What's on Google Trends

Macron Ungkap Penahanan CEO Telegram Bukan Manuver Politik



NOBARTV NEWS Presiden Prancis Emmanuel Macron memberikan pernyataan resmi terkait penahanan Pavel Durov, pendiri dan CEO Telegram, yang baru-baru ini ditangkap di Prancis. Dalam pernyataannya, Macron menekankan bahwa penahanan Durov tidak berkaitan dengan keputusan politik dan merupakan bagian dari proses hukum yang sedang berlangsung.

Pada Senin (26/8), Macron menanggapi spekulasi yang berkembang di media mengenai motif di balik penangkapan Durov. Melalui media sosial X, Macron menegaskan komitmen Prancis terhadap kebebasan berekspresi dan berkomunikasi.

“Saya telah melihat berita bohong mengenai Prancis setelah penangkapan Pavel Durov. Prancis sangat berkomitmen pada kebebasan berekspresi dan berkomunikasi, pada inovasi, dan pada semangat kewirausahaan dan akan tetap begitu,” tulis Macron.

Pavel Durov, seorang pengusaha keturunan Prancis-Rusia berusia 39 tahun, ditangkap pada Sabtu malam (23/8) sekitar pukul 8 malam. Penangkapan tersebut terjadi di Bandara Bourget, Paris, saat Durov baru saja turun dari jet pribadinya. Informasi mengenai penangkapan ini menarik perhatian publik karena Durov adalah pendiri salah satu aplikasi perpesanan terbesar di dunia, Telegram.

Durov, yang sebelumnya dilaporkan berada di Azerbaijan, tiba di Prancis pada saat yang bersamaan dengan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh otoritas Prancis. Penangkapan ini mengikuti laporan bahwa Durov terdaftar sebagai orang yang dicari di Prancis. Tindakan ini menunjukkan ketegasan otoritas Prancis dalam menangani kasus-kasus yang melibatkan dugaan pelanggaran hukum serius.

Setelah penangkapannya, pengadilan Prancis memutuskan untuk memperpanjang masa penahanan Durov hingga 96 jam.

Keputusan tersebut diambil pada Minggu malam (25/8) dan berarti Durov harus dibebaskan atau dibawa ke hadapan hakim pada akhir masa penahanannya untuk kemungkinan didakwa. Selama periode ini, penyelidikan yang dilakukan oleh Kepolisian Peradilan Nasional Prancis berlanjut untuk mengumpulkan bukti dan menentukan langkah hukum selanjutnya.

Penyelidikan yang mengarah pada penahanan Durov berfokus pada dugaan kurangnya moderasi di platform Telegram, yang diklaim oleh pihak berwenang memungkinkan aktivitas kriminal terus berlanjut tanpa hambatan.

Telegram, sebagai salah satu aplikasi perpesanan yang sangat populer, sering kali menjadi sorotan karena fitur privasinya yang memungkinkan komunikasi yang sangat aman dan terenkripsi.

Laporan awal menyebutkan bahwa Kepolisian Peradilan Nasional Prancis mengeluarkan surat perintah penggeledahan terhadap Durov setelah melakukan penyelidikan awal.

Penggeledahan ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan bukti yang relevan terkait dugaan aktivitas ilegal yang mungkin dilakukan atau difasilitasi melalui aplikasi Telegram.

Macron menegaskan bahwa penyelidikan ini merupakan bagian dari proses hukum yang tidak terpengaruh oleh tekanan politik manapun.

“Itu sama sekali bukan keputusan politik. Terserah kepada hakim untuk memutuskan masalah tersebut,” ujarnya.

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Macron Ungkap Penahanan CEO Telegram Bukan Manuver Politik yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

Siti Nur Azizah

seorang content writer yang comel