NOBARTV NEWS Senin malam, 26 Agustus 2024, wilayah DI Yogyakarta dan sejumlah daerah di Jawa Timur diguncang oleh gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,8. Gempa ini berdampak luas, merusak berbagai bangunan di beberapa daerah termasuk Pacitan, Madiun, Kediri, dan Malang, serta menyebabkan kekhawatiran di masyarakat.
Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY yang diterima pada pukul 21.05 WIB, gempa bumi tersebut menyebabkan kerusakan pada sejumlah bangunan di Kabupaten Gunungkidul, Bantul, Sleman, dan Kulon Progo.
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, mengonfirmasi bahwa gempa ini mengakibatkan kerusakan pada empat rumah di Kabupaten Gunungkidul. Selain itu, terdapat pula kerusakan pada satu plafon bangunan pasar di Prambanan, DIY.
Menurut informasi yang dipublikasikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui akun X, gempa terjadi pada pukul 19.57 WIB dengan episentrum terletak 95 kilometer barat daya Gunungkidul. Hiposentrum gempa tercatat pada kedalaman 30 kilometer di bawah permukaan bumi. Guncangan gempa terasa cukup kuat dan merata hingga ke daerah Sleman, DIY.
Di Balairung UGM, CNNIndonesia.com melaporkan bahwa getaran gempa membuat kaca bangunan bergetar dengan intensitas tinggi selama beberapa detik.
Mahasiswa yang tengah berdiskusi di halaman Balairung terlihat kaget, sementara petugas keamanan dan karyawan UGM yang berada di lokasi segera berlarian keluar dari gedung untuk menghindari bahaya.
BMKG menyatakan bahwa gempa tersebut juga terasa di beberapa wilayah lain di Jawa Timur, seperti Nganjuk dan Malang dengan skala MMI II.
Di Karangkates, getaran dirasakan dengan skala MMI III, dan di Sleman, getaran mencapai skala III-IV MMI. Data ini menunjukkan bahwa kekuatan gempa dirasakan secara signifikan di berbagai daerah, menunjukkan seberapa luas jangkauan dampak dari gempa tersebut.
Sejumlah daerah yang terkena dampak di Yogyakarta dan sekitarnya mengalami berbagai jenis kerusakan. Di Gunungkidul, selain kerusakan pada rumah-rumah, beberapa fasilitas umum juga mengalami kerusakan akibat getaran gempa. Di Prambanan, kerusakan pada plafon pasar menunjukkan dampak yang lebih luas dari gempa ini terhadap infrastruktur publik.
Di Sleman, daerah yang cukup dekat dengan pusat gempa, getaran dirasakan dengan intensitas yang cukup kuat. Masyarakat di daerah ini juga merasakan efek langsung dari guncangan gempa yang menyebabkan kepanikan di antara warga dan mahasiswa.
BMKG juga menambahkan bahwa meskipun gempa ini cukup kuat, tidak ada potensi tsunami yang dihasilkan dari kejadian ini. Hal ini memberikan sedikit rasa lega bagi masyarakat yang mungkin khawatir akan bencana susulan berupa gelombang tsunami.
Meskipun demikian, gempa bumi dengan kekuatan tersebut tetap menimbulkan kekhawatiran dan kebutuhan akan tindakan cepat untuk penanggulangan bencana.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh tim tanggap darurat untuk menilai kerusakan lebih lanjut dan memberikan bantuan kepada korban yang terkena dampak.
BPBD dan berbagai instansi terkait bekerja sama untuk mengidentifikasi area yang paling parah terkena dampak dan memberikan bantuan yang diperlukan.
Sementara itu, masyarakat di daerah terdampak diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti petunjuk dari pihak berwenang. Pemerintah setempat juga berupaya untuk memperbaiki kerusakan yang ada dan memberikan dukungan kepada warga yang membutuhkan.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: