NOBARTV NEWS Peneliti dari Universitas Leeds, Inggris, merilis sebuah studi yang menyoroti negara-negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia. Berdasarkan penelitian tersebut, Indonesia menempati posisi ketiga sebagai negara penyumbang sampah plastik terbanyak di dunia.
Melansir dari laman travel.detik (10/9), laporan jurnal ilmiah para peneliti di Universitas Leeds tersebut memanfaatkan mode AI canggih untuk melacak sampah plastik di lebih dari 50 ribu kota di seluruh dunia.
Hasilnya, mereka menemukan dari 52 juta metrik ton sampah plastik yang mencemari lingkungan pada 2020, yang seandainya sampah tersebut dideretkan dalam satu garis, mereka akan membentang mengelilingi dunia lebih dari 1.500 kali.
Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa lebih dari dua pertiga sampah plastik di bumi berasal dari sampah yang tidak diangkut.
Pada 2020, hampir 1,2 miliar orang atau setara dengan 15 persen dari populasi global, hidup tanpa akses layanan pengangkutan sampah. Temuan tersebut turut mengungkapkan bahwa sekitar 30 juta ton sampah plastik dibakar di rumah-rumah, jalan-jalan, dan di tempat pembuangan sampah, tanpa adanya kontrol lingkungan.
Pembakaran tersebut memicu ancaman substansial terhadap kesehatan manusia, termasuk meningkatkan risiko cacat perkembangan saraf, reproduksi, bahkan kelahiran.
India, Nigeria, dan Indonesia adalah Negara Penyumbang Sampah Plastik Terbanyak
Peneliti menyimpulkan, dari 52 juta ton sampah plastik yang dilepaskan ke lingkungan setiap tahunnya, sekitar 9,3 juta ton merupakan milik India. Urutan kedua adalah Nigeria dengan menyumbangkan 3,5 juta ton, diikuti Indonesia di 3,4 juta ton.
Tiongkok, yang sebelumnya dilaporkan sebagai negara penghasil sampah plastik terbanyak, kini berada di urutan keempat, dengan 2,8 juta ton.
Penelitian menemukan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah justru memiliki produksi limbah plastik yang jauh lebih rendah, dan sebagian besar sampah itu tidak dikumpulkan atau dibuang di tempat sampah.
India muncul sebagai negara pertama dan kontributor terbesar atas permasalahan polusi global ini. Dengan populasi terbesar di dunia, 1,4 miliar orang, sebagian limbah yang mereka hasilkan tidak dikumpulkan.
Tanggapan Sandiaga Uno
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, memberi respon terkait dinobatkannya Indonesia sebagai penyumbang sampah ketiga di dunia. Sandi membenarkan bahwa pariwisata menyumbangkan banyak sampah, termasuk sampah plastik.
“Pariwisata kita ini secara global menyumbangkan 8% dari emisi karbon dan juga menyumbangkan banyak sampah, termasuk sampah plastik. Dan ini dalam situasi yang sangat serius. Jadi, seluruh program pariwisata sekarang diarahkan kepada wisata yang berkualitas dan berkelanjutan, termasuk sampah plastik,” ujar Sandiaga, Senin (10/9).
Sandi menganggap sampah plastik bisa ditangani dengan baik oleh pelaku pariwisata. Ia memberi contoh mengenai pengelolaan sampah di industri pariwisata saat festival musik Syncronize, yang mana panitia telah berkomitmen mengelola sampah festival tanpa membebani TPA.
“Jadi, sampah plastik ini sebetulnya bisa ditangani dengan baik. Seperti konser Syncronize Festival (bulan Oktober nanti), mereka (panitia) itu sudah memberikan komitmen bahwa semua sampah akan dikelola, sehingga tidak membebani ke tempat pembuangan akhir di Bantar Gebang,” katanya.
“Jadi, kalau semuanya bisa berkomitmen untuk menangani sampah di masing-masing fasilitas pariwisata dan ekonomi kreatifnya, maka kita akan mampu mereduksi secara signifikan sampah plastik,” tutupnya.
Risiko Kesehatan yang Mungkin Timbul Akibat Polusi Plastik
Dr. Josh Cottom, salah satu penulis dalam studi sekaligus Peneliti Polusi Plastik dari School of Civil Engineering, menyebut, sampah yang tidak diangkut merupakan polusi plastik terbesar. Setidaknya 1,2 miliar orang yang hidup tanpa layanan pengangkutan sampah terpaksa ‘mengelola sendiri’ sampah plastik tersebut, bahkan sering kali membuangnya di darat, sungai, atau membakarnya.
Ia menambahkan, risiko kesehatan yang bisa saja timbul akibat polusi sampah akan memengaruhi sebagian masyarakat termiskin di dunia. Dan pengelolaan sampah plastik yang baik akan meningkatkan kualitas hidup miliaran orang.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: