What's on Google Trends

Putin Mengamuk! Rusia Ancam Perang Dunia Ketiga Setelah Serangan Balik ke Ukraina



NOBARTV NEWS Invasi mendadak Ukraina ke wilayah Kursk, Rusia, yang dimulai pada 6 Agustus 2024, telah memperburuk ketegangan antara kedua negara.

Sejak serangan tersebut, Rusia melancarkan balasan agresif yang memicu kekhawatiran akan potensi konflik yang lebih luas. Ketegangan terbaru ini mengancam untuk melibatkan negara-negara besar lainnya dan menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan Perang Dunia Ketiga.

Pada akhir pekan lalu, Rusia merespons serangan Ukraina dengan intensitas tinggi. Pada Senin, 100 lebih rudal dan lebih dari 100 drone diluncurkan ke wilayah Ukraina, yang kemudian dilanjutkan dengan serangan roket yang masif pada Selasa. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa serangan ini merupakan respons terhadap serangan Ukraina yang dinilai sangat berbahaya dan merusak stabilitas regional.

Presiden Vladimir Putin, melalui juru bicaranya, mengungkapkan bahwa Rusia siap untuk menghadapinya dan tidak akan membiarkan agresi Ukraina tanpa balasan.

Dalam pernyataan terbaru, Rusia menegaskan bahwa mereka menganggap peran Barat, terutama dalam memberikan senjata kepada Ukraina, sebagai faktor utama yang memperburuk situasi.

Moskow memperingatkan bahwa jika negara-negara Barat terus mendukung Ukraina dengan senjata, risiko terjadinya konflik global yang meluas menjadi sangat nyata.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dalam pernyataannya yang dikutip oleh Reuters pada 28 Agustus 2024, memperingatkan bahwa dukungan Barat kepada Ukraina dalam bentuk senjata bisa memicu Perang Dunia Ketiga.

“Kami kini menegaskan sekali lagi bahwa bermain api, seperti anak kecil yang bermain korek api, adalah hal yang sangat berbahaya bagi ‘paman dan bibi dewasa’ yang dipercayakan dengan senjata nuklir,” ujar Lavrov.

Pernyataan Lavrov ini menyoroti doktrin nuklir Rusia yang diperbarui pada tahun 2020. Doktrin ini menetapkan kondisi ketika Rusia akan mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir.

Umumnya, doktrin ini adalah tanggapan terhadap serangan dengan senjata nuklir atau pemusnah massal lainnya. Namun, Lavrov menambahkan bahwa Rusia juga mungkin mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir jika mereka merasa keberadaan negara mereka terancam oleh penggunaan senjata konvensional.

Seiring dengan peningkatan ketegangan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menanggapi ancaman Rusia dengan skeptisisme. Ia menyebut serangan Rusia sebagai upaya untuk menutupi kegagalan dan mengatakan bahwa ancaman Kremlin hanyalah gertakan.

Zelensky mendesak sekutu-sekutu Ukraina untuk terus memberikan dukungan, termasuk persenjataan yang diperlukan untuk melawan serangan Rusia.

Menurut laporan, serangan Ukraina di Kursk menggunakan berbagai persenjataan yang diberikan oleh negara-negara Barat, termasuk tank dari Inggris dan sistem roket HIMARS dari Amerika Serikat. Ukraina mengonfirmasi bahwa rudal HIMARS telah digunakan untuk menghancurkan jembatan di Kursk, yang dianggap sebagai langkah strategis dalam melawan serangan Rusia.

Pemerintah Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka tidak terlibat dalam rencana serangan Ukraina dan tidak mengetahui detail operasi tersebut sebelum serangan dilancarkan.

Namun, Kepala Intelijen Luar Negeri Rusia, Sergei Naryshkin, menyatakan ketidakpercayaan terhadap klaim Barat tersebut. Rusia juga menuduh Amerika Serikat sebagai pelaku di balik serangan Kursk, sementara Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, menyebut keterlibatan AS sebagai fakta yang jelas.

Sementara itu, The New York Times melaporkan bahwa AS dan Inggris menyediakan citra satelit dan informasi intelijen lainnya kepada Ukraina setelah serangan berlangsung. Laporan tersebut menyebutkan bahwa intelijen ini bertujuan untuk membantu Ukraina dalam melacak gerakan bala bantuan Rusia dengan lebih efektif. Hal ini menunjukkan peran aktif Barat dalam mendukung Ukraina dalam menghadapi serangan Rusia.

Di sisi lain, Presiden Zelensky mengumumkan bahwa Ukraina telah mulai menggunakan jet tempur F-16 yang dipasok oleh negara-negara Barat untuk menghadapi serangan Rusia.

Jet-jet tempur ini telah digunakan untuk menembak jatuh drone dan rudal yang diluncurkan Rusia dalam serangan terbaru. Zelensky juga mengungkapkan bahwa Ukraina memerlukan lebih banyak jet tempur F-16 untuk mencapai keseimbangan kekuatan dengan Rusia.

Ia menyebutkan bahwa Ukraina membutuhkan setidaknya 120 unit F-16 untuk mendapatkan “paritas” dengan kekuatan militer Rusia.

Selain itu, Zelensky mengungkapkan keberhasilan uji coba rudal balistik pertama yang dibuat di dalam negeri Ukraina. Ia menyatakan bahwa uji coba tersebut telah berjalan dengan positif dan mengucapkan selamat kepada industri pertahanan Ukraina atas pencapaian tersebut.

Ukraina berupaya untuk mengembangkan industri senjatanya sendiri dan mendorong produksi militer di dalam negeri sebagai bagian dari strategi untuk memperkuat kapabilitas militernya.

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Putin Mengamuk! Rusia Ancam Perang Dunia Ketiga Setelah Serangan Balik ke Ukraina yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

Siti Nur Azizah

seorang content writer yang comel