacakan oleh Kiai, mereka akan memperebutkan buah tersebut.
Mengarak Bale Saji (Bali)
Tradisi Maulid Nabi di Bali dirayakan dengan mengaraj Bale Saji yang berisi hiasan bunga dari telur dan kertas. Telur-telur tersebut melambangkan kelahiran.
Gerantung (Lombok Utara, Nusa Tenggara Timur)
Tradisi unik memperingati Maulid Nabi di Desa Baleq, Lombok Utara adalah dengan membunyikan gerantung atau alat musik tradisional khas Baleq selama lebih dari 24 jam.
Walima (Gorontalo, Sulawesi Tengah)
Walima merupakan tradisi peringatan Maulid Nabi yang sudah turun-temurun sejak masa kerajaan Gorontalo sekitar abad ke-17.
Tradisi ini dimulai dengan lantunan zikir di masjid bersama warga. Sementara di rumah-rumah, setiap keluarga biasanya akan menyiapkan berbagai makanan tradisional khas Gorontalo.
Makanan tersebut kemudian disusun di sebuah usungan kayu berbentuk seperti perahu atau menara, kemudian dibawa dari rumah menuju masjid.
Karst Rammang-rammang (Sulawesi Selatan)
Karts Rammang-rammang adalah tradisi yang dirayakan dengan mengarak ratusan paket makanan menggunakan lebih dari 50 perahu di sepanjang sungai. Perayaan ini disebut merupakan wujud rasa cinta pada Rasululllah SAW serta rasa syukur atas nikmat sungai yang telah memberikan mata pencaharian.
Tradisi unik peringatan Maulid Nabi ini biasanya dilengkapi dengan hiasan ribuan telur dan dapat dinikmati oleh masyarakat tanpa dipungut biaya alias gratis.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: