NOBARTV NEWS Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akhir-akhir ini kerap menuai sorotan publik lantaran perubahan sikap yang cukup signifikan. Mulai dari manuver mereka di DKI Jakarta yang meninggalkan Anies hingga yang terbaru, perubahan sikap PKS terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dalam kurun waktu 1 tahun ke belakang Fraksi PKS di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menjadi satu-satunya fraksi yang getol menyuarakan penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) IKN. PKS menganggap IKN sebagai program yang tidak strategis melihat kondisi keuangan negara. Mereka bahkan dengan lantang menyuarakan penolakan tersebut di hadapan publik.
Mulai dari anggota DPR RI fraksi PKS hingga Presiden PKS Ahmad Syaikhu tanpa ragu memperlihatkan posisi PKS sebagai satu-satunya partai yang lantang menolak pembangunan IKN.
Namun semuanya berubah hanya dalam kurun waktu kurang 1 tahun terakhir. PKS mulai membangun kedekatan dengan Prabowo Subianto dan Partai Gerindra. Mereka bahkan telah bekerja sama di sejumlah kontestasi Pilkada di berbagai daerah.
Teranyar dan tentu yang paling mengejutkan adalah PKS yang bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus di Pilkada Jakarta dengan mengusung Ridwan Kamil-Suswono. Sebelumnya PKS memberikan dukungan kepada Anies Baswedan untuk maju dalam Pilkada Jakarta. Namun, menjelang detik-detik akhir pendaftaran PKS berbalik dan bergabung dengan 12 partai lain mendukung RK-Suswono.
PKS: Dulu Membenci Sekarang Memuji
Teranyar elite PKS dengan terbuka menampakkan keberpihakan mereka pada pembangunan IKN. Padahal sebelumnya PKS sangat getol menolak IKN.
Ketua DPP PKS sekaligus anggota Komisi II DPR RI, Mardani Ali Sera menyampaikan dukungannya terhadap pembangunan IKN.
“Untuk otoritas IKN izin pertama kali dalam sejara ini pimpinan dan anggota ada rekor mitra Komisi II yang anggarannya di atas Rp 10 triliun usulannya,” ujar Mardani dalam rapat kerja Komisi II DPR RI.
“Kami mendukung tetapi perlu sangat dijaga akuntabilitasnya, suistanabilitasnya. Yang menjadi perhatian adalah karena konsepnya city in the forest gitu loh betul-betul keasrian dan keaslian baik kondisi alam masyarakat-masyarakat adat betul-betul dijaga,” ujar Mardani menyampaikan pandangannya.
“Menurut saya, itu adalah karya anak bangsa yang harus terus dijaga,” puji Mardani.
Tak pelak ucapan Mardani Ali Sera ini ditanggapi beragam oleh warganet di platform X.
‘Saya aslinya 2 orang’ tulis akun @wepe20_
‘Nah ini yg disebut M itu. Dulu menolak tiba tiba jadi muji muji. Kalo di Partai lain sih sudah gak aneh, ini ngerinya ada label dakwahnya dan qodarulloh di partainya banyak ustadznya. Qoidah Ushul Fiqih mana yg membolehkan merubah ucapan jadi tanaqqud. Ingin bilang M tapi ngeri,’ ujar akun @hebringagency84
‘apapun makanannya, minumannya lebih mantap ludah sendiri’ ujar akun @Fchand30 disertai emoticon tertawa menangis di ujung komentar.
‘Kalo kite dikibulin oleh Gerombolan Preman/Bajingan mungkiin ga terlalu nyesek kali… Lah ini yg katanya byk ustadz/zah yg bercokol? Udah hilang rasa malu sm temen, tetangga, kolega.. parah!!’ tulis akun @helos_nib_ibdruk melampiaskan kekecewaanya.
‘Kalau kambing yg dipegang adlh tali nya Klau manusia d pegang adlh ucapan nya Jika ucapan dan perbuatan tidak sinkron, maka jangan lg dipercaya. Ketahui lah bahwa sebenarnya dia seorang munafik,” ujar akun @UwohMe
‘Hahahahahaha, kukira beda, ternyata sama saja’ tulis akun @ayosnry
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: