NOBARTV NEWS Terjawab sudah teka-teki nasib Anies Baswedan pada Pilkada serentak tahun 2024. Pasca PDIP urung mengusungnya di Pilkada Jakarta, Anies santer dikabarkan akan dicalonkan sebagai Calon Gubernur (Cagub) Provinsi Jawa Barat didampingi Ono Surono.
Hal tersebut dikemukakan oleh sejumlah petinggi PDI Perjuangan termasuk Ono Surono sendiri. Melalui akun media sosial yang dimilikinya Ono bahkan mengatakan kandidat Cagub yang diusung PDIP di Jawa Barat akan mengejutkan banyak pihak dan bisa jadi bukan berasal dari kader PDIP.
Menurut sejumlah pengamat politik ada beberapa pertimbangan yang membuat PDIP melihat Anies cukup berpeluang jika diturunkan di Pilgub Jawa Barat. Salah satunya adalah perolehan suara Anies di Jawa Barat yang cukup besar.
Dilansir cnbcindonesia.com, pada Pilpres 2024 lalu Anies-Muhaimin berhasil meraih 31,67 persen suara di Jawa Barat yang setara dengan 9.099.674 suara. Selain itu, penerimaan masyarakat Jawa Barat pada sosok Anies Baswedan disinyalir cukup baik dan tidak akan menimbulkan resistensi berarti.
Jadi tidaknya Anies maju menjadi semakin menegangkan ketika menjelang detik-detik terakhir pendaftaran Anies akhirnya memberikan jawaban resminya.
Anies Tolak Maju di Pilkada Jawa Barat
Penolakan Anies tersebut disampaikan langsung oleh Juru Bicara (Jubir) Anies, Sahrin Hamid melalui akun X resmi miliknya @sahrinhamid. Sahrin menyatakan Anies tidak menerima tawaran partai politik untuk maju di Jawa Barat, termasuk tawaran dari PDI Perjuangan.
“Anies tidak maju di Jabar,” kata Sahrin, Kamis (29/8/2024).
Sahrin tak menampik bahwa Anies dan timnya membicarakan dengan serius aspirasi dari partai politik yang ingin mengusungnya di Pilkada Jabar.
Namun setelah mempertimbangkan banyak hal pada akhirnya Anies Baswedan memilih untuk tidak maju di Pilkada Jawa Barat tersebut.
Melalui jubirnya Anies tak lupa mengucapkan terima kasih kepada sejumlah partai politik atas dukungan yang diberikan. Ia juga menyampaikan secara gamblang alasan dirinya tidak maju di Pilkada Jawa Barat.
“Mas Anies menyampaikan terima kasih atas tentunya tawaran partai politik yang meminta Mas Anies untuk maju di Jawa Barat,” tutur Sahrin di hadapan awak media.
Sahrin mengungkapkan bahwa alasan utama Anies tidak maju di Pilkada Jawa Barat adalah karena tidak adanya aspirasi dari berbagai elemen masyarakat di Jawa Barat yang menginginkannya maju di Pilkada tanah Pasundan itu.
“Dan kita tahu bahwa kalau di Jakarta memang banyak aspirasi warga masyarakat yang meminta Mas Anies untuk maju di Pilkada Jakarta,” jelas Sahrin.
“Itu juga terefleksi dalam keputusan partai di tingkat wilayah maupun daerah yang meminta Mas Anies untuk maju di Pilkada Jakarta. Dan kita tahu itu juga beberapa keputusan partai di tingkat pusat,” kata Sahrin lebih lanjut.
Sedangkan untuk Jawa Barat menurut Sahrin tidak ada aspirasi dari rakyat, hanya ada usulan dan keinginan dari partai politik.
“Namun memang Jawa Barat itu tidak ada secara khusus permintaan dari warga masyarakat maupun aspirasi dari partai politik di tingkat daerah maupun di tingkat wilayah,” tutur Sahrin.
Penjelasan Sahrin Hamid yang mewakili Anies Baswedan ini secara tidak langsung menyentil cara pengambilan keputusan elite partai di tingkat pusat yang mengabaikan aspirasi masyarakat dan partai di tingkat daerah.
Oleh karenanya, ketika di Jawa Barat ia hanya diminta oleh elite partai dan tidak ada aspirasi dari perwakilan partai di tingkat daerah lebih-lebih dari warga Jawa Barat sendiri, maka Anies memilih untuk tidak maju di Pilkada Jawa Barat.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: