Balap Motor MotoGP

Pecco Bagnaia Tolak Alat Komunikasi Radio di MotoGP: “Lebih Baik Didenda Daripada Kehilangan Fokus”

Juara dunia MotoGP asal Italia, Pecco Bagnaia, dengan tegas menolak penggunaan alat komunikasi radio di ajang MotoGP, menganggapnya sebagai gangguan yang merusak konsentrasi pembalap di lintasan.



NOBARTV NEWS – Pecco Bagnaia, juara dunia MotoGP asal Italia, secara tegas menolak penggunaan alat komunikasi radio yang akan mulai diterapkan di ajang MotoGP pada 2025. Pembalap Ducati ini menyatakan bahwa ia lebih memilih untuk dikenakan sanksi di setiap balapan daripada harus menggunakan alat tersebut, yang menurutnya bisa mengganggu konsentrasi di lintasan. Bagnaia bahkan membandingkan sikapnya dengan legenda basket NBA, Michael Jordan, yang juga kerap didenda karena melanggar aturan seragam saat bertanding.

Selama sesi uji coba resmi MotoGP 2024 di Misano, Bagnaia mencoba alat komunikasi yang dirancang untuk memberikan instruksi satu arah dari Race Direction kepada pembalap. Namun, ia merasa penggunaan alat ini lebih banyak mendatangkan gangguan daripada manfaat. Dalam pandangannya, balap motor membutuhkan konsentrasi penuh, dan perangkat komunikasi seperti ini bisa merusak fokus.

Menurut Bagnaia, rasa tidak nyaman langsung muncul setelah beberapa saat menggunakan earphone yang terhubung ke radio. “Telingaku mulai terasa sakit hanya beberapa detik setelah alat ini digunakan,” ujarnya. Rasa sakit ini tentu menjadi gangguan tambahan yang tidak diinginkan ketika para pembalap sudah harus berhadapan dengan tekanan fisik dan mental selama balapan.

Ia juga berpendapat bahwa informasi yang dibutuhkan selama balapan sudah cukup disampaikan melalui dasbor dan papan pit, tanpa perlu menambah komunikasi radio. “Kami sudah punya semua alat peringatan yang dibutuhkan, dan radio hanya akan mengalihkan perhatian kami,” tambahnya. Bagi Bagnaia, fokus tanpa gangguan adalah kunci performa optimal di lintasan.

Sistem komunikasi radio satu arah ini direncanakan mulai berlaku pada 2025, dan pada 2027, teknologi dua arah antara tim dan pembalap juga akan diperkenalkan, mirip dengan yang digunakan di Formula 1. Namun, Bagnaia menilai dinamika balap motor sangat berbeda dengan Formula 1, sehingga penggunaan teknologi semacam ini kurang cocok untuk MotoGP. “Kami mengendarai motor yang tidak memungkinkan adanya gangguan seperti itu,” tegasnya.

Sebagai pembalap berpengalaman, Bagnaia merasa bahwa meskipun teknologi ini mungkin bermanfaat di balapan lain, penerapannya di MotoGP justru bisa berdampak negatif. Baginya, sanksi yang mungkin diterima akibat menolak penggunaan radio tidak sebanding dengan risiko kehilangan fokus yang berpotensi terjadi di lintasan.

Selain masalah fokus, Bagnaia juga menyoroti aspek fisik penggunaan alat tersebut. Desain earphone yang digunakan dalam sistem komunikasi dianggap kurang nyaman, terutama ketika harus dipakai dalam balapan panjang. “Menekan telinga selama lebih dari 30 detik sudah cukup menyakitkan, apalagi jika digunakan selama balapan yang bisa berlangsung 40 menit atau lebih,” ujarnya.

Bagnaia mengakhiri pernyataannya dengan menyatakan bahwa, demi kenyamanan dan keselamatannya, ia siap menerima denda setiap kali menolak penggunaan radio ini. Keputusan tegas Bagnaia tentu akan memicu diskusi di kalangan penggemar dan pembalap lainnya terkait penerapan teknologi di MotoGP. Namun, dengan rekam jejak prestasinya, pendapat Bagnaia tentu memiliki bobot tersendiri dalam perdebatan ini.

Keputusan Pecco Bagnaia untuk menolak penggunaan alat komunikasi radio di MotoGP mencerminkan keyakinannya akan pentingnya fokus dan kenyamanan saat balapan. Meskipun teknologi ini diharapkan dapat membantu dalam memberikan peringatan dari Race Direction, Bagnaia merasa bahwa alat ini lebih banyak membawa masalah daripada solusi. Dengan tegas, ia lebih memilih untuk didenda setiap balapan daripada menggunakan teknologi yang ia anggap mengganggu.

Keputusan ini tentu akan menjadi perdebatan di kalangan penggemar dan pembalap lainnya. Namun, sebagai salah satu pembalap terbaik di dunia saat ini, Bagnaia sudah pasti memiliki pertimbangan matang mengenai apa yang terbaik untuk dirinya dan performanya di lintasan. Terlepas dari apakah teknologi ini akan diterima atau tidak oleh semua pembalap, yang pasti Bagnaia telah menunjukkan sikap tegas dan keberaniannya dalam menghadapi perubahan teknologi di dunia balap MotoGP.

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Pecco Bagnaia Tolak Alat Komunikasi Radio di MotoGP: “Lebih Baik Didenda Daripada Kehilangan Fokus” yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

Muhammad Wildan Nursyamsi

Seorang yang memiliki keterkaitan dan antusiasme pada dunia jurnalistik dan teknologi